Halo pembaca (atau siluman yang lagi baca ini),
Dari kemarin saya ingin menulis lebih banyak setiap hari, tetapi rasanya mood dan tenaga saya tidak cukup (padahal main jobs saya adalah content writer yang menulis banyak artikel SEO setiap harinya). Berhubung ini adalah blog pribadi yang saya gunakan untuk berbagi pengalaman review baik lifestyle maupun beauty, membuat saya kurang disiplin.
Padahal seharusnya saya lebih rajin lagi ya, kalau bisa menulis artikel- artikel SEO tiap harinya, kenapa tidak di Ann Solo? Sekali lagi, sore pulang kantor, saya sudah kehabisan tenaga dan mood.
Sedangkan writing challenge ini awalnya saya lihat dari posting seorang teman di Instagram, saya jadi kepingin ikutan tapi di blog ini. Saya juga tidak begitu rajin membuat konten di Instagram (pemalasa emang Ann Solo ini!), jadinya saya akan mencoba disiplin menulis di blog.
Tetapi, saya belum yakin mampu untuk menulis setiap hari meski memang sudah ada guide begini, karena ini adalah tulisan yang sangat- sangat personal. Eh, jangan kuatir, saya akan mencoba untuk tetap memenuhi challenge ini dengan kemampuan dan usaha saya. Ya, mungkin tidak setiap hari.
Oya, saya juga kurang termotivasi karena SEO dan algoritma Google saat ini kacau balau, pengunjung dan pembaca blog somehow jadi berkurang jauh. Hiks. Sedih akyutuh.
Anyway, saya akan mencoba optimis untuk tahun mendatang ya, dengan salah satunya adalah tetap konsisten dan rajin menulis di Ann Solo. Adapun tema penulisan ada pada foto dan kalau pembaca juga ingin ikut serta, yuk, bareng- bareng.
Jangan lupa untu kberbagi link tulisan dari writing challenge 2021 kamu di kolom komen dibawah agar bisa saya kunjungi, ya.
Oh, oh, abaikan tulisan lockdown di foto ini ya, saya mengambil challeng ini dari teman dan lockdown apa tidaknya kita sekarang, tidak masalah yang penting : menulis selalu.
Kapan terakhir kali saya berbagi mengenai perjalanan saya menjadi seorang minimalist sejati? Entahlah, saya pun tidak ingat, mungkin beberapa bulan lalu? Lalu apa yang terjadi setelah itu, apakah saya berhasil menjalankan misi hidup yang semestinya bisa dilakukan dan masuk akal ini ketimbang menunggu pangeran berkuda putih si Oppa Gong Yoo?
Sebenarnya tidak banyak, saya malah sempat relapsed berapa kali dengan membeli pakaian, sepatu, skincare dan hal- hal random lainnya. Macam- macam pembenaran dalam pembelian tersebut, intinya memang tidaklah begitu penting meski memang ada beberapa diantaranya adalah hal yang saya butuhkan seperti makanan, vitamin dan obat- obatan.
Bicara membeli makanan pun, saya lebih kepada impulsive buying atau ngaco saja, ya kalau tidak pengen makan atau minum sesuatu, ya lagi kelaparan. Pada dasarnya saya sangat payah dalam menyetok makanan untuk diri sendiri. Saya memang memerlukan stok makanan ringan atau instant, eh tapi begitu sampai di supermarket, rasa- rasanya saya tidak membutuhkan itu semua. Kemudian, kelaparan dan menyesal tidak membeli stok makanan.
Begitu pula dengan stok makanan alias snack yang tidak sehat dan random, pemakanan dan diet saya sangat buruk. Frustasi memang, karena saya mengalami eating disorder, jadi saya tidak begitu sensitif terhadap diet saya walau memang saya aware saya harus makan kalau tidak maag/gastritis akut saya akan kumat. Tapi, tidak belajar dari pengalaman sebelumnya, saya tetap saja tidak disiplins dalam diet pemakanan saya.
Sigh.
Belajar Menjadi Minimalist - Burnout dan Kelelahan Mental
Ada banyak hal yang bermain di pikiran saya sehingga menimbulkan stress dan depresi, salah satu penyumbang masalah mental terbesar tahun ini adalah pandemi covid. Paranoid-nya it lho, crippling banget. Saya sampai merasa agak delusional karena rasanya ini tidak nyata melainkan hanya mimpi buruk dan lagi tidur saja. Semuanya membuat kemungkinan baik jadi ikut tertutup.
Untungnya saya mempunyai pekerjaan yang memang saya sukai meski pasti ada ups and downs juga, kan. Things you can’t avoid. Selebihnya saya lebih frustasi akan keadaan sekarang yang membuat ketidakpastian hidup semakin berat (padahal sejak kapan hidup saya ada kepastiaan? Saya hidup dengan ketidakpastian selama ini, begitu pandemi, kenapa jadi lebih panik, sih?).
Anyway, saya sudah mencoba bermain game di kantor, membaca buku sebagai hobi utama hidup ini, main sama keponakan, tapi saya tetap burnout. Sampai saat menulis ini pun, saya masih burnout.
Heavy sigh.
Belajar Menjadi Minimalist - Anxiety Tertimbun Barang- Barang
Dari tahun kapan saya ingin mengurangi barang- barang di kamar saya (milik sendiri ya, bukan milik anggota keluarga yang lain). Bahkan saya sempat mendonasikan banyak buku (ratusan) dan merasa masih banyak buku yang harus saya donasikan. Karena buku- buku itu sudah saya baca dan rasanya akan lebih baik jika orang lain juga membacanya. Plus, berapa bulan ini saya telah mempunyai akun di Gramedia Digital dan mengunduh e-book lainnya.
Jadi selain buku- buku yang memang ingin saya simpan, selebihnya saya harus mendonasikannya supaya beban tertimbun barang ini lebih lega. Saya juga berhasil menyingkirkan beberapa sepatu dan banyak pakaian yang tidak lagi saya sukai (saya bosan dengan flanel, jadi saya menyingkirkan kemeja flanel). Celana jeans favorite yang tidak muat lagi pun berhasil saya singkirkan.
Lega memang.
Tetapi, saya sudah shopping pakaian thrift sebelumnya bahkan sampai kalap 2 kali, dong. Uhuhuhu
Niat hati mau legaan menyingkirkan pakaian, malah jadi beli pakaian lagi. Tapi untungnya saya telah belajar trik menemukan style berpakaian yang lebih sesuai dengan diri (juga umur) saat ini. Makanya saya menyingkirkan pakaian yang rasanya tidak sesuai selera dan thrifting pakaian yang lebih sesuai dengan selera saya yang sekarang condong pada warna- warna netral, hitam dan putih.
Karena oh karena sejatinya, pakaian hitam putih adalah pakaian ‘resmi’ orang- orang minimalist alias memberikan kita penghematan waktu dalam memilih padukan pakaian. Ya tapi saya kan, berhijab, tidak segampang mereka yang tidak berhijab yang bisa langsung cabut dengan kaos dan jeans saja. Saya harus memilih pakaian dan memadukannya dengan hijab, tas, sepatu..arkh!
So anyway, lemari saya sekarang sudah legaan, tapi saya akan tetap mengurangi beberapa pakaian lagi. Lagipula saya juga bekerja kantoran, saya memerlukan pakaian yang layak pakai dan untungnya kantor saya tidak formal serta tidak ada seragam, berpakaian rasanya lebih mudah dan tidak terlalu membebani. Kalau lagi mood, ya sedikit dandan, seringnya tidak mood, saya pakai seadanya saja.
Oh, satu lagi yang membuat saya letih dan terbebani adalah tumpukan skincare dan makeup. Sebenarnya hampir semua skincare yang saya dapatkan selama bekerja sebagai beauty blogger, alhamdulillah, sangatlah terpakai dan membantu kulit saya. Hanya saja, saya memang harus mengerem pembelian skincare atau makeup sendiri karena saya berniat menghabiskan semua sisa skincare dan makeup dari sponsor.
Untungnya saya telah menghabiskan ½ dari produk sponsor tersebut, bahkan saya berencana ingin membeli beberapa diantaranya karena hasilnya bagus. Cuma nih, sebenarnya saya tidak mempunyai banyak produk (jika dibandingkan dengan beauty blogger lain), tapi saya merasa sudah kelelahan duluan karena saya punya niat mulia untuk menghabiskannya. Dedikasi yang luar biasa, ya?!
Kalau makeup, jangan ditanya kapan habis, lha wong, maskeran terus tiap hari. Rasanya mubazir makeup-an tapi yang kena malah masker dan pengap bikin jerawatan. Tapi saya harus, rus, rus! Eh tapi tidak harus sih, kenapa maksa kalau shade foundation tidak sesuai dengan kulit saya? Beberapa diantaranya saya bagikan kepada cewek- cewek di keluarga saya, deh.
Belajar Menjadi Minimalist - Keinginan Hidup Dengan Sedikit Barang dan Kebutuhan
Begitu banyak podcast di YouTube mengenai cara hidup minimalist yang saya tonton dengan rajin ya hari demi hari. Mulai dari Ryan dan Joshua si The Minimalist, CK Space, sampai random video yang kiranya sesuai dengan arah tuju yang saya kehendaki. Ada yang bagus, ada yang bikin stress.
Tapi, saya memang setuju untuk membuat capsule wardrobe atau barang- barang yang disimpan di dalam kotak, dalam 30 hari, mari lihat apakah kita memerlukannya, memikirkannya atau tidak. Kalau tidak, ya barang- barang itu sebaiknya disingkirkan. Saya tidak melakukan cara ini karena kamar saya kecil dong, lagipula saya sudah tahu barang apa saja yang tidak lagi saya butuhkan atau rindukan (eh, masih ada beberapa barang yang kepikiran sayang dibuang, tapi itu hanya perasaan sementara saja, untungnya).
Selain itu saya juga ingin hidup dengan 10 pakaian, 1 sepatu, 2 skincare, 1 lip balm. Hei, itu tidak mungkin. Saya sangat menyukai skincare (juga makeup, nah, ya) dan merasakan manfaat dari pemakaian skincare. Sorry not sorry, saya tidak mau menjadi minimalist yang terlalu extreme sampai penjagaan kulit pun diabaikan. Banyak yang begitu, rata- rata disebut extreme minimalist yang melihatnya saja saya bingung, ini orang masih ingin hidup atau mau jadi pertapa di dalam goa, aja?.
Tidak ada salahnya memang jadi extreme minimalist, tapi seperti namanya yang extreme, ini bisa menyebabkan obsesi yang berujung penyakit mental. Saya sudah cukup dengan BPD, anxiety dan panic attack, saya tidak mau lagi menambah penyakit dan beban mental. Sejatinya saya hanya ingin mempunyai kamar yang hanya ada barang yang benar- benar saya butuhkan, rekening bank yang gendut dengan digit yang banyak, serta kelegaan berpikir tanpa terbebani oleh banyak benda yang sebenarnya tidak saya butuhkan apalagi gunakan.
Goodbye, Things
Semuanya tidak akan lengkap tanpa buku karangan Fumio Sasaki yang tidak sengaja saya temukan wawancaranya di YouTube 2017 silam. Saya masih struggle membaca bukunya yang selalu memberi saya semangat dan cita- cita untuk lebih rapi tidak hanya mengorganisir barang yang saya punya dan butuhkan, tapi keadaaan mental state saya juga.
Lalu, apakah saya masih akan terus berjuang menjadi minimalist di tahun 2021? Jawabannya adalah tentu saja. Meski ada ups and downs dalam menjalankan misi ini, tapi saya berusaha untuk tidak menyerah meski mood saya sangat parah dan tidak dapat diprediksi. Saya harus menyemangati diri sendiri karena ini adalah pertarungan saya dan hidup saya.
Oleh karenanya, saya akan mulai lagi membersihkan dan menyortir barang- barang yang rasanya membuat langkah saya menjadi berat dan berusaha mengatur keadaan keuangan saya. Secara, menjadi minimalist tentunya lebih hemat dan rasional dalam memakai my hard earned salary, gitu.
Apakah kamu tertarik menjadi minimalist juga?
Makin kesini makin banyak merek kecantikan dari Korea Selatan resmi masuk dan menjual produk mereka secara resmi di Indonesia termasuk Huangjisoo. Tetapi merek Korea kali ini mengusung clean beauty yang sedang trend saat ini karena ide dari memanfaatkan hanya sedikit atau minim ingredients serta juga dapat digunakan untuk mereka yang sensitif maupun ibu hamil.
Berdasarkan informasi yang saya ambil dari website resmi mereka, Huangjisoo mengatakan bahwa :
We believe in the power of nature. Huangjisoo is a natural brand that combines innovative technology with proven natural ingredients. Every formulation is developed by Dr. Huang, providing consumers with pure, natural and effective skincare.
Menarik memang karena tidak semua merek bahkan clean beauty sekalipun yang bisa aman untuk ibu hamil. Tetapi Huangjisoo memberikan klaim untuk menambah pengalaman merawat kulit tanpa terkecuali terutama bagi kulit ibu hamil yang pastinya perlu dirawat tapi banyak yang kebingungan ingredients seperti apakah yang akan sesuai selama masa kehamilan tersebut. Lalu bagaimana review saya setelah memakai produk ini? Yuk, simak selanjutnya dibawah ini.
Penting dan Manfaat Dari Double Cleansing
Saya pribadi adalah orang yang selalu parno kalau tidak double cleansing setelah seharian memakai makeup, masker wajah dan terkena polusi. Padahal jika hanya mengandalkan micellar, oil cleansing, milk cleanser atau balm untuk mengangkat makeup saja, itu tidak akan cukup. Bahkan sebenarnya, residu dari pembersih masih tertinggal di kulit seperti di area yang kurang terjangkau atau pori- pori.
Sayangnya masih banyak orang yang menyepelekan dan menganggap step membersihkan wajah malam hari setelah memakai riasan dan terkena polusi itu kurang penting. Padahal jorok sekali, ya. Hiiiyy! Tidak jarang juga mereka menggunakan sembarangan pembersih seperti sabun badan ke wajah. Atau mereka yang menganggap light makeup atau hanya memakai sunscreen saja tidak membutuhkan pembersihan khusus. Salah! Mau makeup ringan dengan bedak tabur saja atau sunscreen, tidak membuat cara membersihkan wajah menjadi gampang pula.
Sejatinya, apapun yang kamu pakai di wajahmu dan setelah beraktifitas seharian, kulit wajahmu berhak untuk dibersihkan dan mendapatkan kesegarannya kembali. Terlebih lagi jika kamu mengandalkan sunscreen untuk harian, sebaiknya kamu benar- benar membersihkan kulit wajahmu karena sunscreen hanya dapat dibersihkan secara menyeluruh dengan pembersih tipe balm atau cleansing oil karena kandungnya adalah minyak.
Masih ragu kenapa kamu harus melakukan double cleansing? Jangan ragu, jangan kuatir karena sebenarnya double cleansing itu akan menyelamatkan kulitmu karena :
- Memberi kulit untuk beristirahat dan bernafas
- Membantu proses peremajaan kulit dengan memperbaiki dan regenerasi sel kulit
- Meluruhkan sel- sel kulit mati yang tidak terangkat sempurna dan menyumbat permukaan kulit
- Membuat step perawatan kulit atau makeup menjadi lebih mudah
- Mencegah timbulnya permasalah kulit seperti komedo, jerawat atau bruntusan
Review Huangjisoo Pure Perfect Cleansing Oil
Pada dasarnya saya membersihkan wajah dengan micellar water baru dilanjutkan dengan double cleansing. Namun saya mencari alternatif yang lebih irit kapas dan minim limbah, oleh karena itu saya lebih memilih cleansing oil karena tidak repot dan bisa langsung dibilas dengan air. Biar sesuai dengan clean beauty sesungguhnya, gitu. Akhirnya saya mencoba cleansing oil ini karena Huangjisoo Pure Perfect Cleansing Oil mengandung 8 minyak organik premium grade dan tidak mengandung air. Sehingga akan sangat efektif untuk mengangkat segala jenis kotoran yang terdiri dari campuran makeup dan debu polusi . Selain itu, cleansing oil ini tidak menimbulkan komedo (non comedogenic) atau bruntusan.
Baiklah, saya akan menjabarkan apa saja pengalaman saya selama memakai cleansing oil ini :
- Tidak membuat kulit kering ketarik atau malah greasy licin, justru kulit saya terasa lembab, pas seperti baru di spray dengan toner face mist
- Tidak menimbulkan breakout dan komedo, padahal aslinya kulit kombinasi saya ini paling sensi dan mudah berkomedo/BO kalau salah pakai tipe cleansing oil
- Tidak meninggalkan residu film diatas kulit dan cukup mudah dibersihkan dengan air meski teksturnya tidak terlalu kental maupun terlalu runny
Karena juga tidak mengandung bahan kimia yang berbahaya, mendapatkan sertifikat EWG, cruelty free, dan 96% dari ingredients adalah berasal dari tumbuhan serta vegan, rasanya Huangjisoo Pure Perfect Cleansing Oil dapat dipakai oleh tipe kulit sensitif dan berminyak sekalipun. Sedangkan ingredient dari Huangjisoo Pure Perfect Cleansing Oil adalah :
Jojoba Oil , Green Tea Seed Oil , Bitter Orange Leaf Oil , Macadamia Nut Oil , Calendula Oil , Apricot Kernel Oil , Evening Primrose Oil , Olive Oil
Review Huangjisoo Pure Daily Foaming Cleanser – Deep Clean
Sebelumnya saya mau berkomentar bahwa saya paling suka dengan tipe facial cleanser yang model pump begini karena lebih praktis, pump sedikit saudah langsung berbusa dan cocok dipakai saat sudah pulang kantor, lelah dan inginnya cepat bersih- bersih saja. Cuma memang susah untuk menemukan cleanser model begini, dulu pun saya pernah mencoba tipe seperti ini tapi susah sekali mendapatkannya. Balik ke Huangjisoo ini, ternyata mereka mempunyai 5 varian dan Deep Clean berwarna ungu ini adalah pembersih wajah yang ditargetkan untuk menyapu semua kotoran kulit sedalam mungkin. Adapun pengalaman pemakaian saya sejauh ini membuat saya bisa menyimpulkan bahwa :
- Tidak membuat kulit kering ketarik
- Meninggalkan kesan kulit cukup lembab
- Mempunyai wangi seperti orange-ish yang segar dan untungnya tidak overwhelming
- Tekstur busanya juga tidak terlalu kental sehingga cepat menguap yang mana ini adalah pilihan tepat bagi saya yang tidak terlalu menyukai pembersih wajah yang terlalu berbusa
- Mengandung 3 kandungan utama ekstrak Mentha Arvensis untuk memperluas kapiler di kulit dan meningkatkan sekresi keringat, membersihkan bagian dalam kulit dan memberikan perasaan segar, ekstrak Cucumber sebagai bahan pelembut kulit dalam membantu melembabkan kulit kering dan lelah serta ekstrak Bunga Chrysanthemum yang merupakan bahan yang lembut untuk mengatasi masalah kulit dengan antioksidan yang menghilangkan radikal bebas.
- Fitur pump membuat facial cleanser ini lebih praktis, efisien dan cepat
Review Huangjisoo Hand Saniter Gel
Beli Produk Huangjisoo
- Huangjisoo Pure Perfect Cleansing Oil - 100 ml - Rp 299.000
- Huangjisoo Pure Daily Foaming Cleanser Deep Clean - 180 ml - Rp 399.000
- Huangjisoo Hand Saniter Gel - 500 ml - Rp 99.000
Saya melihat brand baru (paling tidak baru masuk Indonesia) Anua Skincare wara - wiri di Instagram dengan sesama teman beauty enthusiast yang me-review mereka asal Korea Selatan ini. Melihat packaging-nya yang minimalis dan tidak berisik, membuat saya juga ikutan tertarik dan bersyukur banget akhirnya bisa turut mencobanya.
Jarang- jarang saya banci packaging, tapi saat ini saya sedang mencoba disiplin untuk menjalankan progress hidup minimalis yang sungguh slow (sejak tahun 2017 padahal). Entah mengapa taste akan banyak hal berubah dengan pola hidup minimalis yang tengah saya perjuangkan ini, saya jadi lebih menyukai hal- hal yang simple, tidak terlalu banyak warna dan lebih condong pada perpaduan warna- warna monochrome. Hence, saya jadi suka packaging Anua Skincare ini. Hahay!
Mengenal Anua Skincare dari Korea Selatan
Menurut keterangan yang saya petik dari halaman situs wesb resmi Anua, mereka mengatakan bahwa merek ini :
Anua mendukung kehidupan yang menjaga dirinya sendiri dan berfokus sepenuhnya pada penjagaan diri. Sulit untuk memperbaiki kulit Anda hanya dengan mengaplikasikannya ke kulit Anda. Ini karena kulit merupakan hasil dari sejumlah faktor kompleks seperti stres, polusi udara, hormon, dan pola makan. Pikiran yang nyaman, gaya hidup teratur, dan kebiasaan makan yang tepat menciptakan kulit yang sehat. Anua mengejar kecantikan sehat yang dipimpin oleh gaya hidup seimbang. Kami percaya bahwa kulit kita bisa menjadi lebih energik dan lebih sehat ketika kita fokus sepenuhnya pada diri sendiri dan merasa nyaman dengan tubuh dan pikiran kita
Bahkan Anua juga menjanjikan :
Relaxing atau relaksasi
Ingredients yang fokus tertarget
Anua berfokus pada bahan-bahan karena kami menciptakan produk yang dapat memaksimalkan efektivitas bahan dengan menghilangkan hal-hal yang tidak perlu dan menemukan bahan yang baik atau tepat guna.
Kesederhanaan atau simplicity
Kami terobsesi dengan kesederhanaan. Kemegahan dan kerumitan menyembunyikan esensi. Kita berniat untuk memimpin dalam menciptakan dan menghadirkan gaya hidup sederhana dengan menciptakan formula kecantikan sederhana yang menciptakan kulit sehat.
Kemitraan Berkelanjutan (Sustainable Partnership)
Anua selalu berpikir tentang sustainability karena kami memiliki hubungan jangka panjang dengan mitra baik yang menangani bahan dan bahan organik, dan kita terus menerus diingatkan akan tanggung jawab lingkungan kita.
Review Anua Heartleaf Gentle Facial Cleanser
- Mempunyai wangi herbal yang segar dan minty
- Tidak terlalu berbusa padat yang banyak
- Teksturnya yang sama dengan rata- rata face wash tipe creamy
- Untungnya tidak menimbulkan breakout atau kulit kering ketarik
- Tidak meninggalkan residu film diatas permukaan kulit
- Sayangnya tidak mendatangkan banyak perubahan signifikan (biasanya sih, standard face wash lainnya) asal tidak menimbulkan efek apa- apa dan membersihkan wajah saja, saya sudah senang
- Isinya padat sekali, saya suka! Jadi ogah rugi!
Review Anua Heartleaf 70% Mud Cream Mask
- Suka warna packaging-nya yang hijau muddy (hence the name?)
- Berbeda dengan warna tabungnya, isi masker malah berwarna putih keruh
- Teksturnya mengingatkan saya pada mud mask merek lain
- Mempunyai wangi segar minty walau masih tetap terasa wangi alkohol untungnya tidak overwhelming
- Mudah diaplikasikan dan dibersihkan
- Tidak membuat kulit meranggas, kering ketarik dan ya, begitu saja
- Mungkin tidak ada hal yang spesial sejauh ini selain kulit agak terasa plumpy dan segar
Adapun daftar ingredients Anua Heartleaf 70% Mud Cream Mask :
Houttuynia Cordata Extract(70%), Kaolin, Propanediol, Isononyl Isononanoate, 1,2-Hexanediol, Dipropylene Glycol, Cetearyl Alcohol, Arachidyl Alcohol, Glyceryl Stearate, Bentonite, Behenyl Alcohol, Titanium Dioxide, Arachidyl Glucoside, Potassium Phosphate, Citrus Aurantium Bergamia (Bergamot) Fruit Oil, Glyceryl Stearate SE, Cetyl Alcohol, Ethylhexylglycerin, Xanthan Gum, Tocopheryl Acetate, Disodium EDTA, Allantoin, Panthenol, Water, Glucose, Salvia Officinalis (Sage) Oil, Butylene Glycol, Asiaticoside, Asiatic Acid, Madecassic Acid, Centella Asiatica Extract
Packaging Anua Skincare
Anua mengusung clean beauty dengan menapilkannya juga secara visual di semua packaging produk mereka. Meski saya rasa menambahkan kotak adalah tindakan tidak perlu karena toh, produk juga telah diberi segel di setiap lubang botol/tube. Tapi, harus saya beri pujian disini, Anua sepertinya telah mengetahui target perusahaan mereka.
Banyak merek Korea lainnya tidak siap untuk pasar internasional dan kurang memperhatikan betapa pentingnya untuk menggunakan bahasa Inggris untuk dicantumkan pada kemasan produk. Karena ya tidak semua kita mengerti Hangul, maka dari itu pihak brand hendaknya menggunakan bahasa awam yang mudah dimengerti oleh pelanggan international mereka.
Kudos Anua! Brand ini memang seperti yang mareka klaim diatas, selain juga menjaga dan tahu betul memakai bahan dalam produk, juga memahami betapa gilanya dunia akan semua brand kecantikan dari Korea Selatan saat ini. Anua tidak hanya berhasil mem-branding image mereka sebagai skincare yang aesthetic lagi bersih, begitu juga cara mereka memasarkannya.
Untuk mengetahui lebih banyak mengenai merek ini (saya juga belum tahu apakah Anua sudah resmi masuk ke Indonesia), kamu bisa mengunjungi laman situs resmi Anua Skincare di http://anua.kr/
Tahun 2020 ini rasanya menjadi tahun dimana saya ‘melek’ akan banyak produk- produk kecantikan lokal dan salah satunya adalah Westcare. Serius, aslinya saya mengira ini adalah merek Korea lagi mengingat aesthetic dari local brand yang satu ini berbeda. Dengan packaging dan pemilihan warna yang kalem dan minimalis, ternyata Westcare mempunyai ideologi mereka sendiri.
Seperti yang saya kutip dari laman web resmi mereka :
Westcare adalah kombinasi dari kata West dan Care. Kata "Barat" berarti bahan mentah yang digunakan. Karena hampir semua bahan yang digunakan dalam rangkaian perawatan kulit kami diimpor dari negara barat, yaitu Eropa. Kata "Care" berarti kami peduli terhadap berbagai permasalahan kulit Indonesia dan berusaha menghadirkan solusinya. Kami berkomitmen untuk membuat produk berkualitas tinggi dengan harga terjangkau. Oleh karena itu kami melakukan uji coba panjang untuk mengembangkan produk Westcare agar aman dan efektif untuk kulit. Dengan menggunakan air kualitas tinggi kelas farmasi untuk membuat produk yang lebih tinggi dari standar yang ditetapkan BPOM (peraturan keamanan pangan dan kosmetika Indonesia), karena standar untuk perusahaan kosmetika hanyalah air kelas kosmetik bukan air kelas farmasi yang kami gunakan. Hal ini membuat produk Westcare berkualitas tinggi.
Selain uga berkomitmen untuk selalu menggunakan bahan baku premium, kami yakin bahan baku premium yang didukung dengan fasilitas produksi yang memadai, serta tenaga kerja yang profesional akan menghasilkan produk Indonesia berstandar internasional. Terakhir, produk kami Halal, bebas pewangi. Bebas Kekejaman, Bebas Paraben dan juga vegan sehingga aman untuk diaplikasikan di semua jenis kulit, Kami membuat produk yang bisa dibeli semua orang dengan harga lokal dengan kualitas internasional dan kami ingin masyarakat Indonesia bangga dengan merek lokal mereka sendiri.
Wow!
Saya jadi belajar hal yang baru dari Westcare, yakni adanya penggunaan air dalam membuat dan meracik sebuah skincare. Tidak pernah terpikirkan sama sekali bahwa air pun ada jenis atau tipenya tersendiri dalam membuat skincare. Meski brand ini adalah brand lokal yang sangat baru dan mulai dipasarkan pada Mei 2020 kemarin, Westcare tidak tanggung- tanggung mengeluarkan 7 varian produk yang menggunakan air sebagai kandungan paling besar dalam tiap produk mereka. Oleh karenanya, Westcare menggunakan air tipe pharma grade yang kualitasnya lebih tinggi dibanding air jenis cosmetic grade.
Tiap produk mengandung lebih banyak air yakni 80% yang sebenarnya nih, menjadi jenis ingredient dari skincare idaman saya. Rasanya saya sudah berapa kali mengeluh akan panas dan lembabnya cuaca di kota saya yang membuat saya harus mencari skincare dengan water based. Plus, harus saya highlight disini, satu lagi poin penting dalam skincare idaman saya adalah : TIDAK BERPEWANGI. Hence , dengan keunggulan dan main ingredients-nya yang canggih dan thoughtfull ini membuat Westcare aman dipakai pada semua jenis kulit termasuk jenis kulit sensitif sekalipun.
Walau masih ada suatu scent yang saya hidu dari Cloud Creme, tapi itu bukanlah jenis pewangi yang kuat seperti wewangian bunga, vanilla atau bahkan wangi kimiawi. Cloud Creme hanya mempunyai wangi herbal (love it) yang tidak menyengat dan membuat sinus saya kumat (hattcchiii!). Kalau pembaca juga mempunyai kriteria seperti saya (ahahaha) , berikut review hasil pemakaian Westcare dibawah ini.
Review Westcare All In One Brightening Face Wash
Tidak bosan untuk selalu mengulang, skincare item yang paling saya sukai dan cintai sejak pertama kali mengenal skincare (duh, cupu banget saat itu) adalah FACE WASH. Item yang satu ini adalah ‘garda terdepan’ dalam perawatan kulit karena ini adalah pembersih kulit dan menyiapkannya untuk step selanjutnya. Diperkaya dengan kandungan Marula Oil , ekstrak Aloe Vera, ekstrak Kakadu Plum yang mengandung Vitamin C tingkat tinggi yang berfungsi dan memberi manfaat mencerahkan wajah. Ini penting banget mengingat kulit saya mudah sekali kusam meski rasanya kok, ya, sudah ditutupi masker.
Sebagai skincare item ter-favorite sejak dulu kala, berikut hal- hal yang bisa saya bagikan mengenai Westcare All In One Brightening Face Wash :
- Aman dipakai saat kulit saya meradang kemarin alias dehidrasi (biasanya kulit saya akan muncul dry patches).
- Tidak menimbulkan efek kering ketarik bahkan saat saya memakainya sebagai 3rd cleanser setelah micellar - cleansing oil - Westcare All In One Brightening Face Wash (aman sis, padahal kulit saya bukan main, rewel dan menyebalkannya).
- Tidak terlalu berbusa (YES!) yang mana ini adalah poin plus lagi yang saya suka dari sebuah pembersih wajah.
- Hanya saja, nih, kok nanggung sekali West, isinya cuma 85 ml, kenapa tidak 100 ml sekalian, ya? Please consider untuk buat travel size (tahun depan kita travelling yes) dan big size biar saya puas memakainya.
Review Westcare Glowing Moist Cloud Creme
- Ada scent khusus dalam Westcare Glowing Moist Cloud Creme ini, seperti wangi herbal namun soothing buat saya (LOVE IT).
- Teksturnya yang tidak terlalu padat tapi pas memberi rasa lembab tidak basah atau greasy.
- Pemakaian rutin sejauh ini membantu kulit saya terlihat plum terutama bagian pipi hingga rahang yang terasa mulus.
- Kandungan Kakudu yang ternyata lebih tinggi 100x dari Vitamin C, sepertinya cocok untuk jenis kulit saya yang rewel ini karena bagian- bagian uneven skin tone saya mulai terlihat lebih cerah dan bersih.
- Sayangnya nih, packaging pump pot tidak terlalu bekerja karena plastik kecil penutup awal pump susah dikeluarkan hingga menyumbat pump. Help! Mungkin Westcare bisa mengeluarkan packaging dalam size dan bentuk tube agar lebih praktis (plus bisa dibawa travelling).
Tips dan Cara Penggunaan Westcare All In One Brightening Face Wash dan Westcare Glowing Moist Cloud Creme
Westcare All In One Brightening Face Wash :
- Saya hanya menggunakan ‘secuil’ saja dari face wash ini (hemat, sis) dan melarutkannya dengan air.
- Selain saya juga melakukan pemijatan ringan sebagai relaksasi sewaktu membersihkan wajah agar ekstrak Kakudu face wash ini lebih terasa mengangkat sisa kotoran yang belum terangkat sepenuhnya.
- Cuci bersih wajah dan biarkan kering dengan alami
Westcare Glowing Moist Cloud Creme :
- Berhubung muka saya kecil, jadi saya selalu memakai creme sesuai takaran saya.
- Sebaiknya aplikasikan cream per tempat wajah.
- Baurkan creme dengan rata dan tunggu hingga menyerap sempurna sebelum dilanjutkan dengan sunscreen dan make up.
Packaging Westcare Skincare
Siapa saja pasti suka melihat packaging skin care yang aesthetic dan kekinian, saya juga suka. Westcare datang dengan konsep yang tidak berisik, minimalist dan clean yang membuatnya menarik. But I’m not a fan of bulky packaging. Uhuhu selain itu kotak tambahan untuk face wash rasanya juga tidak perlu karena botol tube-nya sendiri suah kece dan ada seal-nya. Manfaat bahan- bahan produknya sudah sangat kece, please tone down unnecessary boxes-nya, ya (wihihihi). Jangan lupa travel size juga, ya (saya kalau sudah suka sama suatu produk, pasti rewel begini karena mau ukuran ini itu buat dibawa travelling nanti).
Harga dan Beli Westcare Skincare
Zaman mudah sekarang ini sis, produk Westcare bisa didapatkan melalui e-commerce resmi mereka di Shopee Westcare dan juga laman web resmi Westcare mereka untuk mengetahui produk lebih banyak lagi. Sedangkan harganya adalah :
- Westcare All In One Brightening Face Wash - Rp 90.000 - 85 ml
- Westcare Glowing Moist Cloud Creme - Rp 270.000 - 30 ml
Mungkin harga ini bit pricey for some, tapi setahu saya Westcare juga ada diskon (bisa stok banyak, nih, mau coba satu set juga) yang bisa di check dari laman e-commerce mereka dan laman social media Westcare Faceboook dan Westcare Instagram.