Tumben juga nih, saya rajin menulis selama Mei ini, padahal saya tidak punya banyak waktu lowong juga, sih. Mungkin gegara domain Ann Solo baru saja di renew tanggal 13 Mei kemarin, membuat saya harus lebih dedikasi lagi mengisi blog ini.
Kalau bisa, nulis 1 artikel per 2 hari. Kalau bisa…padahal harusnya menulis dan publish setiap hari ya..
Anyway, saya lagi jenuh meski belum tahap burnout parah (seperti dulu) terhadap sosmed alias media sosial. Dulu, burnout saya rasanya sampai tahap severe, tidak hanya mengakibatkan rasa sakit secara mental, tapi sampai ke fisik. Jadilah itu gerd…
Saya sempat vakum dari Instagram, menelantarkan blog ini dan beberapa hal lainya. Saking mumetnya, saya sampai mau packing dan cabut gitu kemana…tapi sayang, rekening tidak memungkinkan..
Karena saya masih termasuk rakyat jelata dan media sosial menjadi bagian hidup yang cukup signifikan dalam pekerjaan saya (belum masuk kaum 1% sehingga bisa hidup bebas sosmed), saya harus pintar mengakali screen time saya.
Yuk lah, simak tips cepat detoks kecanduan media sosial yang sudah saya terapkan sendiri.
Tips Atasi Burnout & Kecanduan Media Sosial dengan Detoksifikasi
Sebelumnya, saya tentu saja membatin dan ngomong ke diri saya; kok, rasanya isi IG/Twitter/TikTok kok, itu-itu saja ya…kalau tidak rekomendasi soal beauty, lifestyle, ya, berita-berita.
Lama-lama saya jadi muak dan mumet karena terlalu dijejalkan dengan banyak hal yang sebenarnya tidak saya butuhkan. Oleh karena itu saya:
Memahami kenapa saya jenuh
Ada banyak hal yang membuat kamu jenuh di medsos. Salah satunya yang saya ketahui dari obrolan kenalan saya; capek juga ya, stalking mantan pacar/crush/pasangan/artis/seleb/brands/dll.
Wajar ya, karena fokus kamu langsung kepada hal tersebut sehingga otak kamu jadi beku dan mandek keseluruh tubuh. Akibatnya jadi mual, kesal, bingung sampai muntah. Itu semua bisa terjadi hingga kemungkinan yang lebih buruk lagi. Makanya lebih baik, pertama kali yang harus dilakukan untuk detoks media sosial adalah memahami kenapa diri kamu merasa cemas atau tidak nyaman walau sebenarnya kamu suka browsing sebelumnya.
Tarik nafas
No kidding, Sherlock. Sebagai orang yang menderita anxiety & panic attack yang akut, saya sering kali menahan nafas saya tanpa sadar. Suatu saat saya melihat berita di sosmed yang membuat saya marah, otomatis saya menahan nafas saya. Tegang, tense kalau kata orang, mah.
Jangan lupa untuk menarik nafas, alihkan pandanganmu sejenak dari layar dan rehat. Memang seru, tapi ini termasuk bagian yang menjadikan kamu kecanduan sosmed dan pondasi lain untuk menjadi burnout.
Hitung dan batasi screen time
Handphone sekarang sudah canggih-canggih, ya. Manfaatkan bantuan kecanggihan ini untuk menyetel dan membatasi waktu browsing kamu. Sejauh ini saya berhasil meminimalisir hingga 2 jam perhari. Sebelumnya malah 1 jam, tapi apa daya saya banyak yang DM.
Pahami kalau medsos sejatinya cuma tempat flexing
Sudah banyak saya dengar dan lihat orang-orang yang ribut di medsos karena merasa iri, tidak menyukai pendapat orang lain, menyebarkan informasi palsu, dll. Ya, medsos ini dunia maya yang liar dimana orang-orang merasa ‘bebas’ melakukan apa saja.
Iri dengan sultan yang flexing mevvah? Well, jauh sebelum ada sosmed juga, ini sifat dasar manusia yang iri lihat tetangga punya barang baru…ya kaaaann… Tapi kali ini levelnya beda, flexing di Indonesia, bisa bikin iri sedunia.
Sekali lagi tarik nafas, yakinlah, diatas langit ada langit lagi. Tak semua juga, yang tampaknya indah di dunia maya, sama seperti kenyataannya. Couple goals, keluarga cemara, mukbang tapi tetap kurus….itu semua…..
Jadi please, kalau kamu merasa sesuatu tidak nyaman terbit dihatimu melihat orang flexing, batasi itu semua dan take control over your mind. Kamu tidak kekurangan apapun dari orang yang flexing itu (mungkin emang cuma kurang duit aja…).
Terkadang, tidak tahu banyak hal itu bagus juga
Berhubung saya sempat merasakan hidup tanpa gadget dan internet, jadi FOMO (Fear of Missing Out) tidak punya dampak sebesar sekarang. Namun, hidup rasanya di lintasan sirkuit balap, harus kejar-kejaran tahu lebih banyak, jadi trendsetter, tahu informasi lebih banyak.
Duh, burnout habis ini. Bukan bermaksud jadi ignorant dalam artian buruk ya, hanya saja, kita tidak harus tahu segala hal karena kapasitas otak dan keuangan kita juga tidak sama, kan. Kalau kamu sukanya masak, ya sudah, ikuti resep masakan yang kiranya kamu suka dan jujurly, kamu tidak harus beli panci terbaru, lho…
Lima tips cepat (sudah saya bilang, namanya juga tips cepat) diatas bisa langsung kamu pahami dan lakukan jika kamu juga mengalami burnout dan lelah kecanduan media sosial. Semoga lancar ya, detoks media sosialnya, kengkawan…