Instagram Twitter Facebook
  • Home
  • Beauty
  • Entertainment & Arts
  • What's News
  • Traveling
  • Monologue

Ann Solo




    Saya membuat artikel ini karena terlalu sedih. Sebelumnya, dulu, saya pernah membaca berbagai buku mengenai kenapa orang-orang Yahudi akhirnya memilih dan bisa tinggal di Palestina.


    Terlepas itu sejarah yang benar adanya atau conspiracy theory, tetap, ada pihak yang pasti membuat semua ini bisa terjadi.


Ya, secara gamblang: tuan rumah membantu seorang yang mencari tempat berteduh, tapi malah si tamu yang akhirnya menguasai rumah si tuan rumah tadi.


Sekali lagi, tuan rumah tersebut mau menerima dengan keinginannya atau ada pihak yang memaksa.


Bagi mereka yang mendukung Palestina, apalagi yang sangat vokal dan orang-orang dengan pengaruh yang besar, saya ikut senang. 


Tidaklah heran apa yang dilakukan Nabi Musa AS dulu…karena kita lihat apa yang telah bangsa ini lakukan saat ini.


Sumber: IMdB

 


    Disclaimer nih, ya, jelas saya belum baca buku dari Princess of Pop ini, tapi saya bisa menulis setidaknya POV saya sebagai remaja yang memang tumbuh bersama dengan Britney sejak album pertamanya Baby One More TIme tahun 1999. 


    Jadi ingat punya kaset dan poster-nya mba Britney.


Jadi saya cuma mau berbagi rasa yang saya rasakan untuk Britney, sebagai penggemar yang memang bagian penting masa remaja saya waktu itu (meski bukan penggemar berat).


Rata-rata informasi yang saya dapatkan adalah dari berita dan konten YouTube yang besar dan dianggap valid.


Sebagian besar informasi yang akan saya tulis juga sudah menjadi umum di kalangan penggemar dan umum.




Britney Spears, Antara Baik Hati, Lugu dan Naif

Sumber : Billboard





Dulu banget, kalau melihat wawancara Britney di MTV, Channel V dan intinya di TV lah ya, saya merasa beliau punya cara berbicara yang lemah. Iya, soft spoken, tapi terlihat lebih pemalu, naif dan lugu. Wajar sih ya, secara si mba-nya juga masih merintis karir di dunia musik Amerika. 


Meski begitu, si mba ini termasuk soft spoken, jenis orang yang juga tidak bisa menolak permintaan orang lain. People pleaser juga. Somehow di hati saya yang masih muda saat itu, saya merasa gelisah dan entah kenapa, sedih kalau melihat si mba Diva ini.


Bawaan insting barangkali ya, rasa itu tetap saya rasakan sampai sekarang apalagi terbukti bahwa memang mba Britney adalah ‘suatu alat’ yang digunakan keluarga dan industri musik.


Mana pula, masa itu beliau juga di ‘adu’ dengan mba Christina Aguilera. Kedua gadis remaja yang aslinya satu sanggar tari dan nyanyi di Mickey Mouse Club (kalau tidak salah nama sanggarnya ini).


Image kedua remaja ini juga sama, segar dan girl-next-door banget, lah. Sejalannya waktu, mereka tentu saja mengalami perubah image dan gaya. Mba Xtina memilih burlesque-ish, 50s, street style sexy, dll yang memberi pemberontakkan dan sering dianggap liar.


Britney juga mengalami perubahan tapi lebih dewasa karena dia sudah masuk 20an, lebih sexy dengan nari bareng ular phyton kuning. 


Lagu-lagunya juga sudah lebih bold, tidak lagi menceritakan kisah cinta remaja yang manis, tapi jadi sexy dengan koreografi dan vid-clip yang mendukung. Pokoknya, pas si mba Britney berubah tapi tidak ‘seliar’ mba Xtina (ini bukan saya yang  ngomong ya, tapi media saat itu).


Selain karir musik yang selalu disangkutkan dengan Xtina, Britney juga punya kisah percintaan yang membuat heboh, dulu hingga sekarang. Siapa lagi kalau Justine Timberlake dari boyband Nsync. 


Zaman itu, mereka laris manis dimana-mana. Banyak juga selentingan karena Justin dianggap pansos, melintah kepada Britney yang lebih terkenal. Foto mereka denim on denim itu jadi trend hangat saat itu dan balik lagi jadi trend yang diikuti oleh Gen Z sekarang.


Lalu tiba-tiba, si mba dan mas-nya putus dengan si mas mulai mengeluarkan album solo. Tak tanggung-tanggung, vid-clip dari Cry Me A River itu menggunakan model yang dibuat mirip si mba mantan sedemikian rupa.


Lagu dan vid-clip sangat menggiring dan menggambarkan kalau Britney adalah pihak yang salah karena telah berselingkuh. I was there guys, kami, para remaja saat itu heboh banget sampai beli tabloid gossip dan diskusi; ini benar Britney selingkuh, ya?




Lagu Everytime, Siapa yang Kehilangan Bayi?

Sumber: People




I was there too ketika vid-clip lagu itu keluar. Macam biasa, kami pun berghibah: apakah mba Britney aborsi, lalu anak siapa?


Nah, karena si Justin telah menggiring opini publik kalau Britney-lah tokoh villain dari cerita cinta mereka, maka si mba mendapatkan public backlash yang bukan main menyedihkan. Asli, untung saja waktu itu belum ada sosmed dan internet semaju sekarang, tidak kebayang kalau banyak yang rajam si mba di sosmed dan media dimana-mana.


Tetap saja, semua orang berpikir kalau Britney itu ‘gadis baik berubah jadi gadis nakal’, sehingga ia berani selingkuh dan kemungkinan aborsi. 


Tebak-tebak buah manggis, 2023 adalah tahun pengungkapan kalau ternyata benar kalau Britney aborsi bayinya bersama Justin.


Catatan singkat soal Justin, dulu itu ada acara MTV Punk’d dimana seleb dikerjain, salah satunya adalah Justin (kalau tidak salah saat itu dia lagi pacaran sama Cameron Diaz). Banyaknya yang tidak suka reaksi Justin yang lebay dan dianggap egois (jangan tanya, saya lupa, sudah lama, tapi kurang lebih begitu lah).


Justin sendiri pandai menggambarkan dirinya. Dari pacar Britney, diselingkuhi dan jadi penyanyi handal. Skandalnya memberikan dia tapak pijakan besar untuk menarik perhatian dunia, terutama Amerika saat itu.


Setahu yang saya ingat, tidak banyak statement yang keluar dari Britney tapi kalau tidak salah juga dia liburan sebentar sebelum comeback. Akhirnya, dengan keluarnya buku memoar ini, kini semua pertanyaan teka-teki dan vid-clip lagu Everytime terbuka bagai buku usang penuh luka..




Keluarga Bukan Tempat yang Aman dan Kembali

Sumber : PageSix




Sedih sekali ya, ternyata keluarganya sendiri malah menjadikan si mba hanya sebagai alat. Tidak heran kalau Britney mengalami mental breakdown beberapa kali sampai mencukur rambutnya.


Itu pasti sudah putus asa sekali..(sakit hati saya menulis ini..)


Sayangnya, media pasti punya agenda. Mereka menggambarkan Britney mengalami gangguan jiwa. Sekali lagi, itu media lama dimana semua pasti dikontrol ya, tidak seperti sekarang dimana ada tempat netral dan jujur.


Mana pula, dia menikah dengan penarinya yang mokondo, sampai punya anak dua orang. Britney dibuat sedemikian rupa hingga ia dianggap tidak sehat mental dan anak-anaknya diambil si mantan suami dari neraka itu.


Duh, I told you, I was there, melihat berita Britney, kasihan sekali.


Orangtua dan saudara kandungnya juga tidak kalah biadabnya. Si bapak Jamie Spears juga membuat anak kandungnya sendiri di bawah conservatorship sejak tahun 2008. Ini adalah hukum dimana legal guardian, dalam hal ini si bapak dari neraka yang berhak mengurus semua harta benda dan hidup Britney.


Bahkan nih, ya, mau beli baju di syopi 50k saja, diawasi dan tidak boleh. Alasannya karena si mba sering meltdown. Ya jelas, dari keluarga kandung, teman-teman, manajemen hingga industri musik itu toxic, belum lagi, pasti psikiater yang dipilih lebih cenderung kepada keluarga neraka itu.


Lucunya, Britney dianggap tidak valid dimata hukum dan harus berada dalam pengawasan 24 jam, tapi aslinya dia dicekoki obat-obatan dibawah pengawasan bapaknya dan bisa bekerja konser kesana-kemari.


Lho, katanya sakit mental (hingga bisa sakit fisik juga), kenapa dia masih bisa kerja keras konser kesana-kemari dimana itu jelas tidak mudah.


Salah satu keuntungan dari medsos dan internet yang massive sekarang, fans akhirnya bisa menolong si mba secara langsung sehingga conservatorship berakhir setelah 13 tahun.


Bayangkan, sebagai seniman sukses, kaya dan terkenal, bahkan si mba-nya sendiri tidak bisa menikmati hasil kerja kerasnya, yang menikmati malah keluarga dari nerakanya dan si mantan suami mokondo.


Jujur saya tidak bisa bayangkan apa yang telah dilalui Britney Spears baik dalam keluarga, manajemen dan lingkungan pekerjaan serta mereka yang bertemu dengannya dalam konteks hiburan, dengan banyak desas-desus, saya merasa kasihan pada wanita yang hanya ingin menyanyi menghibur penggemarnya ini …






 





    Sepertinya baru kali ini saya membagikan produk complexion yang saya pakai sejak jadi minimalist. Well, sebenarnya ini produk yang kebetulan sedang ada saja, foundation dan bedak tabur.


    Tidak ada concealer karena memang kebetulan sedang tidak terlalu butuh dan sejauh ini saya pernah punya concealer dengan niat itu cuma 1 kali dan sudah lama banget.


Kenapa tidak perlu concealer? Karena saya rasa foundation saya cukup kok, membuat kulit saya terlihat lebih segar.




Review BLP Face Base Foundation - N10 - Ivory





Sejauh trial dan error dalam dunia kecantikkan, baru kali ini saya menemukan foundation yang pas dengan tone kulit saya. Pas ya, bukan yang paling tepat. 


Kulit wajah saya lebih gelap sekitar 2 tone dari kulit yang lain, jadi kalau meletakkan tangan di wajah itu, belang sekali banget! 


Ke-belang-an ini mungkin karena saya lama camping dan hiking tapi kurang proteksi. Jaman dulu banget kan, kurang paham sunscreen dkk. Jadinya mau tidak mau saya harus mengakali agar kulit wajah sama dengan tangan.


Oya, sebelumnya saya melakukan banyak trial and error, mulai dari foundation yang jadi kelabu sampai jadi oren ini muka, ternyata undertone kulit saya jatuh pada kategori neutral. 


Sayangnya jarang ketemu complexion neutral dulu banget, sekarang produk lokal sudah lebih up to date dan bahkan punya banyak shade. Kalau dari penjelasan web resmi mereka: 


“Ivory N10 ada warna beige neutral untuk kulit terang dengan undertone neutral”.


Untuk review BLP Face Base N10, tidak ada masalah ya, ini lebih ke skin tint dan cover-nya juga medium mungkin bisa di build, tapi saya lebih memilih memakainya tipis-tipis. Tentu akan berminyak dan lengket di ujung kacamata setelah beberapa saat. Aman dipakai untuk harian (saya sudah coba).






Review Looke Holy Smooth & Blur Loose Powder - Freya





Sebelum memilih Looke, saya sudah sakit kepala bingung mau beli bedak tabur yang sesuai dengan BLP. Awalnya mau berli translucent powder, tapi saya masih skeptik karena takut muka jadinya putih atau kelabu tercampur foundation.


Entah kesambet apa, kebetulan Looke sedang diskon parah, akhirnya saya beli yang shade Freya setelah cek review sana-sini. Freya ini sendiri shade paling terang, kalau dibawah kemasannya ditulis Light Beige.


Syukur banget, dipakai sendiri pas, dipakai diatas BLP juga aman. Sejauh mata saya memandang, shade ini termasuk light neutral undertone, tidak bikin kulit saya meng-oyen atau kelabu.





Overall, kedua produk ini cukup sekali untuk complexion saya yang memang minimalist. Saya sendiri juga tidak begitu suka ketika kulit saya terasa berat, jadi apa foundation dan loose powder ini saya pakai hanya seringanya saja, maklum, disini panas, kulit cepat terasa berat dan sumuk.


Kamu punya rekomendasi produk complexion juga, yuk, share dibawah ya.




 



    Dulu saya suka sekali coba body lotion sampai teman-teman saya bilang kalau mereka lihat lotion, mareka pasti ingat sama saya. Walau sekarang sudah minimalist, tapi saya masih mempunyai beberapa body lotion karena memang kulit saya sangat membutuhkannya.


Hanya saja, sejak bertambahnya umur, saya mudah sesak nafas kalau memakai produk kulit yang mempunyai pewangi yang kuat, maka dari itu body care dan skincare saya sebisa munkgin itu yang unscented.


Berikut ini dua brand lotion yang saya gunakan sehari-hari.



Review Body Lotion Evoluderm Douceur d’Amande






Suatu penyesalan tidak membeli lotion asal Prancis ini lebih banyak ketika mereka masih diskon dan jualan di e-commerce Indonesia. Siapa sangka, lotion yang awalnya saya beli karena kebetulan murah dan perlu ini, malah jadi lotion yang bisa saya rekomendasikan.


Memang sih, lotion ini masih mengandung pewangi yang bisa dibilang sangat kuat meski untungnya tidak bikin saya bengek (mengingat saya mudah sesak nafas kalau cium wangi yang kuat menusuk).


Berbeda dengan lotion saat ini yang mengedepankan berbagai macam wangi parfum pada lotion mereka, rasanya Evoluderm ini lebih menonjolkan produk mereka sebagai body lotion harian yang mempunyai variasi seperti yang saya punya saat ini adalah sweet almond milk & shea butter.


Kandungan/ingrédients dari Evoluderm Lait Corps Protecteur Douceur d'Amande:


AQUA, PARAFFINUM LIQUIDUM, GLYCERIN, PHENOXYETHANOL, OLETH-10, XANTHAN GUM, BUTYROSPERMUM PARKII BUTTER, OLETH-5, CARBOMER, PARFUM, CHLORPHENESIN, ALLANTOIN, SODIUM HYDROXIDE, HEXYL CINNAMAL, LINALOOL, BENZYL BENZOATE, COUMARIN, PRUNUS AMYGDALUS DULCIS OIL, ALPHA-ISOMETHYL IONONE, CETEARYL GLUCOSIDE, BENZOIC ACID, GLYCERYL STEARATE SE, DEHYDROACETIC ACID, ETHYLHEXYLGLYCERIN.



Dengan lotion ini, saya melakukan sedikit ‘eksperimen’ dengan hanya memakainya sehabis mandi, sehabis scrub badan atau sehabis menggunakan toner retinol. Efek yang saya dapatkan adalah kulit jauh lebih lembab dan mulus jika saya menggunakan 2 teknik terakhir.


Tapi jangan kuatir, pakai lotion Evoluderm setelah mandi juga tidak masalah. Lotion ini secara ajaibnya membantu bagian tubuh saya yang kering jadi lembut, asli kaget ceunah!


Sayang sekali mungkin sekarang Evoluderm sudah minggat dari Indonesia, padahal lotion ini secara ajaibnya lotion yang bagus, wanginya juga tidak too much ya, kadang nih, agak-agak pusing juga kalau dipakai panas-panas, terlalu manis (biasanya saya pakai sebelum tidur saja/mandi sore/malam).


Owh, tekstur lotion ini cair dan meleleh, tapi agak susah dibaurkan & perlu waktu untuk meresap, makanya saya cuma pakai malam, tidak sesuai pakai pagi buru-buru ke kantor/keluar rumah.




Review Body Lotion Vaseline Perfect Youth/10






Vaseline adalah merk lotion yang akan selalu diingat sering bersaing dengan Nivea. Kedua brand ini selalu rajin mengeluarkan berbagai varian dari tahun ke tahun, sampai saya pusing dan bingung, yang mana Vaseline, yang mana Nivea.


Somehow, kulit dan preferensi saya tidak bisa mengikuti produk terbaru mereka, salah satu lotion Vaseline yang amat sesuai dengan kulit saya adalah varian Perfect 10/Youth. Lotion ini sudah mengandung retinol & AHA jadi rasanya memang tidak lembab subur banget, tapi cukup untuk bagian kulit yang kasar bumpy.


Selain varian ini saya juga sesuai dengan varian kuning, Vaseline Deep Moisturizer yang sayangnya sudah tidak lagi bersama kita di Indonesia ini.


Oya, teksturnya agak kental dan lotion ini masih punya wangi, tapi tidak yang signifikan seperti Evoluderm, jadi tidak akan mengganggu kalau pakai parfum & lotion. 





Review Vaseline Expert Care Extremely Dry Skin Rescue Body Lotion





Setahu saya, varian ini tidak dijual disini, karena itu saya membelinya dari luar. Mungkin juga varian ini cuma ganti nama di Indonesia karena Vaseline memang punya varian lotion botol warna putih.


Teksturnya tidak sekental Vaseline Perfect 10, lotion ini juga tidak punya wangi yang bisa diidentifikasi alias cukup unscented. Berhubung saya cuma punya kemasan tube, lotion ini saya jadikan lotion untuk traveling saja dimana sekalian ringkas, kulit saya lebih mudah kering ketika saya sedang traveling.



Review Body Lotion Nivea Soft






Tentu saja saya punya Nivea karena brand ini merupakan must have lotion untuk emergency, dalam kasus saya adalah dry patches dan eczema ringan di wajah. Ini juga lotion yang saya bawa untuk traveling dan darurat.


Walau memang repot karena dalam bentuk jar, Nivea Soft ini rasanya sekarang 11 12 sama Nivea original yang navy jar tin itu. Cuma yang soft ini, teksturnya lebih ringan dan tidak padat, mudah meresap.


Masih mempunyai wangi lembut khas Nivea, lotion yang satu ini jadi penyelamat saya ketika sedang mengalami ‘wabah’ dry patches parah beberapa tahun tahun lalu, tiba-tiba begitu kulit saya kering berbulan-bulan. Kirain alergi, ternyata mungkin perubahan hormon dan cuaca.


Kalau kamu juga merasa skincare kamu kurang afdol dalam mengatasi dry patches, coba deh, Nivea Soft ini. Saran pemakaian, kalau parah, tumpuk saja lotion ini diatas kekeringan itu, tapi kalau tidak banyak, oleskan tipis pada kekeringan itu..




Versi kecil yang bisa dibawa kemana-mana






     




Jadi kemarin dari melihat bagaimana Robin Greenfield bercocok tanam untuk hidup, membawa saya ke konten-konten sustainable living dimana banyak orang mulai menanam bahan pangan mereka sendiri. Alias, kembali bertani.


Memang anti mainstream bagi orang muda yang setiap detiknya tidak bisa lepas dari internet, kembali ke ‘pekerjaan’ jaman dulu rasanya dianggap tidak ‘lazim’. 


Bahkan saya melihat orang-orang yang hidup di laut atau sungai hanya di atas kapal kecil hingga rakit. Iya, rakit, tapi rakit jaman now. 


Setahu saya ada beberapa suku di Indonesia yang memang tinggal diatas perairan, jadi bagi saya lagi, bukan hal yang baru.


Dianggap ‘unik’ barangkali karena disaat orang-orang migrasi ke kota metropolis, segelintir manusia malah memilih tinggal di atas air atau di area pertanian yang nun jauh di hutan gunung sana.


Ini merupakan impian saya dari dulu sih, mungkin waktu saya berusia awal 20an. Impian ini timbul gara-gara saya sempat mengenal mereka yang menjalankan gaya hidup anti kapitalisme.


Mungkin 20 tahun yang lalu itu masih mudah ya, tapi sekarang semua data disimpan online dan mau tidak mau kita masih menggunakan perbankan. Agak repot ya, pindah hidup kesana-kemari bawa uang tunai.







Menarik memang untuk pindah belayar seperti ini, tapi sayang sekali saya tidak bisa berenang. Kalau mau di kapal juga, paling berlayar dekat-dekat dan berlabuh di pinggir

buat hidup sehar-hari...serem juga pas lihat badai datang di tenga laut. Tapi memang ya, hidup berlayar seperti ini jauh lebih sulit kietimbang off grid di tanna hutan gunung.



Hidup Off Grid, Mau Beli Lahan Juga Butuh Duit





Saya masih bisa melihat celah untuk hidup sepenuhnya off grid tanpa adanya finansial yang mapan, rasanya hanya bisa jadi impian semata. Maklum, mau kerja jadi petani modern di luar negeri juga, tidak mudah bagi pemegang passport Indonesia.


Harus ada syarat dan jumlah uang tertentu mendapatkannya. Apalagi membeli tanah sendiri, paling tidak ada duit untuk membeli..tanahnya..baru bisa mengamalkan hidup off grid.


Kalau tidak mau pakai sumber listrik dan air dari pemerinta, solusinya bangun solar panel dan gali sumur sendiri. Jelas, hidup jauh dari tetangga begini memang sesuai di area terpencil, bukan di kampung juga, pokoknya keluar kampung lagi, deh.

Memang, kalau Robin Greenfield itu ekstrim sampai literally mengoyak semua kartu identitas, BPJS hingga akta lahirnya. Ya kali, kalau punya tanah mau hidup secluded juga pasti tetap bayar pajak..


Rindu deh, jaman hidup nenek moyang, jalan-jalan, suka, yadah buka kampung disitu. Tidak ada pajak dan paperwork..ahahaha


Oya, hidup terpencil begini menuntut kita untuk serba bisa. Harus bisa perbaiki listrik sendiri, angkut barang, perbaikan atap bocor, semuanya deh, harus serba bisa. Mana ada yang namanya tukang yang bisa datang sejauh itu ke hutan disaat-saat penting.


Tak jarang juga, mereka yang hidup off grid ini harus tahu soal medis juga untuk pertolongan pertama. Bisa berburu dan membela diri kalau ada binatang liar buas.


Serba lengkap.


Apakah manusia modern yang tahunya duduk ngetik depan laptop, mukbang dan jalan di mall bisa melakukan hal ini?


Sebagai manusia modern yang tahunya senang saja, saya jelas tidak bisa melakukan semua serba bisa begini. Tapi saya memang mempunyai tekad yang kuat untuk hidup off grid dan bercocok tanam beternak.


Secara teori, saya suka ide ini dan saya bisa membayangkan diri saya melakukannya. Saya cepat bosan dengan kebendaan, saya lebih menikmati hidup yang tenang dan dekat dengan alam.


Cuma sayang, saya belum mampu afford dan masih cetek ilmu. Kalau ada kesempatan, saya ingin belajar!




Apa yang Kamu Tanam, Pasti Enak Dimakan





Dikarenakan kita saat ini dijejali dengan junk and instant food, jelas menanam dan memelihara ternak sendiri merupakan tindakan melawan kapitalisme. Banyak tanaman juga disemprot dengan pestisida yang berbahaya (dari informasi yang saya baca dulu). 


Kenapa harus disemprot dengan pestisida?


Ya, karena memang lebih praktis mengatasi hama tanaman dan bisa membuat tanaman mungkin bisa lebih cepat bertumbuh jika di kembangkan dengan cara tradisional.


Terlalu banyak manusia di muka bumi yang harus diberi makan, tidak mengherankan kalau penyediaan pangan juga harus cepat. Pronto pronto pronto!


Disamping itu, sekarang ini ada semacam ‘agenda’ penggemukan masyarakat dengan gula dan lemak. Kebayang kan, bagaimana lebih bagusnya kalau kita tanam sendiri sayur buah beras dll, karena kita tahu apa saja kandungan dari apa yang kita konsumsi.


Contoh mudah adalah ketika saya bikin teh dirumah, saya bisa mengatur sebanyak apa gula yang mau saya minum. Meski kedai jaman now sudah memberikan opsi gula, tapi kadang masih terlalu manis bagi saya.


Sedihnya lagi adalah minuman kemasan yang dibuat massal di pabrik, itu gulanya sudah pakem, fix. Minum setiap hari, fiiuhhh…kasihan tubuh..





Permaculture Farm, Solusi Bagus Petani Modern?





Iya, saya bertanya…ahahaha


Kalau saya ambil dari Greenly Earth, penjelasan dari pertanyaan ini adalah:


Permakultur adalah konsep pemanfaatan tanah, sumber daya, manusia, dan lingkungan dengan cara yang tidak menghasilkan limbah dan mendorong penggunaan sistem tertutup seperti yang terjadi di alam. Dengan sistem loop tertutup, dalam konteks lingkungan, permakultur mengacu pada sistem ideal dimana tidak ada yang boleh terbuang sia-sia.




Ketika minim sampah dan limbah, pertanian tipe ini jelas sustainable, berkelanjutan. Kalau dari sumber GeoPard Agriculture, permakultur dianggap sebagai pendekatan pertanian berkelanjutan. Mengingat tipe pertanian ini menekankan prinsip-prinsip seperti desain ekologis, sumber daya terbarukan, dan limbah minimal. Hal ini bertujuan untuk menciptakan sistem mandiri yang bekerja selaras dengan alam, mengurangi ketergantungan pada masukan eksternal dan meminimalkan dampak negatif terhadap lingkungan.



Penjelasan yang menarik. Saya tinggal mencari orang yang mau menerima saya bekerja di tempat mereka yang menerapkan pertanian ini, dapat gaji dan hidup off grid..ahaha saya juga harus yakin, ini badan kuat apa tidak untuk bekerja bertani dan beternak.


Kalau soal fisik, sepertinya kuat, secara mental juga saya rasa tidak terlalu ada masalah. Saya tidak suka keramaian dan saya suka belajar soal tanaman dari dulu (menyesal lupa bawa buku berbagai jenis tanaman yang saya miliki sejak jaman sekolah dulu, malah tinggal dirumah ibu).







Hidup ini terlalu singkat untuk cuma tahu internet..ahaha


Lalu saya jadi ingin bernyanyi deh: nenek moyangku…seorang pelaut…dan petani…dan peternak….





Semua foto bersumber dari Unsplash, klik foto untuk informasi lebih lanjut.


Newer Posts
Older Posts

Ann Solo

Ann Solo
Strike a pose!

Find Ann Here!

Ann Solo Who?!

Ann Solo adalah nama pena Ananda Nazief, seorang lifsestyle blogger yang terinspirasi oleh orang- orang sekitar, perjalanan, kisah- kisah, pop culture dan issue semasa.

Prestasi:

Pemenang Terbaik 2 Flash Blogging Riau : Menuju Indonesia,
Kominfo (Direktorat Kemitraan Komunikasi) - Maret 2018.

Pemenang 2 Flash Writing For Gaza (Save Gaza-Palestine),
FLP Wilayah Riau - April 2018.

Pemenang 3 Lomba Blog Lestari Hutan, Yayasan Doktor Syahrir Indonesia - Agustus 2019.

Pemenang Harapan 1 Lomba Blog, HokBen Pekanbaru - Februari 2020.

Contact: annsolo800@gmail.com

  • Home
  • Beauty
  • Traveling
  • Entertainment & Arts
  • What's News
  • Books & Stories
  • Our Guest
  • Monologue
  • Eateries

Labels

#minimalism Beauty Books & Stories Eateries Entertainment & Arts Film Gaming monologue Our Guest parfum Review Review Parfume sponsored Techie thoughts traveling What's News

Let's Read Them Blogs

  • Buku, Jalan dan Nonton

Recent Posts

Followers

Viewers

Arsip Blog

  • ▼  2023 (46)
    • ►  Desember (3)
    • ►  November (3)
    • ▼  Oktober (11)
      • Free Palestine, Kembalikan Rumah Mereka
      • Britney Spears - The Woman in Me, Tersingkapnya Ra...
      • Produk Complexion Sederhana Minimalist
      • Review Body Lotion Evoluderm & Vaseline, Untuk Kul...
      • Hidup Off Grid Dengan Bercocok Tanam Permaculture...
      • Harapan & Tindakan Pemuda Indonesia Untuk Mengatas...
      • Review Singkat Ahsoka, Mimpi Nyata Terkeren Tahun ...
      • Budaya Ngutang Bergaya Pinjaman Online (Pinjol) & ...
      • The Equalizer 3, Film Reuni Rindu Om Denzel, Mba D...
      • Review Face Republic Vita Toner & Serum
      • Budaya Barat Gila-Gilaan, Asli Bikin Takut
    • ►  September (7)
    • ►  Agustus (3)
    • ►  Juli (2)
    • ►  Juni (4)
    • ►  Mei (6)
    • ►  April (1)
    • ►  Februari (3)
    • ►  Januari (3)
  • ►  2022 (20)
    • ►  Desember (2)
    • ►  November (2)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (1)
    • ►  Mei (3)
    • ►  April (2)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Februari (2)
    • ►  Januari (5)
  • ►  2021 (27)
    • ►  Desember (1)
    • ►  November (1)
    • ►  September (3)
    • ►  Agustus (3)
    • ►  Juli (3)
    • ►  Juni (3)
    • ►  April (1)
    • ►  Maret (5)
    • ►  Februari (3)
    • ►  Januari (4)
  • ►  2020 (34)
    • ►  Desember (6)
    • ►  November (3)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  September (5)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (2)
    • ►  Mei (3)
    • ►  April (5)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Februari (2)
    • ►  Januari (4)
  • ►  2019 (34)
    • ►  Desember (2)
    • ►  November (3)
    • ►  Oktober (3)
    • ►  September (1)
    • ►  Agustus (4)
    • ►  Juli (2)
    • ►  Juni (3)
    • ►  Mei (4)
    • ►  April (2)
    • ►  Maret (5)
    • ►  Februari (3)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2018 (56)
    • ►  Desember (2)
    • ►  November (5)
    • ►  Oktober (5)
    • ►  September (3)
    • ►  Agustus (5)
    • ►  Juli (14)
    • ►  Juni (6)
    • ►  Mei (6)
    • ►  April (5)
    • ►  Maret (5)

Find Them Here

Translate

Sociolla - SBN

Sociolla - SBN
50K off with voucher SBN043A7E

Blogger Perempuan

Blogger Perempuan
Blogger Perempuan

Beauty Blogger Pekanbaru

Beauty Blogger Pekanbaru

Popular Posts

  • Review Axis-Y Toner dan Ampoule - Skincare Baru Asal Korea
    Sejak beberapa tahun kebelakangan ini kita telah diserbu oleh tidak hanya produk Korea baik itu skincare dan makeup, tetapi juga ...
  • Review Loreal Infallible Pro Matte Foundation
    Kalau dulu saya hanya tahu dan penggemar berat Loreal True Match Foundation sejak zaman kuliah, ternyata Loreal juga mengelua...
  • 2019 Flight Of Mind
    Cheers! Time flies indeed, terlebih lagi di zaman sekarang ini dan saya yang sudah mulai lupa sehingga semua terasa cepat. 2019...
  • Kampanye No Straw Dari KFC
    Kampanye No Straw Movement. Kemarin saya dan seorang teman berjanji untuk bertemu di KFC terdekat dan sambil menunggunya datang, saya ...
  • (Pertandingan Terakhir Liliyana Natsir Sebelum Pensiun) Dukung Bersama Asian Games 2018
    Hari ini berita yang cukup mengecewakan muncul di TV ketika saya dan Tante sedang makan siang dirumah: Liliyana Natsir akan menggantung...
  • Review Sunblock Biore & Senka
    Oh my! Sekali lagi saya merasa bersalah 'menelantarkan' blog ini karena akhir bulan lalu saya mempunyai pekerjaan baru ya...
  • Review - Sakura Collagen Moisturizer
    Pertama-tama, saya hanya mau menginformasikan bahwa ini adalah artikel review yang sebenarnya sudah lumayan telat terlupakan oleh kek...
  • Review AXIS-Y Cera-Heart My Type Duo Cream
    Sudah lam aterakhir kali saya memakai cream moisturizer tipe konvensional, alasan utamanya adalah kondisi iklim di kota saya...
  • Review Lip Balm 3 Merek - Nivea, Himalaya Herbals dan L'Occitane
    Dulu sekali, sebelum kenal dengan lipstick seakrab sekarang, saya dan   lip balm adalah pasangan yang kompak. Tidak hanya mengatasi ...
  • Review Lipstick Maybelline Superstay Ink Crayon
    2020 dimulai dengan racun lipstick terbaru dari Maybelline yang datang dengan Super Stay Ink Crayon yang sebenarnya sudah saya nant...

Created with by BeautyTemplates | Distributed by blogger templates