Instagram Twitter Facebook
  • Home
  • Beauty
  • Entertainment & Arts
  • What's News
  • Traveling
  • Monologue

Ann Solo




Sesungguhnya saya sempat lupa, siapa itu Saipul Jamil, kenapa tiba- tiba dia keluar penjara dan apa kasus yang menyeretnya ke penjara kemarin? Oh, ternyata ini si Bang Ipul penyanyi dangdut yang sempat heboh karena kasus pelecehan seksual terhadap anak dibawah umur. Tak kira, dia bakalan menetap selamanya di penjara, ternyata malah keluar.


Begitu keluar, sampai disambut penggemar fanatiknya (saya bilang fanatik karena sudah tidak bisa berpikir logis lagi, nih, orang- orang) dan Ipul dengan jumawanya di arak di atas mobil terbuka dengan kalungan bunga layaknya calon presiden yang lagi kampanye. Pure disgust.


Tidak heran juga kalau jajaran penggemar fanatiknya yang menyelenggarakan penyambutan ini, cuma yang paling menggelikan dari itu semua, tak bisakah orang- orang melihat betapa megalomania-nya ini orang. Narcissistic to the max. 



Begitu saya melihat fotonya yang di arak itu, dengan lambaian tangan dan senyum penuh kemenangan, membuat perut rasanya mual dan berpikir: tidak bisakah orang - orang fanatik ini melihat betapa ‘false idol’ si Saipul ini?



Oya, sebelumnya, Ann Solo memang jarang memberikan pendapat pada banyak kasus sosial atau politik (ini saya hindari ya, karena saya bukan ‘ahli’ politik), tapi untuk beberapa kasus sosial seperti ini, saya rasa saya ingin berbagi pendapat saya pribadi di saluran blog ini. 


Kembali ke Saipul Jamil, sedikit mengingatkan kembali bahwa dia terseret kasus pelecehan seksual kepada anak dibawah umur, yang  mana ketika sidang kasus itu berlangsung, masih sempat- sempatnya menambah 1 kasus baru lagi, yakni menyuap hakim persidangan kasus tersebut. Nah, lho, coba, masih mau mengidolakan ini orang?




Megalomania dan Narsistik, Karakter Orang- Orang Terkenal 


Kalau narisistik sudah sangat umum dan seringnya tidak dianggap hal yang serius karena semua orang di zaman social media sekarang adalah orang- orang yang narsistik. Bahkan pada satu poin, ini bisa dianggap hal yang membanggakan dan lazim, karena semua orang haus perhatian, itulah kenapa kita exist di media sosial setiap saat.



Sedangkan megalomania mungkin tidak umum padahal kalau bisa dibilang 2 hal ini berkaitan erat (ini dari apa yang saya baca di artikel- artikel ya, saya bukan pakar psikolog juga, ceunah). Jadi kalau bisa saya quote dari Klik Dokter, artikel ini menerangkan kalau megalomania itu :


“ Dalam dunia kesehatan, gangguan kejiwaan megalomania digolongkan dalam gangguan kepribadian narsistik. Sedangkan menurut kamus Cambridge, megalomania adalah seseorang yang memiliki keinginan kuat namun tidak lazim terhadap kontrol dan kekuasaan, atau berpikir bahwa mereka lebih penting atau berkuasa dibandingkan kenyataannya.

Menurut DSM-5 (Diagnostic and Statistic Manual of Mental Disorders), panduan diagnosis gangguan mental yang dibuat oleh American Psychiatric Association, gangguan kepribadian narsistik adalah seseorang yang selalu membutuhkan rasa ingin dikagumi orang lain, namun kurang memiliki rasa empati. “



Ah, saya jadi ingat dengan so-called influencer/selebgram/seleb tiktok yang suka bikin hebih terus bikin video minta maaf..hahay!



Jadi yang disinggung disini adalah bagaimana famous people yang, entah itu terkenal dengan ‘jalur negatif’ atau positif punya sisi megalomania di dalam diri mereka karena mereka merasa punya power terhadap orang lain, disini: follower-nya. Seperti pengikut Saipul Jamil yang taksub seakan mata mereka sudah ditutup dan lupa bahwa idola mereka ini masuk penjara karena kasus yang tidak main- main.



Kenapa harus menyambutnya laksana orang yang dipenjara karena teraniaya dan di fitnah? Bahkan tidak hanya pengikut yang sudah gelap mata, kabarnya ada media yang memberitakan bahwa sebenarnya yang menjadi korban itu adalah si Saipul Jamil, bukan korban DS (inisial). Pun, ini memberi kesan bahwa si korban itu harusnya bersukur kalau Saipul Jamil ‘memaafkannya’.



Dunia sudah terbalik memang, orang- orang taksub ini memang bisa menakutkan dan rela melakukan apa saja demi idola mereka. Ini seperti sudah lupa Tuhan dan Saipul Jamil seolah bukan makhluk ciptaan Tuhan. Seram, asli!



Untung saja, masih banyak orang di negara ini yang masih bisa berpikir logis dan ada empati, masih ada common sense begitu, sehingga segera ada pemboikotan massal terhadap Saipul Jamil, cek link Bye Saipul Jamil disini https://chng.it/hSGBtSskc4




Media, Asal Cuan Tidak Peduli Orang Lain






Kalau kita berpikir kenapa semakin banyak orang- orang yang tidak punya common sense dan taksub membuta, salah satu yang berperan di dalamnya tentu saja adalah media.  Begitu keluar, Trans TV langsung ambil kesempatan mendongkrak cuak dan rating mereka yang terkena dampak pandemi, ya kali, yang penting bagaimana mereka bisa floating, apapun caranya.



Sebenarnya begitulah media bekerja, bad news is a good news, apalagi ini orang kontroversial baru saja keluar penjara, layaknya bagaimana cara media di Indonesia biasanya, mereka akan memberi exposure dan panggung. Berbeda sekali di luar, dimana kalau kamu sudah mempunyai kasus, maka kamu tidak lagi dicari dan bahkan di boikot. 



Kenapa sih, kita tidak menggunakan cara yang sama di sini? Kenapa justru semakin bobrok, malah semakin terkenal dan kaya? Apa masyarakat negara ini sudah tidak bisa berpikir logis dan punya rasa empati?



Jujur, saya tidak sanggup menonton video orang- orang taksub ini ketika mewawancarai Saipul Jamil, saya membayangkan betapa sakitnya si korban karena apa yang dia lalui sebelumnya ternyata hanyalah bualan semata di mata orang- orang taksub ini. Media tentu saja menangguk di air keruh, huru hara = duit/rating. 



Peran media sangat besar karena mereka bisa mengubah opini publik, dalam hal ini, seolah- olah media membenarkan Saipul Jamil dan menepikan korban. Media menyambut Saipul Jamil dengan memberinya ruang dan panggung dengan alasan membantunya untuk kembali berkarya (serius nih, saya tidak ingat karya apa yang menggugah dari Saipul Jamil dari ocehannya yang tidak berkualitas dulu di acara dangdut).



Masih banyak cara membangkitkan diri lagi setelah kita terpuruk, kalau Saipul Jamil benar- benar ingin bangkit lagi. Tapi berada di spotlight bukanlah cara yang tepat, peadopilia bukanlah kriminal yang ringan, ini menyangkut kejiwaan pelakunya dan apa yang dia pernah lakukan terhadap korbannya. Kenapa harus glorifikasi orang- orang seperti ini?



Sekali lagi begitulah media bekerja, selama itu bisa mendatangkan keuntungan bagi mereka, kenapa tidak? Begitu juga kebanyakkan netizen saat ini; menyenangi hal- hal viral yang buruk dan mendukungnya.





Disclaimer sekali lagi ya, artikel ini saya tulis karena saya merasa jengkel terhadap bagaimana masyarakat Indonesia saat ini menjadi taksub dan mengidolakan manusia secara berlebihan sehingga lupa, manusia diciptakan oleh Tuhan (menghela nafas dengan amat berat..)


Sumber-sumber foto : suara.com










Setelah kemarin dunia harus melakukan karantina besar- besaran (walau tidak semua orang punya kesadaran melakukannya, di samping faktor ekonomi), bulan Juni menjadi awal mulanya new normal. Perkantoran mulai buka dan orang- orang kembali bekerja meski tetap harus mengikuti peraturan seperti memberi jarak, mencuci tangan dan  memakai masker wajah.


Ini tentunya membuat orang seperti saya yang menderita anxiety disorder dan panic attack menjadi tambah cemas. Disatu sisi saya harus mulai masuk kerja, disisi lain, selain ketakutan karena saya kemana- mana mengandalkan ojol yang jelas- jelas mempunyai kemungkinan resiko penularan tinggi, untuk keluar ke halaman saya saja sudah paranoid apalagi pergi ke kota dan keramaian.



Paranoya saya ini tidaklah berlebihan atau tanpa alasan. Saya yang tidak punya kendaraan pribadi mau tidak mau mengandalkan ojol yang random dan telah melakukan banyak interaksi dengan banyak orang sehingga sedikit tidaknya membawa sesuatu di tubuh mereka. Belum lagi saya punya 2 keponakan bayi dan balita, orang tua yang sudah tua, yang mana mereka akan sangat rentan tertular.



5 Kegiatan Seru Selama PSBB Bebas Bosan, Suntuk dan Mati Gaya




New Normal of Abnormal


Untungnya, kantor saya masih memberlakukan WFH entah sampai kapan (mungkin masuk kembali awal Juli?). Jadi paling tidak saya bisa merasa tenang tapi sesungguhnya saya masih sakit dada dan keringat dingin tiap ingat harus keluar rumah dan naik ojol lagi.


Sama seperti artikel saya kemarin, sebenarnya ini juga artikel curhat saya mengenai pandemi corona dan segala yang berhubungan dengannya. Kalau kemarin karantina, sekarang adalah new normal. Tetap saja saya stress dan cemas memikirkannya. 


Sedangkan new normal itu sendiri sangat tidak normal karena kita akan selalu diikuti ketakutan dan paranoya. Ditilik kebelakang, saya pernah demam panas hampir 40 derajat. Saat itu rasanya saya bisa melihat hal- hal aneh saking panasnya suhu tubuh. Sialnya lagi, saat itu juga lagi musim flu babi atau swine flu. Mana saya juga harus terbang keluar negeri dan tinggal disana 3 bulan.




Menghadapi Corona Untuk Penderita Gerd, Borderline Personality Disorder dan Panic Attack (Kecemasan)




Teman- teman yang saya temui saat itu juga baru pulang dari perjalanan luar negeri mereka dan mereka semua positif kena swine flu. Padahal saya juga sempat nongkrong bersama mereka sambil berpelukkan dan berinteraksi fisik seperti biasa. Mereka semua dilarikan ke rumah sakit dan harus berada dalam karantina.

Saya sendiri mungkin karena awalnya sudah demam panas (saya juga heran karena dokter cuma bilang saya demam biasa, oh well, tipikal kurangnya awareness dokter setempat juga, sih ya), jadi tidak tertular swine flu. Ajaib memang. Tuhan punya kuasa. Mungkin Tuhan tahu 3 minggu sebelumnya saya sudah berjuang antara hidup dan mati saat demam panas.


Jadi selain tidak tertular swine flu, saya sendiri mengalami demam panas yang membahayakan (saat itu saya juga kurang awareness) selama hampir 1 bulan dan penyesuaian untuk kembali pulih sekitar 2 minggu. Saya sendiri telah beberapa kali mengalami sakit panas tinggi selama hidup sampai seluruh tubuh kebas dan halusinasi.



Kalau dilihat kembali, saya sangat bersyukur walau apa pun penyakit demam saya saat itu, saya masih bertahan. Dari situ juga saya melihat kalau kita sudah mengalami peningkatan mengenai pengetahuan akan sebuah penyakit. Kita lebih aware, lebih terbuka dan teredukasi. Ini membuat saya semakin percaya kalau virus ini memang sudah dirancang sedemikian rupa sama seperti swine flu 1 dekade lalu. Heh!








Hai, bagaimana perayaan Idul Fitri pembaca sekalian? Masih tetap disiplin berada dirumah atau sudah keluar karena merasa sudah aman?


Saya sendiri dirumah saja, tidak keluar meski ada beberapa keluarga yang datang. Cuma sedikit mengganggu adalah orang- orang yang tidak terbilang keluarga dekat juga ngotot datang kerumah. Entah apa motivasinya pun saya tidak tahu.


Secara pribadi ini sangat mengganggu karena saya orang yang mudah stress dan anxiety level saya sangat mudah di trigger. Sedihnya lagi keluarga dekat juga tidak disiplin dan malah pergi kesana kemari. Mana di tempat saya juga sudah boleh sholat Ied berjamaah juga.


Sayangnya pemerintah setempat maupun RT/RW kurang tanggap dan tidak memberitahukan warga mengenai boleh atau tidaknya, aman atau tidaknya zona tiap tempat. Bahkan saya tidak tahu status tempat saya tinggal ini dalam zona apa, selain susah mendapatkan informasi yang valid, informasi yang keluar pun simpang siur jadi mana yang benar?


Ya begitulah pengalaman Idul Fitri 1441 H / 2020 M  kita sekalian, semoga ini akan menjadi pelajaran dan pengalaman di masa depan meski saya tidak pernah membayangkan kalau saya akhirnya bisa merasakan pengalaman hidup di tengah pandemi seperti jaman- jaman dulu.


Selamat Hari Raya Idul Fitri 1441 H / 2020 M , mohon maaf lahir batin pembaca semuanya.






Tanpa sadar kita sudah memasuki bulan Ramadan, bagaimana puasa kalian sejauh ini? Baru hari ke-2 kali, ya. Pasti lagi semangat- semangatnya. Sayangnya puasa kali ini kita tidak bisa melakukan ibadah tarawih bersama di mesjid karena semua tempat umum sudah ditutup untuk menghindari, kalau bisa nih, memutus rantai penyebaran pandemi COVID-19.

Ah, kalau berbicara mengenai pandemi ini, bisa bikin emosi dan Gerd saya akan kumat lagi.

Untungnya nih, saya masih bisa bekerja dari rumah alias work from home karena bidang kerja saya sebenarnya tidak terlalu membutuhkan kedatangan ke kantor, khas cara kerja milenial yang bebas remote dimana saja asal kerja kelar dan cuan masuk.


Baca Juga :  
Review Film The Gentlemen, Ketika Bos Penjual Ganja Ingin Pensiun



Secara pribadi saya juga orang yang cukup introvert kalau tidak ambivert kalau kumat. INFP. Jauh sebelum adanya PSBB, karantina, lockdown, saya sudah menghindari orang banyak dengan mengurung diri dirumah lebih dari 1 dekade. Untuk memancing saya keluar, itu perlu mood dan effort yang besar. Kinda anti social. Lagian kota ini tidak menarik sih, ya. Mau kemana panas- panas kalau bukan ngadem di mall? Padahal saya muak melihat mall tiap hari.

Nah, bagi orang yang terbiasa bertemu orang banyak dan menyenangi rutin, pasti merasa pandemi ini turut membuat ritme hidup mereka mati. Ekstrovert pasti kesal sekali tidak dapat keluar bergaul, ngopi- ngopi, ghibah dan julid, semua yang serba melibatkan sosial secara fisik dan visual.

Saya sendiri sebenarnya stress, kalau tidak depresi, karena pandemi ini mendatangkan paranoya bagi saya yang menderita panic attack dan anxiety. Jangkan pandemi, berada di dalam ruangan penuh orang dan sempit seperti di bioskop saja bisa bikin saya mual, keringat dingin dan ketakutan. Apalagi pandemi ini, saya tambah depresi karena harus berpikir tentang anggota keluarga yang tua dan bayi yang tentu sangat rentan.

Baca Juga :  Menghadapi Corona Untuk Penderita Gerd, Borderline Personality Disorder dan Panic Attack (Kecemasan)



 5 Kegiatan seru yang bisa kamu coba untuk menghilangkan bosan, suntuk dan mati gaya


Sekali lagi, meski saya introvert dan sudah lebih 1 dekade menghindari orang banyak, saya sendiri juga terkadang suntuk. Kalau saya sudah mumet, baru deh, saya keluar barang 2 - 3 jam ke mall, makan atau ke toko sekedar window shopping. Tapi sekarang kan, tidak mungkin. Buka jendela saja, saya takut. Tapi ini kegiatan asli yang biasa dilakukan para introvert yang bisa juga di coba oleh ekstrovert :

1. Baca komik online di Webtoon atau KakaoPage

Apakah kamu juga menggemari membaca? Kalau saya sih, banget. Apapun saya baca, terlebih kalau sudah kehabisan bahan bacaan. Mulai dari novel fiksi, non fiksi sampai buku geologi pun akan saya lahap juga. Yang penting baca. Sayangnya Indonesia menempati urutan 2 terakhir sebagai negara dengan minat baca terendah. Duh, sayang sekali.

Padahal membaca itu seru lho, buku dapat membawa kita ke dalam dunia sendiri yang personal yang ada di dalam otak dan pikiran kita. Mana kalau komik, webtoon atau manhwa ini bergambar dan berwarna lagi. Ceritanya pun, seru semua. Plus, yang paling saya gemari itu adalah komentar kocak-kocak para pembacanya. Lebih lucu dari webtoon-nya sendiri malah.

2. Nonton film dan Drakor

Kalau yang satu ini jangan ditanya, orang Indonesia lebih suka menonton dan mendengar daripada membaca saking malasnya mereka. Ampun. Sempat heboh ya, kalau website layanan nonton dan download online kemarin sempat ‘lenyap’ untuk ‘mendukung per-film-an’, tapi sekarang rasanya sudah muncul kembali untuk membantu menghilangkan kebosanan orang- orang yang terkurung. Juga nih, ada Netflix kalau kamu ada budget lebih, dan kuota yang unlimited.

3. Belajar bikin dalgona

Right. Lagi trend banget ini, tapi pastikan kamu punya kesabaran yang tinggi dan pergelangan tangan yang kuat. Tapi kamu bisa menggunakan mixer, coba tanya Ibu kamu kalau bliyau punya mixer kue. Lumayan menghemat tenaga dan kewarasan jiwa.

4. Bikin konten TikTok, YouTube atau Instagram

Kalau kemarin kamu sempat mumet atau mager, mungkin dengan banyaknya waktu di rumah kamu jadi menjadi kreatif (karena tidak banyak pilihan) dengan merapikan feed Instagram, belajar joged di TikTok atau curhat podcast mendadak di YouTube (saya dari dulu ingin bikin podcast sendiri).


5. Tidur

Yes, you hear me. Tidur. Turu. Sleep. Lalok. Ini saatnya memperbaiki rutin kamu dan mendengarkan kebutuhan tubuh kamu yang mungkin sebelumnya terlalu dipaksakan untuk bekerja. Tapi yang ada, malah orang- orang lebih tidur lebih lambat dari biasanya karena sekarang sudah tidak perlu buru- buru bangun pagi untuk ke kantor.
 

Baca Juga :  Explaining Things To Your Mom


Semua kegiatan diatas telah saya pratikan (sedari dulu), rasanya hampir semua webtoon telah saya baca. Komentar lucu para pembaca lumayan membantu mengurangi ketakutan dan kesedihan saya. Semoga kamu juga bisa terbantu dan terinspirasi dengan artikel ini. Tetap dirumah saja dan semoga selalu sehat, ya. Selamat menjalankan ibadah puasa!






Sebagai penggemar kuliner dan masakan Jepang dengan konsep siap saji, rasanya kurang afdhol kalau belum mencoba salah satu franchise masakan Jepang yang terkenal dan legendaris di Indonesia, yaitu HokBen atau dulunya lebih dikenal dengan Hoka Hoka Bento. Akhirnya restoran asal Jakarta yang berdiri sejak tahun 1985 ini melebarkan sayapnya dengan membuka cabang di Pekanbaru. 

Cuma nih, ya, entah terkena Mandela Effect, saya dan beberapa teman rasanya pernah melihat restoran Hoka Hoka Bento pernah membuka cabang mereka di Pekanbaru beberapa tahun lalu, tetapi ternyata tidak. Okay, bingung. Eh tapi, bahkan beberapa orang ainul yakin kalau mereka pernah makan dan nongkrong di HokBen beberapa tahun lalu, tapi, tetap menjadi misteri, sampai saat ini HokBen yang kami datangi adalah cabang resmi dan PERTAMA mereka di Pekanbaru. Okay, masih tetap bingung.

 


Makanya begitu HokBen mengundang Blogger Pekanbaru untuk menghadiri launching pembukaan gerai mereka di Living World Mall, saya excited dan akhirnya memahami kalau HokBen adalah pilihan nama yang mereka pilih dan lebih common digunakan meski nama Hoka Hoka Bento masih termasuk ke dalam daftar paten penamaan restoran Jepang fusion ini.

 

Mengenal Hoka Hoka Bento versus HokBen

 


Menurut PR dari HokBen, kedua restoran dengan dua nama ini juga tidak banyak berbeda, tetapi konsep dan design yang mereka gunakan saat ini lebih berkembang dari versi lamanya. Kedua mascot mereka yaitu Taro dan Hanako juga masih menjadi trademark yang ikonik. Jadi kalau melihat dua kartun bocah ini, langsung ingat HokBen, deh.

Hoka Hoka Bento sendiri berasal dari bahasa Jepang yang berarti bento panas yang menjadi tipikal bekal makan di negara matahari terbit itu. Uniknya, meski mempunyai nama dan konsep Jepang, ternyata perusahaan ini murni dimiliki dan dijalankan oleh orang Indonesia sepenuhnya.
 
Konsep unik mereka juga berbeda dari restoran franchise siap saji lainya, yaitu dengan menggunakan ide yang terinspirasi dari cafetaria sekolah dimana pelanggan akan memesan menu kesukaan mereka, membayarnya lalu berjalan membawa napan sendiri menunggu makanan dan chef akan mengulurkan menu satu persatu dari sebalik konter.
 


Menunya sendiri selain juga dipaketkan dalam bento, menawarkan pilihan invidual atau a la carte. Lucunya lagi, walau mengambil cara dan ide dari Jepang, semua menu HokBen telah menyesuaikan dengan lidah orang Indonesia bahkan sampai menyediakan sambal untuk mencocokkan dan menarik minat orang- orang Indonesia sebagai penggemar makanan pedas. Dan, tentunya lagi nih, untuk mendukung lebih kuat lagi, HokBen juga sudah mempunyai lisensi halal dari MUI, lho.

 
What To Eat?
 
Sebagai seorang ‘amatiran’ yang sebelumnya hanya mendengar cerita mereka yang sudah makan HokBen, saya cukup bingung untuk memilih menu yang tidak hanya banyak tapi  bervariasi. Kebetulan teman mengantri makan saat itu lebih ‘expert’ dalam memilih menuk HokBen, makanya saya hanya memutuskan untuk mengikuti menu yang bliyau pesan saja. HEHE.
 
Karena masih awam, maka saya memilih menu yang palin mahal yang tersedia saat itu. HAHA. Setelah menimbang, saya memilih menu Bento Special 3 dengan paket yang berisi nasi, salad sayuran, Beef Yakiniku, Tori no Teba, Ebi Furai, Ebi Fried, oya, sedikit informasi, menurut teman saya sang ahli HokBen, ternyata salad sayur versi Pekanbaru jauh lebih banyak dan lebih segar ketimbang versi Jakarta. 



Ya bisa jadi, karena Riau dekat dengan penghasil sayuran segar. Bersamaan dengan set bento tadi, saya juga memesan chicken tofu soup yang segar (saya lupa memesan miso soup padahal saya penggemar miso soup), es Egoru yang terbuat dari santan manis dan kacang merah khas Jepang dan ocha dingin. Oya, kalau kamu hobi mengoleksi mainan yang biasanya dipaketkan dengan menu anak- anak, HokBen juga mempunyai paket yang sama dengan bermacam collectible toys.

 

Use Less Plastic
 
Lagi nih, sebagai ‘awam’ dunia per-HokBen-an, saya cuku terkejut karena HokBen mempunyai kampanye dan ideologi yang mereka lakukan serta terapkan. Salah satunya adalah mengurangi penggunan plastic, kamu tidak akan menemukan sedotan, tutup gelas bahkan saat take away pun, kamu sebaiknya membawa kotak sendiri atau kamu bisa mendaur ulang kotak kemasan mereka.  Semua toko HokBen juga telah menerapkan pemilihan sampah merka mengikut jenisnya, khususnya cabang Bali tidak lagi memberikan lagi menyediakan kantong plastic. Semoga kita bisa menerapkan kampanye bebas plastic bag di Pekanbaru juga, ya.

 

Kemeriahan Pembukaan HokBen Pertama di Pekanbaru 

 

Saya jamin deh, saat launching kemarin semua orang pasti membatin kalau mereka akhirnya lega Pekanbaru punya HokBen sendiri dan saya juga tidak perlu lagi hanya mendengar cerita orang- orang betapa seru dan affordable-nya restoran yang beef yakiniku-nya super enak ini. Tidak mengherankan tanggal 29 Januari kemarin acara pembukaan HokBen terasa benar- benar meriah dan besar sehingga orang- orang yang sedang lalu lalang pun berhenti ingin mencoba walau saat itu hanya di khususkan bagi pihak media serta undangan.



Kami juga berkesempatan berkenalan langsung dan berbagi cerita mengenai HokBen bersama dengan PR juga GM dari HokBen yang memberi bocoran kalau desain kuning yang ada pada dinding restoran ternyata memiliki makna tersendiri. Oya, HokBen Pekanbaru ini adalah outlet ke-4 mereka untuk area Sumatera dan yang ke-170 di Indonesia.

 
Mau Pesan HokBen?
 
Nah, selain bisa langsung memesan langsung di outlet merek di Living World (pssttt..mereka juga akan segera bukan di SKA Mall, juga lho), HokBen juga hadir di aplikasi ojek online dan delivery. Masih bingung cara memesan makanan di outlet?. No worries, ini caranya :
•    Pilih menu.
•    Ambil nampan dan berjalanlah, chef akan memberikan menu satu persatu.
•    Menu akan diberikan persatuan mulai dari menu utama dan side dish
•    Ambil cutlery dan bayar di cashier.
•    Voila! Selamat makan!
Cheers!


Time flies indeed, terlebih lagi di zaman sekarang ini dan saya yang sudah mulai lupa sehingga semua terasa cepat.

2019 pun tidak jauh berbeda dengan tahun- tahun sebelumnya, saya tidak mempunyai resolusi atau goals yang berarti selain untuk tetap hidup. Sinis dan skeptik memang, tapi begitulah adanya apapun yang kita cita- citakan, seringnya kita lupa menginginkan untuk tetap hidup agar memperolehi itu semua.

Cuma rasanya tahun ini saya menyadari sesuatu (atau lebih tepatnya berhasil memastikan) yaitu saya tidak mampu multi-tasking seperti yang saya kira selama ini.

Contohnya saja blog ini, ada dimana saya melupakannya entah itu sedang jenuh atau mempunya keasikan baru lain.

Saat saya sedang rajin menulis di wattpad, saya lupa bahwa saya punya blog ini dan, blog 'tulisan idealis' yang satunya lagi. 

Begitu juga dengan e-book yang cukup banyak saya kumpulkan, saya hanya membaca belasan buku tahun ini dan (rasanya) ratusan online manga. Kalau ditanya apakah saya ingat semua yang telah saya baca, jawabannya tentu tidak.

Sama halnya dengan semua yang terjadi tahun ini, memori saya tidak dapat mengulang kejadian yang telah terjadi secara detail, anyhow, for better for worse, saya mengucapkan rasa syukur pada Tuhan dan keluarga, teman- teman serta para pembaca Ann Solo yang telah melalui 2019 ini bersama saya.

Jumpa secepatnya di 2020!

Older Posts

Ann Solo

Ann Solo
Strike a pose!

Find Ann Here!

Ann Solo Who?!

Ann Solo adalah nama pena Ananda Nazief, seorang lifsestyle blogger yang terinspirasi oleh orang- orang sekitar, perjalanan, kisah- kisah, pop culture dan issue semasa.

Prestasi:

Pemenang Terbaik 2 Flash Blogging Riau : Menuju Indonesia,
Kominfo (Direktorat Kemitraan Komunikasi) - Maret 2018.

Pemenang 2 Flash Writing For Gaza (Save Gaza-Palestine),
FLP Wilayah Riau - April 2018.

Pemenang 3 Lomba Blog Lestari Hutan, Yayasan Doktor Syahrir Indonesia - Agustus 2019.

Pemenang Harapan 1 Lomba Blog, HokBen Pekanbaru - Februari 2020.

Contact: annsolo800@gmail.com

  • Home
  • Beauty
  • Entertainment & Arts
  • What's News
  • Books & Stories
  • Traveling
  • Our Guest
  • Monologue
  • Eateries

Labels

#minimalism Beauty Books & Stories Eateries Entertainment & Arts Film monologue Our Guest parfum Review Review Parfume sponsored Techie thoughts traveling What's News

Let's Read Them Blogs

  • Buku, Jalan dan Nonton

Recent Posts

Followers

Viewers

Arsip Blog

  • ▼  2023 (2)
    • ▼  Januari (2)
      • Review Film M3GAN, Baca Ini Sebelum Nonton
      • Sudah 2023, yaa..
  • ►  2022 (19)
    • ►  Desember (2)
    • ►  November (1)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (1)
    • ►  Mei (3)
    • ►  April (2)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Februari (2)
    • ►  Januari (5)
  • ►  2021 (27)
    • ►  Desember (1)
    • ►  November (1)
    • ►  September (3)
    • ►  Agustus (3)
    • ►  Juli (3)
    • ►  Juni (3)
    • ►  April (1)
    • ►  Maret (5)
    • ►  Februari (3)
    • ►  Januari (4)
  • ►  2020 (34)
    • ►  Desember (6)
    • ►  November (3)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  September (5)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (2)
    • ►  Mei (3)
    • ►  April (5)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Februari (2)
    • ►  Januari (4)
  • ►  2019 (34)
    • ►  Desember (2)
    • ►  November (3)
    • ►  Oktober (3)
    • ►  September (1)
    • ►  Agustus (4)
    • ►  Juli (2)
    • ►  Juni (3)
    • ►  Mei (4)
    • ►  April (2)
    • ►  Maret (5)
    • ►  Februari (3)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2018 (56)
    • ►  Desember (2)
    • ►  November (5)
    • ►  Oktober (5)
    • ►  September (3)
    • ►  Agustus (5)
    • ►  Juli (14)
    • ►  Juni (6)
    • ►  Mei (6)
    • ►  April (5)
    • ►  Maret (5)

Find Them Here

Translate

Sociolla - SBN

Sociolla - SBN
50K off with voucher SBN043A7E

Blogger Perempuan

Blogger Perempuan
Blogger Perempuan

Beauty Blogger Pekanbaru

Beauty Blogger Pekanbaru

Popular Posts

  • Review Axis-Y Toner dan Ampoule - Skincare Baru Asal Korea
    Sejak beberapa tahun kebelakangan ini kita telah diserbu oleh tidak hanya produk Korea baik itu skincare dan makeup, tetapi juga ...
  • Review Loreal Infallible Pro Matte Foundation
    Kalau dulu saya hanya tahu dan penggemar berat Loreal True Match Foundation sejak zaman kuliah, ternyata Loreal juga mengelua...
  • 2019 Flight Of Mind
    Cheers! Time flies indeed, terlebih lagi di zaman sekarang ini dan saya yang sudah mulai lupa sehingga semua terasa cepat. 2019...
  • Kampanye No Straw Dari KFC
    Kampanye No Straw Movement. Kemarin saya dan seorang teman berjanji untuk bertemu di KFC terdekat dan sambil menunggunya datang, saya ...
  • (Pertandingan Terakhir Liliyana Natsir Sebelum Pensiun) Dukung Bersama Asian Games 2018
    Hari ini berita yang cukup mengecewakan muncul di TV ketika saya dan Tante sedang makan siang dirumah: Liliyana Natsir akan menggantung...
  • Review Sunblock Biore & Senka
    Oh my! Sekali lagi saya merasa bersalah 'menelantarkan' blog ini karena akhir bulan lalu saya mempunyai pekerjaan baru ya...
  • Review - Sakura Collagen Moisturizer
    Pertama-tama, saya hanya mau menginformasikan bahwa ini adalah artikel review yang sebenarnya sudah lumayan telat terlupakan oleh kek...
  • Review AXIS-Y Cera-Heart My Type Duo Cream
    Sudah lam aterakhir kali saya memakai cream moisturizer tipe konvensional, alasan utamanya adalah kondisi iklim di kota saya...
  • Review Lip Balm 3 Merek - Nivea, Himalaya Herbals dan L'Occitane
    Dulu sekali, sebelum kenal dengan lipstick seakrab sekarang, saya dan   lip balm adalah pasangan yang kompak. Tidak hanya mengatasi ...
  • Review Lipstick Maybelline Superstay Ink Crayon
    2020 dimulai dengan racun lipstick terbaru dari Maybelline yang datang dengan Super Stay Ink Crayon yang sebenarnya sudah saya nant...

Created with by BeautyTemplates | Distributed by blogger templates