Ffiiuuhh..judul yang panjang karena saya tidak tahu bagaimana cara menyingkatnya menjadi semanis judul umumnya dalam Bahasa Inggris, (insert number) Things I Stopped Buying as a Minimalist.
Anyway, saya selalu ingin membuat konten ini tapi saya masih bingung, apa sih, produk yang berhasil saya singkirkan sejak jadi minimalist? Eh, ternyata tidak banyak.
Tapi nih, beberapa produk yang tidak lagi saya beli setelah saya menjadi minimalist yang sudah sadar kalau barang-barang yang biasa saya beli rata-rata mubazir dan menghamburkan my hard earned money begitu saja just because adalah...
Baca Juga : REKOMENDASI CHANNEL YOUTUBE UNTUK EXTREME MINIMALIST
Sheet Mask
Ini bukan masker perlindungan Covid ya, tapi sheet mask skincare itu, lho. Duh, saya jadi malu dulu saya obsesi banget dengan skincare item yang satu ini pertama kali booming. Sadar- sadar, itu cuma selembar kertas yang dikasih serum dibungkus individually wrapped dan seringnya overpriced.
Jujurly, kulit saya tidak merasakan banyak perubahan signfikan. Malah nih, kalau kertas mask-nya terlipat, yang ada malah muka saya ikutan membekas melintang bekas lipatan. Demi apah!?
Aksesoris dan Perhiasan
Lagi-lagi, dulu saya sok ikutan jadi fashionista sampai beli aksesoris dan perhiasan yang saat itu lagi trendy. Saya sendiri tidak menyukai memakai perhiasan emas karena saya selalu takut di rampok.
Jadinya saya biasanya membeli perhiasan buatan yang jelas tidak semuanya mempunyai kualitas terbaik, sesuai harga ya, sis. Kapan saya berhenti menggunakan perhiasan sepenuhnya, saya lupa kapan, tapi sudah bertahun-tahun. Bahkan saya tidak menggunakan anting karena sering ketusuk.
Nail Polish alias Kutek
Jangan ditanyam dari saya SD, saya sudah centil pakai kutek. Bahkan sempat koleksi segala. Sampai akhirnya di tahun 2011, seorang teman memberikan saya kutek dari brand Korea. Cantik sih, tapi begitu saya membersihkan kutek dengan remover, semua jari saya penuh stain oranye!
Sumpah, dah! Kuku saya jadi lemah dan rada lembek. Stain itu menempel berbulan-bulan sampai regenerasi kuku saya lengkap sepenuhnya. Dari yang suka kutek, saya memutuskan untuk tidak memakai kutek lagi sejak kejadian itu. Masih terlalu trauma kalau ingat.
Liquid Body Wash
Ini adalah salah satu kelemahan saya; beli body wash dengan wangi kece walau kadang mahal padahal kadang seringnya kulit berasa kurang bersih juga. Karena saya sudah harus mulai menghemat mat, saya akhirnya memutuskan kembali menggunakan sabun batang alias soap bar.
Toh, yang penting kulit saya bersih dan tidak kering. Soap bar juga lebih murah dan mantab juga harum, kok. Btw, saya tidak pembeli soap bar yang berserk atau yang sustainable itu ya, saya beli yang bias saja semampu keuangan saja.
Baca Juga : PENGALAMAN KELOLA KEUANGAN ALA MINIMALIST
Buku Cetak
Sudah berapa tahun saya mendonasikan buku-buku saya sedikit demi sedikit. Kini saya beralih ke e-book sepenuhnya apalagi saya juga bergabung dengan banyak book club yang rajin banget berbagi buku online atau bisa bayar belinya patungan biar lebih hemat sekalian beli bundling.
Parfume (stop dulu, sis)
Ada yang sudah baca review mendadak suka parfume di blog ini? Entah kemasukan apa, saya tiba-tiba bisa pakai parfum dan sinus saya tidak kumat (banget). Tapi sungguh, parfume menjadi pelarian saya kemarin itu, yang mampu membuat semangat saya naik.
Untuk saat ini saya masih mempunyai beberapa perfume yang setengah jalan lagi, tinggal menghabiskan stok ini, barulah saya akan mencoba membeli parfume lokal (saya penggemar parfume lokal!) nanti. Yes!
Mascara
Minggu lalu dengan random, sexerti biada, saya mengatakan ke BFF saya, kalau saya mau berhenti pakai mascara. True story saya se-random itu tengah malam. Alasan kenara saya tidak mau pakai mascara lagi karena remover khusus produk ini sangat mahal...ahahah well, tidak semahal mana sih, cuma saya malas membeli produk yang tidak multifungsi lagi.
Barang Random Just Because
Kategori ini cukup luas dan random, ya. Jadi intinya saya berusaha dan bertekad untuk tidak lagi membeli sesuatu yang hanya karena lagi diskon, lucu atau rasanya akan berguna suatu saat nanti.
Baca lagi, ternyata tidak begitu banyak barang yang berhasil saya singkirkan padahal saya ingin menyingkirkan penggunaan kapas sekali pakai, lho. Saya berencana menggunakan kapas kain reusable khusus, tapi saya masih ragu karena kulit saya jarang cocok dengan kain.
Habis cuci muka saja, saya biarkan hingga mengering sendiri ketimbang di lap dengan kain yang bikin kulit saya terasa pengap. Sebersih apapun itu kain handuk, anehnya kulit saya pasti ngambek dan jerawat akan nongol.
Barang dan produk apakah yang sekiranya ingin kamu singkirkan jika kamu ingin menjadi minimalis? Ayo, pembaca siluman budiman Ann Solo, komen dibawah, ya!