Instagram Twitter Facebook
  • Home
  • Beauty
  • Entertainment & Arts
  • What's News
  • Traveling
  • Monologue

Ann Solo

Review Film #ALIVE




Saya sebenarnya bukan penggemar film yang ada zombie-nya, takut. Karena rasanya inilah yang paling mustahil untuk terjadi ketimbang ketemu Alien. Mungkin Alien juga nyata tapi lebih baik daripada ada zombie, deh! Makanya saya cuma menonton beberapa film dan drama zombie itu sedikit sekali, and no, I hate the walking dead. Enough.


Tahun 2017 kemarin saya menonton Train to Busan yang hits itu, lalu tahun ini ada sequel-nya yakni Peninsula. Tapi sayang, film yang saya tunggu- tunggu hanya karena ada Gang Dong-Won ini tidak sekece yang saya harapkan. Terlalu banyak missed dan holes disana- sini. Dramatisnya kurang greget dan agak dipaksakan, padahal sebenarnya bisa di eksplorasi lebih jauh (duh, berasa sutradara saja).


#ALIVE ini sendiri saya tonton karena ada Yoo Ah-in yang punya akting mumpuni (saya bukan penggemar Park Shin-hye, doi terlalu neat untuk berakting yang gimana gitu). Kalau tidak salah saya juga pernah membaca webtoon yang menjadi dasar pembuatan film ini, tapi kenapa dari Wikipedia, film ini dibuat dari versi asli Hollywood, ya? Apakah saya salah ingatan? 




Review Film #ALIVE, Ketika Yoo Ah-in Si Homeboy Terpaksa Keluar Rumah

Review Film #ALIVE





Saya yakin deh, ini dibuat dari webtoon karena rasa dan vibe film ini mirip banget sama Dead Days. Terutama bagian dimana sang tokoh utama bangun, tahu- tahu dunia jadi chaos dan orang- orang berubah jadi zombie dengan cepat. Sedangkan virusnya sendiri kurang diketahui, hanya saja mereka yang menjadi zombie masih mempunyai sifat dan habit sama seperti saat mereka masih hidup.


Tokoh utama juga masih anak sekolah, maka Yoo Ah-in pun jadi anak sekolah di film ini walau kurang tahu, masih SMA apa sudah kuliah tingkat 1? Lucu juga pas ternyata versi film masih memakai karakter yang sama dari webtoon, secara Yoo Ah-in itu aslinya sudah 34 tahun dan Park Shin-hye 30 tahun. Ah-in sendiri masih lumayan lucu ya, walau rasanya kok, tokoh Oh Joon-woo si pro gamer terlalu ‘besar’ untuk jadi seorang siswa.


Sedangkan tokoh Kim Yoo-bin, yang sepertinya di buat sebagai anak mudah juga, masih pantas jadi anak kuliahan. Hanya saja nih, entah hanya perasaan saya saja, akting Park Shin-hye disini terasa biasa. Tidak ada yang baru, tidak menggugah, bahkan hambar begitu saja. Mungkin saya kurang banyak melihat akting doi, atau karena saya lebih banyak melihatnya di drama TV ya, yang biasanya sudah punya pattern untuk berakting. Ini membuat saya menyayangkan karena akting aktor Yoo terasa kurang blend dengan akting aktor Park.


You know, kamu sudah capek berakting keren, partner-mu, ya cuma sekedarnya saja.


Saya kurang bisa merasakan rasa takut dan terror dari wajah aktor Park. Padahal ini zombie lho, bahkan versi webtoon-nya saja terasa tegang dari penggambarannya yang tidak seluas dari akting sungguhan. Aktor Yoo bisa men-deliver emosinya dengan baik, mulai dari panik, bingung, putus asa, ingat emak, sedih, mau bunuh diri, panik lagi, ketakutan dan lain- lain. Doi berhasil bikin saya tegang selama nonton, pas begitu balik ke aktor Park, flat lagi.


Baca Juga :      FAKTA FILM MULAN, DARI DI BOIKOT SAMPAI TERANCAM RUGI BESAR



#ALIVE versus Peninsula


Intinya zombie di dua film ini, sama- sama bikin takut. Bedanya Peninsula lebih menyoroti rasa kemanusian dan rasa penyesalan yang dalam. Mulai rasa bersalah sama anggota keluarga sampai sama orang- orang yang sempat diabaikan sang tokoh utama. 


Wajar sih, ya, sudah panik, bingung dan terbatas pula dalam segala hal. Pasti mengutamakan keluarga terlebih dahulu.


Di #ALIVE sendiri, lebih dengan bertahan hidup. Stok makanan yang menipis, air yang mati, sendirian, rindu keluarga dan penyesalan- penyesalannya. Lalu bertemu sesama survivor yang misterius, lalu keluar rumah untuk cari stok makanan dan dikejar- kejar zombie. Kemudian di tolong orang asing yang ternyata penjahat yang egois demi menjaga fantasy kalau istrinya yang zombie masih hidup dan butuh orang untuk dimakan.


Baca Juga :      REVIEW FILM THE GENTLEMEN, KETIKA BOS PENJUAL GANJA INGIN PENSIUN



Moral of Story dari #ALIVE


Review Film #ALIVE



Film ini bercerita zombie outbreak di tengah kemajuan zaman saat ini dimana smartphone sudah canggih, semua serba digital, online hingga wireless. Orang- orang sudah pakai airpods, jadi earphone/headphone jack dan sejenisnya sudah terpinggirkan. Padahal kalau ada earphone, masih bisa dengerin siaran radio karena bisa berfungsi jadi antena gitu.


Mereka yang masih survive harus mengalami kebuntuan komunikasi karena sinyal provider pada mati, radio jadul pun tidak ada lagi dirumah- rumah zaman now. Makanya begitu sinyal balik lagi, semua orang berkomunikasi melalui WA, YouTube, Telegram, Instagram, Twitter dkk untuk saling memberi kabar dan minta bantuan. Seperti trend jaman sekarang, itulah kenapa film ini pakai tagar alias hashtag karena apapun yang terjadi di milenium ini, hashtag itu penting. 







Tahun 2020 ini terasa cepat sekali berlalu, ya? Tahu- tahu kita sudah di penghujung September  begitu juga penghujung pemakaian produk Avoskin terbaru yang sudah saya coba sebulan ini. Saatnya saya berbagi hasil pengalaman saya, mumpung lagi hangat dan segar, seperti ubi rebus manis. Yeah!


Sama hangatnya dengan retinol yang beberapa bulan ini jadi trending dan banyak brand yang membawa ingredients yang biasanya juga dikenal dengan vitamin A. Iya, vitamin untuk wajah namun dunik kecantikan lebih mengenalnya sebagai retinol. Awalnya nih, saya sedikit khawatir, karena sebelumnya hanya memahami retinol sebagai kandungan yang digunakan oleh klinik dermatologi mahala seperti Hollywood atau klinik kecantikan Korea. Karena seingat saya, saya pernah menonton dokumentari mengenai trend kecantikand an retinol digadang- gadang sebagai inovasi dan terobosan baru dalam melawan anti-aging.


Banyak penggemar duniak kecantikan, skincare secara spesifiknya, swore by retinol lebih baik dalam mengatasi kerutan, sagging skin dan dull skin daripada botox. Selain lebih affordable/terjangkau, retinol juga lebih ramah guna dan aman untuk digunakan sendiri. Biasanya sejauh yang saya ingat, retinol lebh dikenal dengan tekstur cair dan harus disuntikkan oleh dermatologis yang sudah terdaftar dan bersetifikat. Kalau tidak salah, ya. 



Fakta Mengenai Retinol


Berhubung saya tidak mengingat lagi dokumenter yang saya tonton dulu, saya pun mencari informasi mengenai retinol dari beberapa artikel seperri Marie Claire, Allure dan lain- lain. Memang sih, artikel yang saya baca ini bukan jenis paper ilmiah, tapi untuk keperluan pribadi, saya cukup dapat mencerna mengenai retinol ini secara garis besar.


Jadi, menurut artikel yang telah saya baca, dalam dunia kecantikan retinol bisa digunakan atau dipakai untuk mengatasi :


1. Mencegah kemunculan garis halus dan kerutan/wrinkles

Tidak hanya menghaluskan penampakan garis halus dan wrinkles yang sudah ada, retinol juga mampu meminimalisir atau mencegah kemunculan wrinkles baru.


2. Mencerahkan kulit kusam

Retinol akan bekerja dengan mengeksfoliasi atau mengelupas sel kulit mati hingga memberi layer kulit baru berikutnya terlihat lebih cerah, halus, dan nyaris terasa baru (sel kulit baru kali, maksudnya ya)


3. Merawat dan menyembuhkan jerawat

Selain merawat kulit tipe berminyak, retinol juga mencegah dari penyumbatan pori- pori yang mengakibatkan komedo, jerawat nanah (cysts) dan jerawat tipe lain.


4. Memudarkan dark spots

Pemakaian retinol yang konsisten akan membuat kompleksi wajah lebih rata, memudarkan sun sports, bekas jerawat,  hyperpigmentation dan juga dark spots.


Baca Juga :    4 SERUM RETINOL LOKAL TERBAIK - WISHLIST ANN SOLO



Review Pemakaian Avoskin Ultra Brightening Cream




Siapa sangka meski saya kemarin masih WFH, kulit saya kusam dan kasar, padahal keluar rumah saja tidak. Karena saya sudah terlalu lama mengandalkan serum, kali ini saya ingin mencoba pencerah tipe klasik yakni krim/cream. Jujur ini, selain sekarang saya hanya menggunakan 1 atau 2 moisturizer untuk keperluan khusus seperti saat dry pacthes nongol, saya tidak terlalu condong kepada pelembab tipe ini karena sudah nyaman dengan tipe cair serum. 


Jadi, balik menggunakan cream ini merupakan PE-ER karena saya agak bingung bagaimana cara menghabiskannya atau malah malas mencoleknya. Untungnya cream yang kabarnyaa adalah reformulasi terbaik dari versi sebelumnya (saya belum coba) ini, sangat kecil. Cukup mengejutkan disaat saya sendiri walau berjuang menghabiskan cream tapi ngotot pengen cream ukuran besar ahahaha Untungnya cream ini hanya 10 ml dan ini bakalan jadi andalan buat dibawa traveling nanti kalau corona sudah lewat uhuhuhu






Klaim dari cream ini sendiri adalah :

Ultra Brightening Cream is a moisturizer product that focuses to brighten the skin. Contains 3% Alpha Arbutin, 0.5% Actosome Retinol, and is equipped with licorice and vitamin E. This product helps disguise black spots, overcome dull skin, even skin tone. Contains Vitamin E and Retinol which function to delay the appearance of signs of premature aging. Helps maintain skin moisture. Fragrance Free and Sensitive Skin Friendly.


Sedangkan daftar ingredients-nya adalah :

Water, Caprylic/Capric Triglyceride, Alpha-Arbutin, Glycerin, Diheptyl Succinate (and) Capryloyl Glycerin/Sebacic Acid Copolymer, Pentylene Glycol, Butyrospermum Parkii Butter (Shea Butter), Squalane, Hydroxyethyl Acrylate Sodium Acryloyldimethyl Taurate Copolymer, Propanediol, 1,2 - Hexandiol, Propylene Glycol, Anthemis Nobilis (Chamomile) Flower Oil, Glycyrrhiza Uralensis (Licorice) Root Extract, Sodium Hydroxide, Methyl Methacrylate Crosspolymer, Retinol, Hydrogenated Lecithin, Cholesterol, BHT, Tocopheryl Acetate, Phaseolus Radiatus Seed Extract, BHA, Avena Sativa (Oat) Meal Extract.



Hasil pemakaiannya Avoskin Ultra Brightening Cream :


1. Tekturnya yang suprsingly gel cream like yang mudah dibaurkan dan tidak terlalu greasy.

2. Tidak mempunyai wangi spesifik.

3. Aman dilayer dengan toner pure cica saja dan terlalu berat jika di layer dengan skincare step saya yang lain, jadi karena itu saya mengkhususkan September ini sebagai bulan penggunaan ke-dua produk Avoskin untuk melihat hasil pemakaian yang lebih detail.

4. Kulit terasa lebih smooth dan rata, bump gradakan juga berkurang, pori- pori pipi yang biasanya menganga terlihat lebih rapat yang mana ini tandanya cream ini berhasil membersihkan lapisan kulit mati di dalamnya.

5. Di kulit saya, cream ini cukup berkerja namun saya masih wanti- wanti untuk tidak memakainya hanya dimalam hari dan tidak setiap malam pula.



Baca Juga :     CLEANSING BALM LOKAL TERBAIK DAN TERJANGKAU



Review Pengalaman Memakai Avoskin Miraculous Retinol Toner




Sebelumnya, saya harus memberikan tepuk tangan buat merek lokal yang semakin berkembang ini; tidak hanya dari segi ideologi yang mereka jalankan sebagai skincare brand tetapi juga inovasi dari waktu ke waktu. Saya mengetahui brand ini dari hype produk Perfect Hydrating Treatment Essence yang saat itu rasanya wow sekali karena saya cuma tahu SKII (dan itu juga tidak mampu beli full size-nya, belum lagi ternyata saya breakout).


Maka sama dengan PHTE mereka, kini Avoskin juga datang dengan retinol! Ahahaha Begitu saya melihat produk line retinol ini, jujur saya kaget. Mengingat setahu saya retinol umumnya lebih common di produk luar seperti di merek L'Oreal, Neutrogena, Murad, dan tentunya The Ordinary.


Meski saya belum pernah mencoba merek luar dan, inilah pertama kalinya saya mencoba retinol, berikut ini pengalaman memakai Avoskin Miraculous Retinol Toner yang bisa saya bagikan untuk pembaca yang juga sedang mencari rekomendasi retinol :


1. Toner ini termasuk kental dan membutuhkan waktu untuk terserap sempurna.

2. Tidak mempunyai wangi yang semerbak, mungkin lebih tepatnya ada wangi samar tapi saya tidak bisa memastikan wangi yang tepat (love it).

3. Tidak membuat breakout atau gatal.

4. Dalam sebulan ini, saya mencoba berbagai macam cara pemakaian mulai dari pemakaian tunggul setelah mencucui wajah, menggabungkannya dengan Ultra Brightening Cream hingga me-layer-nya dengan skincare yang berbeda merek.

5. Toner ini aman di layer dengan toner pure cica dan moisturizer, namun saya selalu mencoba meringkas skincare step berhubung iklim dan cuaca kota saya tingga; sangat panas, jadi disini bisa saya nyatakan kalau toner ini cukup aman di layer dalam 4 step versi saya : facial wash - toner pure cica - Avoskin Miraculous Retinol Toner - moisturizer ringan.

6. Sedangkan pemakaian dengan Avoskin Ultra Brightening Cream serasa perpaduan yang buruk untuk kulit saya. Perpaduan ini terlalu kering untuk kulit saya dan membuat beberapa bagian di wajah teruatam di tulang pipi kiri, dagu, jidat dan rahang menjadi kering dengan dry pacthes. 

7. Pemakaian tunggal ternyata cukup bagus, karena saya sempat memakainya 3 hari berturut- turut pun masih terasa mengalami perubahan signifikan dengan memudarnya bekas stubborn acnes scars di pipi kiri (yang legendaris ini ahaha), tekstur kulit yang lebih rata dan halus dibagian rahang (ini adalah tolok ukur bagi saya jika suatu produk bekerja karena bagian ini mudah sekali kasar) dan kedua pipi yang mulai rata bump-nya (tahu kan, kalau kulit itu berasa gradakan seakan ada bump gitu). 

8. Selama sebulan ini saya hanya memakainya di malam hari saja dan mematuhi saran pemakaian, karena saya juga memakai Avoskin Ultra Brightening Cream, maka saya memakainya selang-seling sehingga toner ini cukup awet untuk 2 bulan paling tidaknya.



Avoskin Miraculous Retinol Toner ini mempunyai kandungan :

Water, Propylene Glycol, Niacinamide, Glycerin,  Polysorbate 20, Phenoxyethanol, PEG-40 Hydrogenated Castor Oil, Polyglyceryl-2 Stearate, Caprylic/Capric Triglyceride, Glyceryl Stearate, Stearyl Alcohol, Camellia Sinensis (Green Tea) Leaf Extract, Methyl Methacrylate Crosspolymer, Polyglutamic Acid, Tetrasodium EDTA, Retinol, Hydrogenated Lecithin, Ethylhexylglycerin, Cholesterol, Xanthan Gum, Tocopheryl Acetate, Rubus Idaeus (Raspberry) Fruit Extract, BHT, Punica Granatum (Pomegranate) Fruit Extract, Butylene Glycol, Phaseolus Radiatus Seed Extract, BHA, Avena Sativa (Oat) Meal Extract, Palmitoyl Hexapeptide-12


Jika ditilik lagi, retinol menempati urutan kandungan ke-15 jadi rasanya retinol ini cukup aman buat semua jenis kulit (klaim ini juga saya dapatkan dari beberapa artikel lainnya).

Sedangkan klaim dari Avoskin Miraculous Retinol Toner yang saya ambil dari web resminya adalah : This toner contains Niacinamide, Retinol, Peptide and enriched with pomegranate fruit extract to diminish fine lines, maintain skin firmness, and brighten your skin. Working effectively to triggers the regeneration of new skin cells and naturally increases collagen production. 


Baca Juga :    REVIEW CENTELLA ASIATICA ESSENCE - ELIZAVECCA, MS GLOW DAN L'OREAL REVITALIFT



So, How Was It ?


Secara keseluruhan, kulit saya ternyata cocok sekali dengan retinol dan mendapatkan hasil nyata tanpa banyak keluhan selain hanya terasa kering saja. Namun ini adalah pemakaian dan pengalaman saya pribadi yang pastinya akan berbeda bagi setiap orang serta kondisi mereka masing-masing. 

Lalu kalau ditanya apakah saya akan repurchase lagi? Tentu saja, saya juga fans berat Avon Miraculous Refining Toner yang jauh lebih mantab dari toner serupa (oopss!).  Ini juga membuat saya ingin mencoba semua lini dari produk Avoskin suatu hari nanti (harus mulai menabung dan cari moment diskon, nih) 






Sudah lama sebenarnya saya ingin membuang sampah sisa kemasan skincare dan kosmetik yang ada di meja rias saya yang mini, tapi entah kenapa kalau tidak ada mood, tidak ada waktu (lupa aja, gitu) atau terbit ide untuk mengakalinya dengan daur ulang. Ide ini tidak pernah terwujud, nyaris mungkin tidak akan pernah terwujud. Sedangkan waktu, saya pernah punya banyak waktu tapi saya benar- benar lupa akan kemasan kosong ini.


Botol- botol kosong atau beberapa diantaranya memang sudah tidak saya gunakan lagi, menumpuk dan terlupakan dalam balutan debu. Padahal seharusnya tidak boleh ada debu dikamar saya, karena saya sinus. Nyatanya ini kemasan kosong malah dengan senang hati menampung debu.


Berhubung kemarin saya kebetulan kehabisan konten untuk Instagram..ahahaha (ayo, mampir ke www.instagram.com/annsolo800), saya pun membuat konten mengenai kerasahan cara mengakali limbah kosmetik atau cosmetic waste ini. Eh tapi lebih tepatnya disebut curhat karena saya sebenarnya jauh dari kata mampu mengakali masalah ini.


Baca Juga :     MENJALANI NEW NORMAL BAGI PENDERITA ANXIETY DISORDER




Sampah dan Barang yang Tertumpuk adalah Cerminan Jiwa yang Tidak Sehat


Rasanya saya sudah bilang kalau saya sedang, masih struggling dalam menerapkan pola hidup minimalis. Terlebih lagi saya mempunyai passion dibidang mencoba/review produk kecantikan dan menjadikannya pekerjaan yang sangat saya nikmati. Passion sekaligus pekerjaan saya ini membuat saya harus mencoba banyak sekali produk (gaya sekali ya, padahal masih sedikit dan newbie).


Produk dan merek sendiri selalu muncul setiap saat. Entah itu produk baru atau merek baru, ada saja yang keluar setiap waktu. Ini membuat saya penasaran, kalau saya kebetulan beruntung mendapatkan job, maka saya bisa mencicipi produk tersebut. Atau ketika saya punya rezeki lebih maka saya akan membelinya dari kantong pribadi.


Baik produk dari sponsor atau pun beli sendiri, seringnya bentrok membuat saya memilik banyak produk disaat yang hampir bersamaan. Sedangkan saya harus berkomitmen untuk mencoba produk sponsor setidaknya 2 minguu untuk bisa membuat dan berbagi hasil pemakaian yang benar menurut standar saya sendiri.


Jadinya meja rias saya yang kecil terlihat penuh, dengan 'semua' produk dalam satu waktu. Mana botol dan kemasan kosong yang seharusnya sudah tidak disana lagi, ternyata menambah semak dan serabut meja mini itu. Mumet memang saat melihatnya, terlebih lagi saya yang niatnya pengen banget minimalis, jadi tambah stress karena belum berhasil menyingkirkan limbah ini dengan cara yang layak.


Biasanya saya juga sekedar menyingkirkan limbah ini semudah melemparnya ke dalam tong sampah saja. Mudah memang, sudah lepas rasa bersalah karena ya itu tidak menjadi masalah saya lagi. Namun ya jelas tidak, karena limbah plastik itu limbah yang paling kontroversi dalam banyak hal. Saya hanya berharap siapa saja yang menemukan limbah itu mempunyai ide cemerlang dalam mengatasinya.


Apakah pembaca juga merasakan hal yang sama?


Baca Juga :       #MINIMALISM MENENTANG ARUS & PERTOLONGAN PERTAMA



Beban ini menjadi beban mental bagi saya, berakibat membuat kesehatan jiwa saya terganggu. Saya tidak mau disebut hoarder, tapi memang ini adalah penyakit manusia yang semakin parah seiringnya kemajuan zaman. Kalau dulu orang- orang menjadi hoarder dan menumpuk/menyimpan barang karena barang tersebut memang susah dicari atau langka. Tapi sekarang kita menjadi hoarder karena segalanya jadi jauh lebih mudah dan murah.


Contoh nyata di kasus saya adalah ketika saya melihat promosi belanja; buy 1 get 1, free ongkir, limited edition, atau sesederhana karena harganya murah saja. Sebenarnya saya tidak memerlukan barang tersebut, tapi something in my brain tell me to buy them dengan justifikasi; KAPAN LAGI DISKON BEGINI atau BELI SAJA DULU UNTUK KEPERLUAN EMERGENCY.


Seringnya saya sudah keduluan bosan dengan barang tersebut, terlupan tidak sengaja atau ternyata tidak sesuai dengan ekspektasi saya. Ya, kalau kebetulan ada yang rela membelinya dari saya kembali, kalau tidak, seringnya begitu, itu barang kalau tidak saya donasikan atau menumpuk saja dirumah. Lama- lama, terbengkalai. 


Semua ini membuat saya menjadi hoarder dengan berbagai macam alasan seperti yang saya sebutkan diatas. Membuat jiwa saya merasa tertekan dan merasa bersalah. Saya membeli barang dengan alasan- alasan dangkal dan barang tersebut TIDAK SAYA PERLUKAN DALAM HIDUP SAYA. Aneh, kan?


Sudahlah uang habis, kepuasan mental juga tidak ada sama sekali. PENYESALAN ITU PASTI. Jiwa saya pun terasa terogoti. Tidak ada justifikasi yang cukup baik untuk membuat mood dan membaung rasa bersalah saya tidak perduli apa pun itu.


Baca Juga :      5 KEGIATAN SERU SELAMA PSBB BEBAS BOSAN, SUNTUK DAN MATI GAYA



Cara Sederhana Mendaur Ulang Sampah dan Limbah Kosmetik


Disini saya hanya ingin berbagi beberapa ide yang saya dapat dari artikel mengenai masalah limbah kosmetik. Banyak dari artikel tersebut menyarankan pembacanya untuk mendaur ulang pacakging kosmetik sebagai tempat bunga, lipstick dan eyeshadow yang kadaluarsa sebagai bahan cat lukisan, atau menjual kembali produk yang tidak sesuai dengan kulit.


Mudah sih ya, semudah untuk hanya membacanya..ahahaha 


Pada ide untuk membuat makeup yang sudah kadaluarsa sebagai cat lukis memang sempat terbersit di kepala saya, tapi sampai sekarang, boro- boro gambar pakai lipstick kadaluarsa, cat lukis asli yang saya punyai saja sudah mengering. Ya semakin hilang saya keinginan saya mendaur ulang limbah makeup ini, terbang terbawa angin. Motivasi pun sudah lenyap.


Baca Juga :      MENGHADAPI CORONA UNTUK PENDERITA GERD, BORDERLINE PERSONALITY DISORDER DAN PANIC ATTACK (KECEMASAN)



Mengirimkan Limbah Kosmetik ke Organisasi Daur Ulang Khusus


Ternyata saya mendapatkan ide dari teman- teman bagaiamana limbah kosmetik ini bisa dialamatkan tanpa membuat saya merasa bersalah. Hanya saja ini memerlukan effort yang tidk sedikit. Mulai dari mengemasnya dengan baik agar tidak pecah selama pengiriman, menggunakan kotak yang di seal dengan aman dan tentu saj; pergi ke ekspedisi pengiriman. Semua ini tentunya harus menambah budget pengiriman juga.


Kalau ada waktu untuk melakukan semua ini, saya akan senang sekali karena budget bisa diakali. Tapi saya sedang tidak mood dan terlalu sibuk plus lelah karena ada banyak hal yang terjadi saat ini. Belum lagi kota tempat saya tinggal masih dalam keadaan yang buruk dengan terus meningkatknya kasus corona.


Ya begitulah, saat ini saya akan memasukkan semua sampah ini ke dalam kotak dan meletakkannya disuatu tempat di garasi. Semoga tidak terlupakan dan saya bisa mengirimnya ke tempat yang bisa memperlakukan semua sampah ini sebagaimana mestinya. 






Siapa yang menantikan film live action Mulan? Saya! Saya! Saya! Juga pastinya banyak lagi penggemar Mulan yang dari pertama tahun kalau film ini akan dibuat, sudah antisipasi ingin menontonnya. Tapi apa daya, karena adanya pandemi global Corona ini, film ini diundur terus dan akhirnya masuk Disney+ mengingat banyak negara masih melakukan lockdown dan semua bioskop di dunia tidak berani membuka bisnis mereka saat ini.


Jadi kecewa ya, karena tidak bisa menonton di bioskop. Inisiatif Disnye untuk menayangkan film ini di platform nonton resmi mereka Disney+ membuat tidak semua orang mau menonton Mulan mengingat untuk mendapatkan akun Disney+, pemirsa harus membayar sejumlah harga untuk berlangganan. Jadi tidak heran menurut situs web iknowwhatyoudownload, Mulan menjadi film yang banyak di bajak tahun ini. Kalau menurut saya sih, semua film memang lagi banyak dibajak banget- banget karena tidak semua orang mampu berlangganan Netflix, Disney+, HBO dan lain- lain. Unsur tingginya pembajakan juga karena kita tidak bisa lagi menonton film di bioskop juga, kan.


Baca Juga :      REVIEW FILM GUNS AKIMBO, DANIEL RADCLIFFE MENGGANTI MAGIC WAND DENGAN SENJATA



Fakta Kontroversi Film Mulan





Mulai dari jalan ceritanya, pemilihan casting, tokoh love interest asli Mulan yakni Li Shang yang tidak muncul di live action dan malah digantikan tokoh lain hingga komen dari lead actress, Yifei Liu, membuat film Mulan ini jadi heboh dan kabarnya hingga diboikot. Padahal penggemar Mulan menanti- nantikan film ini sejak lama, ya. Yuk, simak apa saja kontroversi yang mengiringi film Mulan ini.


Komentar Yifei Liu tentang Hong Kong


Seruan untuk memboikot film dimulai ketika Yifei Liu membagikan ulang gambar yang diposting oleh People's Daily, sebuah surat kabar resmi Partai Komunis China. Gambar tersebut termasuk kutipan dari reporter Tiongkok Fu Guohao yang bekerja untuk tabloid milik negara Global Times dan kemudian diserang oleh pengunjuk rasa selama protes Hong Kong 2019-20: "Saya mendukung polisi Hong Kong. Anda bisa memukul saya sekarang. (Saya) malu untuk Hong Kong. " Ini memicu kontroversi internasional, dengan Liu dituduh mendukung kebrutalan polisi di Hong Kong. Tagar, #BoycottMulan, telah mulai menjadi tren mendukung pemboikotan film tersebut. Menanggapi kontroversi tersebut, Liu tidak hadir di D23 Expo 2019 dan hanya memberikan cuplikan eksklusif film tersebut kepada penggemar.


Baca Juga :      THE UMBRELLA ACADEMY SEASON 1




Hilangnya Tokoh Li Shang


Pada 27 Februari 2020, produser film Jason T. Reed mengatakan bahwa love interest Mulan, si  Kapten Li Shang dicabut sebagai tanggapan atas gerakan Me Too. Dalam pernyataannya, dia menjelaskan bahwa "memiliki seorang komandan yang juga merupakan minat cinta seksual sangat tidak nyaman dan kami pikir itu tidak pantas". 


Alasan di balik penghapusan tersebut disambut dengan reaksi media sosial dari penggemar film asli dan anggota komunitas LGBTQ, yang menganggap hubungan Shang dengan alter ego laki-laki Ping Mulan adalah biseksual. Reed awalnya terkejut dengan kritik atas pemecatan Shang, tetapi mengakui bahwa karakter tersebut telah menjadi "ikon LGBTQ", dan mengklarifikasi bahwa peran Shang akan diganti dengan oleh dua karakter baru, yaitu Komandan Tung dan Chen Honghui. 


Pada September 2020, Cynthia Vinney dari CBR menulis bahwa interaksi Honghui dengan Mulan "lebih homoerotik" daripada Li Shang dalam versi animasi dan juga "dapat dibaca sebagai biseksual". Lauren Puckett dari Harper's Bazaar menulis, "Beberapa penggemar memahami dan setuju dengan argumen #MeToo. Yang lain menganggapnya menyinggung, dengan alasan bahwa Shang tidak akan pernah menggunakan posisi komandonya untuk memaksa seorang wanita menjadi romantis. Dia menunggu sampai dia tidak lagi di bawah komandonya untuk mengejar hubungan romantis apa pun. Dan bagaimanapun, Mulan-lah yang naksir dia! Meskipun daya tarik [Honghui], dia hampir tidak memiliki rasa hormat yang sama padanya seperti Li Shang yang pemberani dan cantik."


Baca Juga :     REVIEW FILM THE GENTLEMEN, KETIKA BOS PENJUAL GANJA INGIN PENSIUN



Kurangnya keragaman (ras) dalam tim produksi Mulan


Banyak kritik yang mampir untuk kru film Mulan karena film ini memiliki tim produksi yang sebagian besar terdiri dari orang kulit putih, seperti p sutradara, perancang kostum, dan penulis skenario.  Disney menerima beberapa kritik pedas karena mempekerjakan sutradara kulit putih untuk film tersebut, daripada sutradara Asia.


Dalam wawancara Februari 2020 dengan The Hollywood Reporter, sutradara Niki Caro menanggapi kritik tersebut dengan mengatakan "Meskipun ini adalah kisah Tiongkok (Cina) yang sangat penting dan berlatar dalam budaya dan sejarah Tiongkok, ada budaya lain yang berperan di sini, yaitu budaya Disney. , dan bahwa sutradara, siapa pun mereka, harus mampu menangani keduanya - dan inilah saya. "


Sedangkan pada wawancara Agustus 2020 dengan Film School Rejects, Caro menanggapi lebih lanjut kritik tersebut, dengan mengatakan" Pertama, saya menolak ide bahwa Anda memberi tahu seseorang yang dapat menceritakan suatu kisah. Kedengarannya seperti penyensoran bagi saya. Seorang seniman akan mengekspresikan diri, dan beban tanggung jawab ada pada seni. Itu akan dinilai - dan harus dinilai. Yang lain Sisi lain adalah bahwa orang yang lebih beragam perlu diizinkan untuk bercerita, itulah yang terjadi. Orang yang dipekerjakan untuk semua jenis cerita harus lebih beragam, tidak hanya orang kulit putih yang dipekerjakan membuat film, tidak peduli apa masalah subject adalah. Budaya kita akan menjadi lebih kaya karena semakin banyak keragaman, dan seni, film, televisi, akan menjadi lebih baik. Semakin banyak percakapan ini dilakukan, semakin banyak seniman yang beragam diberi kesempatan. "


Nah, lho?


Baca Juga :     REVIEW FILM GUNS AKIMBO, DANIEL RADCLIFFE MENGGANTI MAGIC WAND DENGAN SENJATA



Syuting film Mulan di Xinjiang


Kritik juga ditujukan pada fakta bahwa pembuatan film dilakukan di provinsi Xinjiang, di mana kamp-kamp penguburan yang berisi hingga satu juta warga etnis Turki berada. Di akhir kredit, film tersebut memberikan ucapan terima kasih khusus kepada beberapa entitas pemerintah di Xinjiang, termasuk Biro Keamanan Umum Xinjiang di Turpan, yang mengoperasikan kamp interniran, dan beberapa komite lokal dari Departemen Publisitas Partai Komunis China. . Biro keamanan publik di Turpan ditambahkan ke dalam daftar tersebut yakni "Daftar Entitas" Biro Industri dan Keamanan pada Oktober 2019. 


Menurut Reuters, setelah kontroversi tentang hubungan film tersebut dengan Xinjiang meletus di luar negeri, pemerintah China memerintahkan media massa untuk tidak meliput pembebasan Mulan. Pada konferensi 10 September, CFO Disney, Christine McCarthy mengatakan bahwa "hampir keseluruhan" dari film tersebut diambil gambarnya di Selandia Baru, tetapi 20 lokasi di China digunakan untuk "secara akurat menggambarkan beberapa lanskap dan geografi unik negara tersebut". 


Dia menambahkan bahwa kontroversi tersebut telah "menimbulkan banyak masalah bagi [Disney]". enator AS Josh Hawley mengirim surat kepada Bob Chapek, antara lain, meminta klarifikasi tentang keterlibatan pemerintah China dalam film tersebut.  Yayasan Hak Asasi Manusia (Human Rights Foundation) juga mengirim surat kepada Chapek meminta Disney untuk mengutuk pelanggaran hak asasi manusia dan mempertimbangkan untuk menyumbangkan sebagian dari pendapatan film tersebut untuk mempromosikan hak asasi manusia di Xinjiang.




Review Film Mulan


Bukan main, ya, beratnya film Mulan ini dari hampir semua sisi terasa salah melulu. Sedangkana review saya mengenai film ini sendiri adalah :


  • Yifei Liu cantik sekali, kalau Mulan adalah tokoh nyata, maka aktris ini sudah sangat tepat menjadi Mulan.
  • Somehow ada hal yang kurang, mulai dari hilangnya tokoh Li Shang digantikan love interest baru Chen Honghui hingga kok, Mulan jadi punya adik perempuan? Bahkan sang tokoh Naga, si Mushu jadi tidak ada.
  • Mushu mungkin digantikan dengan toko burung Pheonixy  yang muncul sebagai spiritual guide tanpi tidak memmpunyai dialog.
  • Chi, apaan itu chi? Too much, chi? Apaka chi bisa powerfull sampai segitunya? Bahkan kalau tidak salah, saya melihat banyak komentar kesal mengenai 'powerufull chi' ini dari penonton Cina sendiri.
  • Ada Donnie Yen si IP Man (hottie!) dan Gong Li yang juga cantik dan legend sekali.


Ditayangkan secara resmi tanggal 4 September 2020 kemarin setelah diundur 3 kali, Mulan membuat para penonton yang tidak bisa berlangganan Disney+ mau tidak mau harus memutar otak untuk dapat menontonnya. Meskipun begitu, apakah film ini worth watching? Ini saya kembalikan kepada penonton semua.






Saya mendengar istilah kandungan retinol ini sudah sejak lama dan seringnya di dalam grup penggemar skincare dan kosmetik yang saya ikuti, mengatakan bahwa ibu hamil sebaiknya menghindari skincare yang berbahan retinol. Tidak bagi bagi kandungan, gitu. Karena mendengar ini, saya pun penasaran mencari tahu apa sih, retinol ini.


Saat ini retinol sedang naik daun, kalau kemarin kita lagi heboh banget dengan centella asiatica atau cica yang menjadi 'jualan' banyak skincare merek luar negeri maupun lokal, lalu niacinamide atau B5 yang juga ikutan jadi star ingredients. Kini retinol ikutan muncul dan banyak local brands yang membuat line retinol khusus seperti Avoskin yang menjagokan 2 produk yakni toner dan serum.


Sebagai skincare enthusiast, saya juga penasaran ingin mencoba karena klaim retinol yang dreamy banget mulai dari mengatasi dan mencegah tanda penuaaan (anti- aging), mengatasi jerawat, breakout, menyamarkan visible pores, menghaluskan dan meratakan tekstur kulit dan klaim lainnya yang sangat menggiurkan. Siapa yang tidak terpengaruh? Apalagi saya yang punya teksur kulit yang bikin dongkol; cepat digerogoti komedo, terasa kasar hingga kusam, menggelap padahal tidak kena matahari.


Berpegang pada klaimnya yang 'dreamy' nan aduhai itu, maka saya pun mencari tahu beberapa merek lokal yang mengeluarkan serum retinol, sejauh ini saya menemukan 4 serum retinol lokal yang akan saya masukkan ke dalam wishlist saya (entah kapan itu akan terwujud, semoga secepatnya).



Baca Juga :   REVIEW CENTELLA ASIATICA ESSENCE - ELIZAVECCA, MS GLOW DAN L'OREAL REVITALIFT



Mengenal Retinol Kandungan Skincare Anti-Aging Terbaik 2020




Seperti yang saya kutip dari Wikipedia, Retinol, juga dikenal sebagai vitamin A1-alkohol, adalah vitamin dalam keluarga vitamin A yang ditemukan dalam makanan dan digunakan sebagai suplemen makanan.  Sebagai suplemen, ia dicerna untuk mengobati dan mencegah kekurangan vitamin A, terutama yang menyebabkan xerophthalmia. Jadi disini retinol lebih ditekankan pada jenis vitamin yang dikonsumsi langsung ke dalam tubuh. Retinol ditemukan pada tahun 1909, diisolasi pada tahun 1931, dan pertama kali dibuat pada tahun 1947. Sebagai obat, retinol masuk dalam Daftar Obat Esensial Organisasi Kesehatan Dunia serta tersedia sebagai obat generik dan dijual bebas.


Sedangkan sumber dari WebMD yang saya kutip : Retinol adalah kandungan yang ditambahkan ke krim yang menempel di kulit Anda untuk membantu meningkatkan jumlah kolagen yang dibuat oleh tubuh Anda dan mengencangkan kulit, mengurangi garis-garis halus dan kerutan, juga meningkatkan warna dan warna kulit dan mengurangi bercak berbintik-bintik. Menggunakan produk berbahan dasar retinol dapat membuat lapisan atas kulit Anda kering dan bersisik. Cara terbaik adalah mengaplikasikannya pada malam hari dan memakai pelembab dan tabir surya keesokan harinya. 


Menurut artikel dalam Good Housekeeping pula : dalam perawatan kulit, retinol adalah versi OTC dari tretinoin dalam dosis yang lebih kuat, juga dikenal sebagai asam retinoat, yang sering diresepkan oleh dokter kulit untuk pengobatan jerawat dan tujuan anti-penuaan. Retinol dan asam retinoat termasuk dalam kelompok turunan vitamin A yang disebut retinoid. 


Meskipun retinol dapat menyebabkan manfaat yang serupa dengan asam retinoat yang diresepkan, ia lebih lemah dan karenanya tidak menyebabkan iritasi. Beberapa dokter kulit menyarankan untuk memulai dengan retinol agar kulit Anda menyesuaikan diri dengan bahan tersebut. Tetapi Anda tidak perlu menggunakan retinoid berkekuatan resep untuk mendapatkan manfaatnya. Selain itu, retinol tersedia dengan harga yang lebih murah daripada harga asam retinoat khusus yang memerlukan resep dari ahli dan Anda tidak perlu menjadwalkan kunjungan dokter untuk menggunakannya.



Baca Juga :     REVIEW AXIS-Y TONER DAN AMPOULE - SKINCARE BARU ASAL KOREA



Efek Samping Pemakaian Skincare Mengandung Retinol


Pada umumnya Retinol aman untuk semua jenis kulit, tetapi beberapa orang mungkin akan mengalami  efek samping seperti kulit yang menjadi kering, kemerahan, dan iritasi, yang umum terjadi terutama jika kita baru pertama kali menggunakan retinol.  Karenanya, cara yang terbaik adalah memulai dengan bertahap.  Selain itu, karena retinol meningkatkan pergantian sel yang mendorong kulit baru yang halus ke permukaan, hal ini berpotensi menyebabkan kulit menjadi lebih sensitif terhadap matahari. Makanya penting sekali untuk mengaplikasikan tabir surya setiap hari saat menggunakan retinol.


Baca Juga :      CLEANSING BALM LOKAL TERBAIK DAN TERJANGKAU



4 Serum Retinol Lokal Terbaik 


Setelah saya cari informasinya kesana- kemari (ulang alik baca semua artikel, gitu), saya memutuskan 4 serum retinol lokal yang ingin sekali saya coba, yakni :



Avoskin Miraculous Retinol Ampoule




Menurut keterangan resmi langsung dari situsnya : This Ampoule contains Retinol, Peptide, Vitamin E, with green tea extract and raspberry that work optimally to stimulate regeneration of new skin cells thereby increasing the production of natural collagen in the skin. Serves to diminished fine lines, maintain skin elasticity, and brighten the skin. Review serun ini sudah lumayan banyak meski ternyata ini produk terbaru dari Avoskin, saya sendiri juga sudah mencoba Miraculous Retinol Toner dan nantikan review toner ini diawal bulan nanti, ya. Hanya saja saya masih penasaran dengan serum atau ampoule-nya, nih.



For Skin Sake Retinol Serum







FSS atau For Skin Sake adalah brand lokal yang ingin saya coba semua produknya sayanganya belum sempat kesampaian hingga saat ini (masih menabung, akutuh). Salah satu produk yang paling ingin saya coba ya retinol serum-nya yang ternyata banyak disukai banyak orang dan di rave oleh banyak beauty enthusiast.


Baca Juga :        REVIEW WATER BASED FACIAL WASH YANG BISA DIBELI DI DRUGSTORE/ONLINE



Votre Peau Retinol Serum




Satu lagi local brand yang paling ingin saya coba, ya, Votre Peau ini karena banyak sekali rekomendasi dan review yang memuji brand ini mulai dari serum vitamin C hingga sunscreen-nya. Bahkan produk niacinemide terbaru dari Votre Peau sedang trending ya, masih, saya harus menabung dulu untuk beli. Hiks.




Somethinc Level 1% Retinol




Rasanya dari 4 serum ini, Somethinc yang paling affordable dengan harga Rp 155.000 dibandingkan 3 serum diatas yang dibanderol diatas 200 ribu. Tapi, tetap belum kebeli. Hiks. Padahal saya sudah beli peeling serum dan coba sedikit serum niacinemide-nya. Cuma somehow kurang greget, namun bukan berarti saya berhenti mencoba merek ini, malah saya kepengan coba semuanya. Arkh!



Kontroversi Retinol Untuk Penggunaan Skincare


Sayang sekali deh, saya lupa artikel yang dulu saya baca tentang kontroversi retinol di dunia kecantikan. Sejauh yang saya ingat artikel itu mengatakan kalau belum ada riset ilmiah pasti mengenai khasiat atau klaim khusus retinol yang dipakai sebagai bahan skincare. Berhubung saya bukan sumber yang tepat untuk mengemukakan pendapat mengenai ini, kalian bisa baca link artikel The Retinol Controversy ,  The Truth About Retinol — A Powerful Yet Controversial Ingredient dan di artikel Skincare: The Vitamin A Controversy.


So far saya hanya menemukan 4 retinol serum dari leading local brands, tapi saya masih ingin mencoba mereka- mereka lain sekiranya mereka juga mengeluarkan produk retinol juga. Kalau pembaca Ann Solo punya produk lokal retinol andalan, please banget, tolong share di kolom komentar, yak. Juga nih, kalau kalian punya informasi tambahan mengenai retinol, sekali lagi please share karena saya juga masih mempelajari kandungan ini. 


 


 

Cica atau Centella Asiatica ternyata masih merajai dunia skincare hingga tahun ini bahkan banyak brand lama maupun baru berlomba- lomba mengeluarkan produk dengan kandungan cica mereka sendiri. Sebelumnya saya sudah menulis mengenai toner Elizavecca yang di klaim berbahan murni 100% centella asiatica.

Saya juga sudah mengulas toner lokal yang mempunyai daun cica di dalamnya, yakni dari merek lokal N'Pure. Jadi tanpa saya sadri saya mempunyai 4 toner dengan main ingredient si cica ini, cuma sayangnya N'Pure telah lama habis dan saya tidak bisa memotonya bersamaan 4 brand ini. Lalu bagaimana pengalaman pemakaian ke-3 toner cica ini? Yuk, simak review-nya dibawah ini.

 

 

Review L'Oreal Revitalift Crystal Micro-Essence


 


Somehow saya agak bingung, karena tekstur produk ini sangat cair layaknya toner biasa tapi dipasarkan sebagai essence. Setelah cari infonya, ternyata banyak yang mengatakan ini sebagai first essence, jadi tidak heran kalau teksturnya cari sekali. Ah, pandai sekali orang- orang pemasaran produk ini, ya.

Klaim dari L'Oreal sendiri adalah :

 

"Menyerap hingga 10 lapisan*, Revitalift Crystal Micro-Essence mengandung Centella Asiatica dan memiliki Skin Brightening Actives yang dapat membantu mempercepat proses peremajaan kulit, menyamarkan tampilan pori serta menghaluskan tekstur kulit agar wajah terasa lebih halus dan tampak muda. Gunakan setelah membersihkan wajah. Jangan puas dengan kulit cerah, dapatkan kulit tampak sebening kristal!
Hasil yang didapat mungkin berbeda-beda tergantung pengguna".

 

(ini saya copy langsung dari website resmi mereka)

 

Produk ini sempat bikin heboh saat keluar akhir tahun lalu (kalau saya tidak salah, ya) dan yang saya pikirkan saat itu; wah, L'Oreal akhirnya ikutan trend cica juga, nih. Pertamanya mereka mengeluarkan essence dengan tutup perak ini untuk mereka yang berkulit kombinasi berminyak meski tidak disebutkan secara langsung. Tidak lama kemudian versi botol tutup merah pun keluar walau gaungnya tidak sebesar tutup perak. Ternyata setelah dicek lagi, si tutup merah untuk mereka yang berkulit kering.

Sedangkan hasil pemakaian :

  • Wanginya keterlaluan, semerbak, seolah- olah membasuh muka dengan parfume
  • Waspada bagi mereka yang alergi pewangi dan mudah sesak nafas
  • Untungnya tidak membuat kulit saya breakout ataupun merah meski terasa panas dibagian philtrum
  • Aman dilayer dibawah sunscreen dan makeup
  • Masih mengandung alkohol diurutan ke-3 mungkin itu yang membuat parfume-nya terasa nyegrak
  • Kulit memang terasa kenyal tapi mungkin itu efek dari rutin step skincare gabungan lain
  • Pemakaian tunggal memberi kesan kulit terasa plump namun tidak cukup lembab



Baca Juga :      Review 3 Toner Lokal : NPure, Avoskin dan The Bath Box



Review Elizavecca Centella Asiatica Extract 100%


 


Rasanya inilah satu- satunya toner murni cica tanpa tambahan bahan- bahan lain, setidaknya itu yang tertulis dikemasan produk ini. Saya mendapatkan produk ini saat mendapat tawaran kerjasama dari pihak Elizavecca. Siapa sangka toner ini malah jadi holy grail saya yang membuat saya bingung cara membelinya karena Elizavecca masih susah ditemukan disini terlebih lagi toner ini ya.

Toner ini aman untuk penderita fungal acne, bebas paraben, sulfate, alcohol maupun silicone. Jadi memang bahan utamanya tok, centella asiatica semata. Keren juga, ya. Kadang harus saya akui, saya merasa kesal kalau suatu brand mengaku mengandung cica dan meletaknya sebagai judul produk, eh tapi begitu dilihat kembali, cica-nya berada di urutan akhir atau yang kesekian dari banyaknya bahan kandungan lain. Jengkel ga, sih?

Sedangkan hasil pemakaian : 

 

  • Membantu meredakan kulit saya yang meradang, merah dan lagi jerawatan
  • Cocok untuk menjadi first layer sebelum tahap skincare atau makeup selanjutnya


Baca Juga :     Review Elizavecca Centella Asiatica & Galactomyces Toner

 

 

MS Glow Deep Treatment Essence


 


Kudos to MS Glow karena juga mengikuti perkembangan dan inovasi terhadap produk mereka (walaupun saya belum pernah memakai produk MS Glow sebelumnya..ahaha). Jujur saja saya semmpat skeptik karena saya bingung dengan nama merek ini dengan merek pemutih abal- abal yang pernah diceritakan teman saya dulu. Ternyata sudah resmi terdaftar di BPOM ya, jadi rasanya akan lebih aman dan punya kredibilitas.


Sedangkan hasil pemakaian : 

 

  • Masih mempunyai wangi meski tidak nyegrak
  • Slightly thick, antara cair dan agak kental tapi mudah menyerap
  • Apakah daun- daun yang hijau dalam kemasannya adalah cica? 
  • Sayangnya masih kurang lembab saat saya mencoba memakainya tunggal
  • Kulit memang terasa kenyal, tapi tidak bertahan lama 
  • Bersamaan itu kulit terlihat bersih (mungkin juga karena essence ini cocok dengan 'adonan' skincare saya yang lain)
  • Botolnya dari kaca yang lebih travel friendly

 

Baca Juga :    Review Water Based Facial Wash Yang Bisa Dibeli Di Drugstore/Online


 

Kesimpulan

Dari 3 essence/toner diatas, saya lebih memilih MS Glow jika ingin repurschase mengingat kemasannya yang lebih aman dan mudah didapatkan meski money wise tidak lebih murah. Revitalift terlalu menyengat sehingga saya tidak sanggup memakainya tiap hari dan masih terasa perih di bagian philtrum. Elizavecca sendiri sebenarnya perfect kalau lebih mudah didapatkan di Indonesia, affordable dan botolnya bukan kaca (tapi berasa 'aura' SKII ya? ahaha).

Secara pribadi saya akan terus berusaha mencoba bermacam produk skincare yang mengandung cica baik itu asli atau hanya gimmick saja..ahaha. Bagaimana dengan pembaca Ann Solo yang budiman, apakah kalian punya produk cica andalan? Yuk, share di kolom komentar dibawah, yak!

 


Newer Posts
Older Posts

Ann Solo

Ann Solo
Strike a pose!

Find Ann Here!

Ann Solo Who?!

Ann Solo adalah nama pena Ananda Nazief, seorang lifsestyle blogger yang terinspirasi oleh orang- orang sekitar, perjalanan, kisah- kisah, pop culture dan issue semasa.

Prestasi:

Pemenang Terbaik 2 Flash Blogging Riau : Menuju Indonesia,
Kominfo (Direktorat Kemitraan Komunikasi) - Maret 2018.

Pemenang 2 Flash Writing For Gaza (Save Gaza-Palestine),
FLP Wilayah Riau - April 2018.

Pemenang 3 Lomba Blog Lestari Hutan, Yayasan Doktor Syahrir Indonesia - Agustus 2019.

Pemenang Harapan 1 Lomba Blog, HokBen Pekanbaru - Februari 2020.

Contact: annsolo800@gmail.com

  • Home
  • Beauty
  • Traveling
  • Entertainment & Arts
  • What's News
  • Books & Stories
  • Our Guest
  • Monologue
  • Eateries

Labels

#minimalism Beauty Books & Stories Eateries Entertainment & Arts Film Gaming monologue Our Guest parfum Review Review Parfume sponsored Techie thoughts traveling What's News

Let's Read Them Blogs

  • Buku, Jalan dan Nonton

Recent Posts

Followers

Viewers

Arsip Blog

  • ▼  2025 (1)
    • ▼  April (1)
      • Asyik, Perang Tarif, Mari Kita Beli Barang KW
  • ►  2024 (18)
    • ►  Desember (1)
    • ►  November (3)
    • ►  Oktober (2)
    • ►  Agustus (2)
    • ►  Juli (2)
    • ►  Mei (2)
    • ►  April (1)
    • ►  Februari (3)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2023 (45)
    • ►  Desember (3)
    • ►  November (3)
    • ►  Oktober (11)
    • ►  September (7)
    • ►  Agustus (2)
    • ►  Juli (2)
    • ►  Juni (4)
    • ►  Mei (6)
    • ►  April (1)
    • ►  Februari (3)
    • ►  Januari (3)
  • ►  2022 (20)
    • ►  Desember (2)
    • ►  November (2)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (1)
    • ►  Mei (3)
    • ►  April (2)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Februari (2)
    • ►  Januari (5)
  • ►  2021 (27)
    • ►  Desember (1)
    • ►  November (1)
    • ►  September (3)
    • ►  Agustus (3)
    • ►  Juli (3)
    • ►  Juni (3)
    • ►  April (1)
    • ►  Maret (5)
    • ►  Februari (3)
    • ►  Januari (4)
  • ►  2020 (34)
    • ►  Desember (6)
    • ►  November (3)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  September (5)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (2)
    • ►  Mei (3)
    • ►  April (5)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Februari (2)
    • ►  Januari (4)
  • ►  2019 (34)
    • ►  Desember (2)
    • ►  November (3)
    • ►  Oktober (3)
    • ►  September (1)
    • ►  Agustus (4)
    • ►  Juli (2)
    • ►  Juni (3)
    • ►  Mei (4)
    • ►  April (2)
    • ►  Maret (5)
    • ►  Februari (3)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2018 (56)
    • ►  Desember (2)
    • ►  November (5)
    • ►  Oktober (5)
    • ►  September (3)
    • ►  Agustus (5)
    • ►  Juli (14)
    • ►  Juni (6)
    • ►  Mei (6)
    • ►  April (5)
    • ►  Maret (5)

Find Them Here

Translate

Sociolla - SBN

Sociolla - SBN
50K off with voucher SBN043A7E

Blogger Perempuan

Blogger Perempuan
Blogger Perempuan

Beauty Blogger Pekanbaru

Beauty Blogger Pekanbaru

Popular Posts

  • Review Axis-Y Toner dan Ampoule - Skincare Baru Asal Korea
    Sejak beberapa tahun kebelakangan ini kita telah diserbu oleh tidak hanya produk Korea baik itu skincare dan makeup, tetapi juga ...
  • Review Loreal Infallible Pro Matte Foundation
    Kalau dulu saya hanya tahu dan penggemar berat Loreal True Match Foundation sejak zaman kuliah, ternyata Loreal juga mengelua...
  • 2019 Flight Of Mind
    Cheers! Time flies indeed, terlebih lagi di zaman sekarang ini dan saya yang sudah mulai lupa sehingga semua terasa cepat. 2019...
  • Kampanye No Straw Dari KFC
    Kampanye No Straw Movement. Kemarin saya dan seorang teman berjanji untuk bertemu di KFC terdekat dan sambil menunggunya datang, saya ...
  • (Pertandingan Terakhir Liliyana Natsir Sebelum Pensiun) Dukung Bersama Asian Games 2018
    Hari ini berita yang cukup mengecewakan muncul di TV ketika saya dan Tante sedang makan siang dirumah: Liliyana Natsir akan menggantung...
  • Review Lip Balm 3 Merek - Nivea, Himalaya Herbals dan L'Occitane
    Dulu sekali, sebelum kenal dengan lipstick seakrab sekarang, saya dan   lip balm adalah pasangan yang kompak. Tidak hanya mengatasi ...
  • Review Sunblock Biore & Senka
    Oh my! Sekali lagi saya merasa bersalah 'menelantarkan' blog ini karena akhir bulan lalu saya mempunyai pekerjaan baru ya...
  • Review - Sakura Collagen Moisturizer
    Pertama-tama, saya hanya mau menginformasikan bahwa ini adalah artikel review yang sebenarnya sudah lumayan telat terlupakan oleh kek...
  • Review AXIS-Y Cera-Heart My Type Duo Cream
    Sudah lam aterakhir kali saya memakai cream moisturizer tipe konvensional, alasan utamanya adalah kondisi iklim di kota saya...
  • Review Lipstick Maybelline Superstay Ink Crayon
    2020 dimulai dengan racun lipstick terbaru dari Maybelline yang datang dengan Super Stay Ink Crayon yang sebenarnya sudah saya nant...

Created with by BeautyTemplates | Distributed by blogger templates