Harapan & Tindakan Pemuda Indonesia Untuk Mengatasi Perubahan Iklim

by - Oktober 13, 2023

 

Sumber : Unsplash (klik foto untuk informasi lanjut)


    Saya tinggal di provinsi yang langganan kabut asap dan kebakaran hutan yang nyaris kumat tiap tahun. Mau bagaimana lagi, selain memang Riau dipenuhi lahan gambut yang memang bisa menyimpan panas dan memunculkan titik api, disini juga, ahem, hutannya sudah gundul.


Begitulah, kabut asap muncul, pasti penyakit bermunculan terutama serangan sesak nafas seperti yang saya alami.


Jadi muncul pertanyaan, selain natural cause dari gambut, apa sih, yang bisa kita lakukan untuk paling tidak, mengurangi permasalahan ini?.


Sebuah pertanyaan yang wajar terlebih lagi jika dialamatkan kepada pemuda-pemudi Indonesia yang akan meneruskan masa depan. 


Karena saya bukan ahli nujum dan sejenisnya, berikut ini mungkin cara sederhana bagi kita dalam memahami kenapa perubahan iklim dan hutan itu sangat krusial dalam kelangsungan hidup manusia.





Perubahan Iklim, Fakta dan Dampaknya

Sumber : Unsplash (klik foto untuk informasi lanjut)




Seringnya yang bisa kita lakukan adalah mengeluh; ih, kok panas si atau kok. Hujan terus sampai banjir. Keluhan standard kita ya begitu ya, karena secara awam kita tidak mengetahui banyak fakta soal perubahan iklim ini.


Berhubung bumi juga sudah berumur, manusia semakin banyak yang tentunya dengan segala kebutuhannya seperti pembangunan pabrik dan industri yang menghasilkan limbah tersendiri, tidak mengherankan terjadi perubahan besar.


Dibawah ini beberapa fakta dan dampak dari perubahan iklim yang saya dapatkan dari Earth(dot)org:



  • Tindakan tidak bertanggungjawab manusia

Tahun 2021 kemarin,  Panel on Climate Change (IPCC) melaporkan bahwa manusia menjadi penyebab krusial dari pemanasan atmosfer, lautan dan daratan. Bukan hal baru, manuais pasti akan meninggalkan jejak emisi pribadi dan industrialis mereka.



  • Kenaikan karbon dioksida

Kajian lain menunjukkan bahwa CO2 telah mencapai titik tertingginya dalam 2 juta tahun. Kalau dulu pada masa pra-industri tingkat CO2  adalah sekitar 280 bagian per juta (ppm), sayangnya saat ini, kandungannya mendekati 420 ppm.



  • Peningkatan panas yang tintai

IPPC juga membagikan laporan penelitian mereka yang mencatat bahwa dekade terakhir kemungkinan besar merupakan periode terpanas dalam 125.000 tahun terakhir (duh, kebayang).



  • Laut menyerap sebagian panas

Studi pada tahun 2019 menemukan bahwa lautan telah menyedot 90% panas yang diperoleh bumi antara tahun 1971 dan 2010. Sebuah studi lain di tahun 2020 juga menemukan bahwa lautan menyerap 20 sextillion joule panas yang setara dengan dua bom Hiroshima per detik. (ah, gila ini!)



  • Resiko tinggi munculnya cuaca ekstrem

Kini bencana alam bisa dikaitkan dengan perubahan iklim yang disebabkan oleh aktivitas manusia. Meskipun begitu, bukan berarti semua bencana alam dipicu oleh ini ya, karena belum ada data dan teknik yang canggih untuk mendeteksi seberapa besar dampak yang kita hadapi terhadap setiap peristiwa cuaca ekstrem.




Langkah dan Solusi Perlindungan Hutan Untuk Perubahan Cuaca

Sumber: Unsplash (klik gamba untuk informasi lebih lanjut)




Lalu, bagaimana solusi dan harapan orang muda Indonesia terhadap penanganan isu perubahan iklim dan perlindungan hutan?. Jika saya bisa berpendapat ya, ada langkah masuk akal yang bisa diterapkan langsung untuk membantu mengurangi masalah climate change ini:


  • Mengurangi konsumsi yang tidak penting

Agak susah ya, karena saban hari kita pasti beli kopi kekinian yang limbah gelas dan plastic straw belum lagi kantong plastiknya yang beredar setiap saat. Ditambah lagi kita manusia modern bergaya yang bergantung pada fast fashion.

Meskipun mengurangi konsumsi produk-produk ini mungkin sulit (bisa bertahap kok), tapi kalau semua manusia di bumi (paling tidak setengahnya saja) sadar, barangkali kita bisa mengurangi beban berat bumi.



  • Tidak pakai plastik

Masih bagian solusi diatas, cara lain yang bisa dilakukan detik ini juga adalah mengurangi penggunaan plastik. Mulai dari bawa kotak bekal sendiri dan tumbler untuk beli kopi. Saya bisa bayangkan kalau seperempat warga dunia melakukan ini, pasti limbah kita yang menggunung tidak akan bertambah lagi.



  • Menggunakan kendaraan umum

Well, saya adalah orang yang menggunakan kendaraan umum dari dulu (karena saya tidak punya kendaraan pribadi..ehehe). Di zaman dimana pemerintah telah memberikan kemudahan transportasi bersama, tidak ada salahnya menggunakannya agar emisi pribadi kamu bisa berkurang.



  • Penghijauan hutan dan penjagaan lautan

Apalah hidup manusia tanpa hutan dan lautnya? Tapi lucunya, kita sering lupa lho, kita bergantung pada oksigen yang bersih yang di produksi oleh pepohonan di hutan dan laut sebagai bagian supply makanan kita.

Ini adalah cerita personal saya dari yang datang dari daerah dimana hutannya yang dulu subur, kini telah mandul dan dipenuhi sawit…hiks..  Saya berharap selain hutan dimana saya tinggal saat ini dan hutan mana saja, agar tetap dijaga, begitu juga lautan kita.



Sumber : WRI Indonesia (klik foto untuk informasi lebih lanjut)




Sebenarnya sih ya, saya sendiri cukup struggling dalam mencoba membantu perubahan iklim ini, karena rasanya masih kurang begitu. Tapi tidak apa-apa, mimpi yang besar bisa dimulai dari tindakan nyata yang kecil dulu.


Bagaimana dengan kamu?. Yuk share mimpi kamu terhadap penanganan isu perubahan iklim dan perlindungan hutan!. #UntukmuBumiku #TeamUpForImpact #MudaMudiBumi #BersamaBergerakBerdaya 


You May Also Like

0 comments