Instagram Twitter Facebook
  • Home
  • Beauty
  • Entertainment & Arts
  • What's News
  • Traveling
  • Monologue

Ann Solo

Sumber foto IMdB



Penemuan yang cukup random, tapi ternyata Triangle of Sadness yang merupakan debut film berbahasa Inggris dari sutradara asal Swedia, Ruben Ostlund, ini ternyata sangat fun di tonton. 


Bahkan dialog-dialog di dalamnya cukup cerdas, salah satunya dari pasangan manula yang merupakan pebisnis kaya yang menjual senjata; we pulled it together, dear, adalah cara cerdas untuk menggambarkan keberhasilan keluar dari keterpurukan sekaligus menarik senjata/hand granat seperti yang mereka perbincangkan sebelumnya.



Ahahahaha saya sampai ngakak tidak karuan karena pasangan manula ini ngomong serius dengan penuh kasih sayang di depan pasangan muda yang awkward.



Seperti biasa, ada disclaimer ya, pasti sedikitnya review ini akan mengandung spoiler. Jadi bagi yang ogah spoiler, bisa cari artikel Ann Solo lainnya yaaaa…(etapi sepertinya tidak akan banyak spoiler, deh 😂😂😂)



Baca Juga : Apakah M3GAN Layak Tonton?






The Real ‘Orang Kaya, Mah, Bebas'


Sumber foto Vanity Fair




Jauuuhhh sebelum film ini keluar, saya pernah menonton (semacam dokumenter?) di YouTube, baca artikel yang random dan dengar dari orang-orang, kalau the real orang kaya (biasanya bukan OKB, tapi old money) itu pasti memang crazy and wild.



Mulai dari pesta yang diluar batas normal standard ‘kaum jelata’ sampai cara pikir serta hidup mereka yang ajaib dan umumnya selfish.



Terbukti dalam 1 scene di film ini dimana seorang tokoh wanita kaya raya yang memaksa semua pelayan di yacht untuk berenang, Sungguh random. Mana sebelumnya dia komplain kalau hidupnya (yang bergelimang harta itu) sangat TIDAK ADIL kepada seorang pelayang wanita yang mungkin be like; wtf you saying rich bit*h complaining life is unfair!



Wkwkwkwkwk 🤣🤣🤣🤣🤣



Sorry Ann Solo tetiba sedikit rude, tapi kalau kamu nonton, kamu pasti paham.



Scene ini mengingatkan saya pada suatu konten YouTube dari POV orang yang pernah bekerja untuk super rich yang mempunyai kapal pesiar/yacht pribadi. Mulai dari foya-foya dengan wanita panggilan, mabuk ini itu sampai hal-hal absurd lainya pernah dilihat oleh pekerja tersebut.



Sedangkan video YouTube yang lain, yang mana tidak akan pernah saya lupakan seumur hidup, lebih epic.



Jadi nih, ada seorang personal shopper apa assistant gitu, di telepon boss-nya yang kebetulan lewat di perumahan elit di London (kalau tidak salah) dan terjadilah percakapan berikut;



Orang kaya; kayaknya ada rumah bagus disini (sebut area perumahan), jendelanya besar dan cantik, beli, gih!



Assistant: okay, saya check dulu boss.



Selang berapa waktu…



Assistant: boss, itu rumah kamu lho, kamu beli sudah lama dan tidak pernah datang kesitu.



Okay, dompet miskin struktural ku menjerit melihat video ini.



Alkisah, rumah itu sudah lama dibeli dengan alasan yang sama kenapa si boss suka rumah itu. Tidak pernah dihuni, tapi si boss bilang terus pelihara dan kasih bunga segar setiap hari.



Tolong!



Saking kayanya, kamu sampai lupa kamu punya properti dimana saja!



Begitulah film ini kira-kira. Menggambarkan bagaimana orang kaya memandang hidup; gue ada duit, dunia harus mengikuti kehendakku.



Sorry not sorry, orang-orang kaya memang cenderung egois dan tidak peduli orang lain selain diri mereka (kalau tidak salah juga, ini merupakan kesimpulan dari sebuah hasil penelitian).



Makanya saya tidak heran begitu menonton film ini, karena sudah tahu dari awal bagaimana kira-kira rich people life dan memandang rakyat misskwin. 



Baca Juga : Drama Tema Fantasy Series Seru








Apakah Triangle of Sadness Asyik Ditonton?


Sumber foto Rappler




Oh, tentu saja, ini adalah film yang seru, sebuah satrical black comedy yang cerdas tanpa harus terasa berat untuk dipahami. Mengalir seperti itu saja. Apalagi penokohannya cukup solid dan memang nyata adanya.



Lebih menarik, ada 1 scene yang sangat famous. Sampai saya menemukan reels-nya di Instagram. Asli kocak wkwkwkwkw. Ayo nonton, ayo!



Walau saya tidak pernah naik cruise ship seperti ini, tapi saya pernah punya kenalan, orang Indonesia yang bekerja di kapal. Begitu muncul para tokoh pekerja asal Asia (disini Philipina), saya langsung ingat cerita teman saya dulu.



Apa karena temanya orang kaya liburan dan tingkah laku mereka yang ajaib, Triangle of Sadness sedikitnya mengingatkan saya pada serial White Lotus (tapi versi lebih ringan).



Cuma nih, saya perlu WARNING sedikit.



Hindari MAKAN & MINUM ketika menonton film ini, takutnya kamu akan muntah…ahahahaha saya sampai jerit-jerit geli dan ngakak gila-gilaan!



Ingat lho, saya sudah warning diatas. Selamat menonton!









Cinta bukan 1 hari ini lho..24 jam/365 hari non-stop yaaaa



Agak lain memang, di hari Valentine ini saya malah ngomongin nikah di KUA. Mana saya tidak merayakan Valentine lagi. 


Well, saya rasa ini cukup tepat jadi topik pembicaraan di hari kasih sayang meskipun heboh nikah di KUA dengan ‘pakaian santai’ yang viral di Twitter ini sudah lewat berapa minggu lalu.



Anywho, kalian, para pembaca siluman budiman tercinta tersayang sekalian, lebih suka nikah di gedung dengan pesta besar atau sederhana di KUA, gratis dan intimate wedding dengan keluarga dan teman-teman terdekat saja?



Saya lebih memilih yang kedua karena saya memang suka tidak keramaian. Bikin anxious apalagi saya tidak begitu banyak mengenal orang, awkward ga sih, ketemu orang asing di pernikahan sendiri..




Baca Juga (yang kemarin viral) : CHILD-FREE, PILIHAN YANG KONTROVERSIAL VS AWET MUDA




Pengantin Wanita yang Cantik + Pengantin Pria yang Ala Kadar = Komplain Karen Nasional


Kapan Ann Solo jadi Ann Duo yaaa...





Seingat saya, asal muasal twit ini viral adalah ketika ada yang komen dan kasih foto pernikahannya di KUA (menanggapi twit soal budget pernikahan apa, ya?). Dalam foto tersebut, pengantin wanita cantik, berdandan dengan kebaya. Sedangkan pengantin pria ‘hanya’ mengenakan jas sederhana dan pakai topi (kalau tidak salah ingat).



Seperti biasanya, ada saja manusia maha iyes yang mengomentari si pengantin pria kok ya, lusuh dan tidak ada effort karena tidak sebanding pengantin wanita yang dandan maximum effort.



To be honest, selalu saja ada manusia model Karen gini, yang mereka pikir opini mereka lebih baik dari siapapun. I mean, siapa elu Maemunaaahhh….yang nikah siapa, yang menghakimi siapaaaaa…



Gedeg memang, tapi orang-orang seperti ini selalu ada dimana-mana. Kalau di kasih tahu juga, mantul, mungkin cuma Tuhan yang  bisa menegur manusia modelan begini. 



Hihihi jadi bete kan, yak…




Jadi ingat sekelompok warga yang mengincar prasmanan kondangan...





Seketika dunia persilatan Twitter nasional menggelegar heboh. Sampai pasangan pengantin ini harus buat penjelasan kalau the groom itu sebenarnya memang memakai pakaian pernikahan yang baru (bukan bekas, meski mungkin bagi si Karen itu kelihatan ala kadar dan lusuh).



Bahkan malah pasangan pengantin ini sepakat dengan tema baju pernikahan mereka. 



Mungkin Karen nasional +62 ini tidak pernah melihat jas pengantin pria gaya barat kali, ya…



Tapi hei, hellooowwwww….mau mereka pakai mascot Mixue sekalipun untuk ke acara pernikahannya, ya terserah. 



Ini malah si Karen nasional yang sewot bilang pengantin pria tidak menghargai pengantin wanita dengan berpakaian jas seadanya.



????!!!!!



Yuk, tebak rasa dari cake ini...coklat, vanilla, cheese, tiramisu...?




Tipe Karen yang sok mengatur hidup orang lain ini adalah salah 1 tipe manusia yang paling saya benci dan hindari. Percayalah, isi tubuh manusia seperti ini adalah black hole karena sebaik dan sesabar apapun kamu, mereka tidak akan memahaminya. Lewat begitu saja tersedot ke dalam pusaran hitam tanpa henti itu.



Terlebih lagi kalau Karen begini di combo dengan rasisme, wuih, extra spicy, super massive black hole!. Maka dari itu serahkan pada Tuhan untuk membuka pintu hatinya.



Kalau kamu juga tipe orang yang sederhana dan berniat nikah di KUA (seperti saya), go on, it's your life, tidak seorang pun berhak menghakimi kamu. You do you, bestie!



Singkat saja kali ini ya, bagi yang mau berkasih sayang hari ini, silahkan. Bagi yang tidak, silahkan juga. 



(Lama-lama Ann Solo jadi blog sambat juga nih…wkwkwkwk next time saya post artikel soal review produk lagi ya, mungkin akhir bulan, mungkin…tak sanggup berjanji tapi diusahakan!).







Suka anak kecil, juga suka kucing kecil




Agak tumben ya, Ann Solo tetiba ngomongin soal child-free. Bukan riding the wave alias memanfaatkan kesempatan yang lagi booming ini, tapi karena saya juga pro terhadap pilihan hidup yang satu ini.


Tapi sebelumnya, saya bilang ini sebagai disclaimer, ya; ini murni pendapat pribadi saya, tidak bermaksud menyinggung pihak-pihak tertentu.



Sudah paham, ya?



Okay, jadi jangan di rajam yaaa…




Kenapa Memilih Child-free?


Kalian rindu main ayunan gini ga, sih...




Haruskah saya menjawab bagi pihak lain? Ya, tentu tidak karena saya tidak tahu isi pikiran dan cara hidup orang lain..wkwkwk



Namun, saya bisa membuat banyak prediksi kenapa seseorang ataupun pasangan memilih untuk tidak mempunyai anak. Kalau dari pilihan saya pribadi yang masih ‘solo’, ya karena saya belum punya pasangan. Halah, garing!



Seperti yang pembaca siluman Ann Solo tahu, kita semua mempunyai latar belakang yang berbeda tapi pada dasar dan umumnya, manusia memang akan beranak-pinak dan terus berkembang.



Bahkan untuk jaman dulu yang masih mempunyai raja dan ratu, heirs atau keturunan itu sangat penting untuk tetap memegang tampuk kekuasaan.




Baca Juga : KEEP THINGS SIMPLE, TIDAK SEMUDAH YANG DI UCAPKAN




Jangankan untuk tetap jadi royal family, bagi ‘rakyat jelata’, anak itu juga adalah garis keturunan yang tetap harus diteruskan.



(Semoga paham, ya).



Dalam agama pun kita juga digalakkan untuk mempunyai anak (saya menulis garis besar ya, karena masih kurang ilmu dan takut salah nulis nanti bisa dirajam..).



Jadi, makin dunia tua, jumlah manusia penghuninya semakin padat sehingga banyak menimbulkan masalah. Mulai dari kekurangan makanan, air bersih, tempat tinggal hingga edukasi yang layak.



Tak heran sih, China dulu bikin peraturan bahwa rakyatnya cuma bisa punya 1 anak saja meski sekarang larangan itu sudah di cabut.




Royal Canin kabarnya naik harga ya...




Kayak dua sisi mata uang ga, sih, soal anak atau tidak beranak ini?



Di satu sisi, punya anak sesuai dengan kemauan sang pasangan, tidak selalu berakhir baik karena anak tidak mendapatkan kasih sayang hingga bahkan resiko terlantar. Punya 6 anak contohnya, tapi orang tuanya malah tidak mampu secara finansial dan mental. Jadi anak-anak terlantar dan tumbuh dengan berbagai masalah mental dan fisik (dengan potensi menjadi perusak atau ancaman terhadap kehidupan orang lain).



Ada juga yang punya anak ‘mendadak’ dan memutuskan untuk membuang bayi mereka di tepi jalan dalam kardus. 



Bikin marah tidak, wahai pembaca siluman Ann Solo?



Sisi yang lain pula, telah banyak bercermin dari kesalahan seperti ini. Biasanya mereka yang memilih child-free telah banyak berpikir, menimbang dan intropeksi diri. Mereka memahami kekurangan mereka jika menjadi orang tua nantinya.



Ada yang sakit secara fisik, contoh, memutuskan untuk tidak mempunyai anak karena tidak ingin menjadi beban atau resiko melahirkan anak yang akan tertular penyakit. Bagus sih ini, mereka sadar; daripada membebani hidup si anak, lebih baik tidak punya anak saja sekalian.



Lalu mereka yang secara finansial sangat struggling, bisa menjadi contoh berikutnya. Tumbuh dari keluarga yang kekurangan bahkan setelah besar jadi ikut menanggung beban keluarga alias sandwich generation, wajar kalau berpikir seribu kali jika ingin mempunyai anak. 



Pasti mereka tidak ingin anak mereka kekurangan seperti yang mereka rasakan dulu. Hal ini sangat wajar karena pasti ada trauma sehingga child-free bisa menjadi pilihan bijaksana dalam hidup mereka.



Tidak punya anak karena tidak suka anak-anak? Ya, tidak ada masalah. Sekali lagi, setiap orang itu berbeda, kita tidak tahu kesusahan dan trauma mereka dalam hidup, jadi jangan menghakimi pilihan hidup seseorang. 



Saya juga kenal orang-orang yang tidak suka anak-anak dan memutuskan untuk child-free. Bukan berarti mereka menjadi manusia yang buruk dan merugi. 




Baca Juga : CURHAT HIDUP BERSAMA ANN SOLO






Child-free = Awet Muda


Jangan lupa nabung ya emak bapak, saya anak jaman now yang syemakin syulit lho...




Sejauh ini saya belum menemukan jurnal ilmiah khusus untuk membahas korelasinya. Mungkin sudah ada, saya saja yang belum ketemu. Gitu, okay?!



Pertama dan satu-satunya, awet muda secara umum memang bisa di dapat dari hidup yang baik, sehat dan kemampuan untuk mengatasi permasalahan hidup. Kalau mengikut asumsi saya, ya.



Hanya, saja, tidak selalu seperti ini. Saya ‘kenal’ orang-orang yang abusive terhadap tubuh sendiri, hidup penuh stress, mengalami clinical depression hingga punya penyakit mental, TAPI MEREKA TERLIHAT (AWET) MUDA.



Ajaib memang, lebih ajaib lagi kalau kamu tahu mereka tidak tahu apa itu skincare, pakai skincare telat hingga skincare seadanya.



Kenapa semua itu bisa terjadi?



Bisa jadi itu karena genetic atau cuma hadiah dari Sang Maha Pencipta?



(Salah satu yang epic pernah terjadi di hidup saya, ditanya kuliah dimana…di usia sebegini).



Jadi, child-free tidak betul-betul menjamin seseorang akan awet muda seperti dari statement seorang YouTuber yang viral itu. 



Baiklah, kalau point seperti; tidak stress karena anak yang nangis rewel tantrum, bisa salah satu yang membuat hidup tenang. I get it. 



I do get it karena kembali lagi yang saya tulis diatas, berarti orang tersebut berhasil mengatasi salah satu yang membuat hidup depresi dan stress, yang berarti menjadi point penunjang untuk awet muda.



Alright. Alright. Alright. Kalau kata Pak Matthew McConaughey.



Child-free disini menjadi point penting si YouTuber untuk tetap awet muda, kalau bisa ditarik kesimpulan, jadi FAKTOR UTAMA. 



I see.



Itu menurut dia, ya, sepertinya sudah terbukti di YouTuber tersebut.



Cuma, alangkah tolol jika menggeneralisasi child-free = awet muda. Tidak kisanack, awet muda = duit. Wkwkwkwkw..



Sama seperti jargon masa kini; kamu tidak jelek, cuma miskin. Kamu tidak terlihat tua (tidak awet muda), tapi kamu miskin, itu lebih ‘ngena’ sepertinya.



I mean, untuk tetap awet muda, sudah saya sebutkan poin umumnya diatas, untuk dapat melakukan itu semua, pasti perlu modal, yaitu money money money. 



Terbukti benar adanya pada Sophia Latjuba, Dian Sastro, Jennifer Bachdim dan Wulan Guritno. Hello, itu para hawt mommas itu kurang banyak apa anaknya? Tapi mereka terlihat sangat cantik, awet muda seperti tidak ada yang salah dalam hidup mereka…wkwkwkwk.



Malah tidak harus selebriti kok, saya pernah ketemu banyak para wanita cantik yang saya kira masih gadis. Lha , ternyata sudah punya 2 - 4 anak, coba. Saya yakin ini orang-orang yang mendapat menang giveaway genetik awet muda dari Tuhan karena mereka bilang mereka tidak punya kiat khusus untuk awet muda bahkan tidak punya ART alias jadi emak full-time.



Tepuk tangan!




Ingat ya, bayi bukan sekedar bikin dan lucunya doang, tapi tanggung jawab dunia akhirat




Told you so, awet mudah itu sangatlah relatif dengan berbagai macam cara dan jalannya, juga yang pasti memang apa yang telah ditentukan oleh Tuhan. Kalau kamu tajir sekalipun, child-free, beli Lamer sudah seperti beli Nivea di Alfamart (Indomaret, biar adil disebut keduanya), tapi kamu tetap terlihat jauh lebih tua dari usiamu…saya tidak tahu kenapa, tanya Tuhan, ya..



I mean, child-free tidak bisa menjadi tolok ukur untuk awet muda meski memang ada faktor yang bisa bikin hidup seseorang ideal sesuai dengan keinginannya. Doesn’t mean kamu bebas shaming orang yang punya anak dan tidak terlihat masih aduhai.



(Pembahasan ini agak kemana-mana ya, semoga pembaca budiman paham).



Statement konyol dari YouTuber ini menyulut emosi publik karena ada ‘pesan’ yang terlihat marah dan kesal disitu. Ini membuat saya lebih melihat GitaSav (akhirnya sebut nama, tadi agak segan) lashing her anger and frustration out, over something trivial = pujian dari mba yang bilang GitaSav awet muda (yang berkembang jadi sebesar sekarang karena komen balasan GitaSav).



Jujur saja, statement bodoh ini membuat mereka yang memilih dan pro child-free menjadi terlihat buruk. Sebelumnya bliyau juga bikin heboh karena childfree dan mendapat dukungan, kini jadi semacam blunder yang terlempar balik ke si empunya statement.



Yakinlah, diluar sana, orang-orang yang adem ayem jadi ikut terseret gara-gara statement ini. Bisa saja ada yang komen; ih, kamu katanya child-free, tapi kok, kayak orang umur 70 sih, padahal 30?.



You know, mulut manusia tak bertulang tapi paling mematikan.



Baca Juga : REVIEW BUKU TENTANG MENEMUKAN JATI DIRI YANG SEDERHANA DI CONVENIENCE STORE WOMAN - SAYAKA MURATA




Vibes-nya bayi sultan gitu ga sih..





Melawan arus disaat masyarakat selalu merasa tahu apa yang harus kamu lakukan; kapan nikah, kapan punya anak, kapan tambah anak, menjadi child-free seperti jadi ‘rebel’.



Aslinya kan, tidak. Nikah, punya anak, tambah anak dan child-free itu seharusnya TIDAK MENJADI URUSAN MASYARAKAT UMUM. 



Sebaliknya, itu seharusnya menjadi masalah personal yang tidak boleh dikonsumsi publik. Kita tidak berhutang penjelasan apapun pada society akan apa yang kita pilih terkait anak. I mean, masa sih kita harus bawa-bawa surat dokter untuk menjelaskan kalau kita punya resiko berbahaya jika mengandung, contohnya, setiap orang bertanya kapan punya anak.



Siapa sih, mereka itu yang berhak mengatur dan menuntut penjelasan dari kita, ya kan? Ih. Bikin jengkel kalau ketemu orang lambe kepo begitu.



Ah, jadi ingat, saya dan seorang sahabat saya melihat iklan yang terpampang besar yang kurang lebih mengatakan bahwa wanita sejati adalah wanita yang melahirkan. Apa kabar kami, yang punya vagina, rahim dan payudara tapi jomblo ini?



Sad. Ketika ibu hamil dijadikan bahan jualan produk dan yang wanita 'biasa' di shaming.



Anywho, saya nulisnya kesana-kemari tetapi semoga pembaca budiman bisa memahami poin artikel saya kali ini, ya.



Intinya, child-free tidak menjamin awet muda. Jadi please, jangan shaming mereka yang memutuskan untuk child-free, kamu tidak berada di posisi dan hidup mereka, jadi don’t judge them. Yakinlah, pasti mereka telah melalui banyak hal untuk akhirnya memutuskan child-free.



Masih penasaran mau awet muda juga? Cek lah, review produk kecantikan di blog ini walau saya tidak menjamin, tapi kamu tetap bisa merawat kulitmu kan…hahay…





























Newer Posts
Older Posts

Ann Solo

Ann Solo
Strike a pose!

Find Ann Here!

Ann Solo Who?!

Ann Solo adalah nama pena Ananda Nazief, seorang lifsestyle blogger yang terinspirasi oleh orang- orang sekitar, perjalanan, kisah- kisah, pop culture dan issue semasa.

Prestasi:

Pemenang Terbaik 2 Flash Blogging Riau : Menuju Indonesia,
Kominfo (Direktorat Kemitraan Komunikasi) - Maret 2018.

Pemenang 2 Flash Writing For Gaza (Save Gaza-Palestine),
FLP Wilayah Riau - April 2018.

Pemenang 3 Lomba Blog Lestari Hutan, Yayasan Doktor Syahrir Indonesia - Agustus 2019.

Pemenang Harapan 1 Lomba Blog, HokBen Pekanbaru - Februari 2020.

Contact: annsolo800@gmail.com

  • Home
  • Beauty
  • Traveling
  • Entertainment & Arts
  • What's News
  • Books & Stories
  • Our Guest
  • Monologue
  • Eateries

Labels

#minimalism Beauty Books & Stories Eateries Entertainment & Arts Film Gaming monologue Our Guest parfum Review Review Parfume sponsored Techie thoughts traveling What's News

Let's Read Them Blogs

  • Buku, Jalan dan Nonton

Recent Posts

Followers

Viewers

Arsip Blog

  • ▼  2025 (1)
    • ▼  April (1)
      • Asyik, Perang Tarif, Mari Kita Beli Barang KW
  • ►  2024 (18)
    • ►  Desember (1)
    • ►  November (3)
    • ►  Oktober (2)
    • ►  Agustus (2)
    • ►  Juli (2)
    • ►  Mei (2)
    • ►  April (1)
    • ►  Februari (3)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2023 (45)
    • ►  Desember (3)
    • ►  November (3)
    • ►  Oktober (11)
    • ►  September (7)
    • ►  Agustus (2)
    • ►  Juli (2)
    • ►  Juni (4)
    • ►  Mei (6)
    • ►  April (1)
    • ►  Februari (3)
    • ►  Januari (3)
  • ►  2022 (20)
    • ►  Desember (2)
    • ►  November (2)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (1)
    • ►  Mei (3)
    • ►  April (2)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Februari (2)
    • ►  Januari (5)
  • ►  2021 (27)
    • ►  Desember (1)
    • ►  November (1)
    • ►  September (3)
    • ►  Agustus (3)
    • ►  Juli (3)
    • ►  Juni (3)
    • ►  April (1)
    • ►  Maret (5)
    • ►  Februari (3)
    • ►  Januari (4)
  • ►  2020 (34)
    • ►  Desember (6)
    • ►  November (3)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  September (5)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (2)
    • ►  Mei (3)
    • ►  April (5)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Februari (2)
    • ►  Januari (4)
  • ►  2019 (34)
    • ►  Desember (2)
    • ►  November (3)
    • ►  Oktober (3)
    • ►  September (1)
    • ►  Agustus (4)
    • ►  Juli (2)
    • ►  Juni (3)
    • ►  Mei (4)
    • ►  April (2)
    • ►  Maret (5)
    • ►  Februari (3)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2018 (56)
    • ►  Desember (2)
    • ►  November (5)
    • ►  Oktober (5)
    • ►  September (3)
    • ►  Agustus (5)
    • ►  Juli (14)
    • ►  Juni (6)
    • ►  Mei (6)
    • ►  April (5)
    • ►  Maret (5)

Find Them Here

Translate

Sociolla - SBN

Sociolla - SBN
50K off with voucher SBN043A7E

Blogger Perempuan

Blogger Perempuan
Blogger Perempuan

Beauty Blogger Pekanbaru

Beauty Blogger Pekanbaru

Popular Posts

  • Review Axis-Y Toner dan Ampoule - Skincare Baru Asal Korea
    Sejak beberapa tahun kebelakangan ini kita telah diserbu oleh tidak hanya produk Korea baik itu skincare dan makeup, tetapi juga ...
  • Review Loreal Infallible Pro Matte Foundation
    Kalau dulu saya hanya tahu dan penggemar berat Loreal True Match Foundation sejak zaman kuliah, ternyata Loreal juga mengelua...
  • 2019 Flight Of Mind
    Cheers! Time flies indeed, terlebih lagi di zaman sekarang ini dan saya yang sudah mulai lupa sehingga semua terasa cepat. 2019...
  • Kampanye No Straw Dari KFC
    Kampanye No Straw Movement. Kemarin saya dan seorang teman berjanji untuk bertemu di KFC terdekat dan sambil menunggunya datang, saya ...
  • (Pertandingan Terakhir Liliyana Natsir Sebelum Pensiun) Dukung Bersama Asian Games 2018
    Hari ini berita yang cukup mengecewakan muncul di TV ketika saya dan Tante sedang makan siang dirumah: Liliyana Natsir akan menggantung...
  • Review Lip Balm 3 Merek - Nivea, Himalaya Herbals dan L'Occitane
    Dulu sekali, sebelum kenal dengan lipstick seakrab sekarang, saya dan   lip balm adalah pasangan yang kompak. Tidak hanya mengatasi ...
  • Review Sunblock Biore & Senka
    Oh my! Sekali lagi saya merasa bersalah 'menelantarkan' blog ini karena akhir bulan lalu saya mempunyai pekerjaan baru ya...
  • Review - Sakura Collagen Moisturizer
    Pertama-tama, saya hanya mau menginformasikan bahwa ini adalah artikel review yang sebenarnya sudah lumayan telat terlupakan oleh kek...
  • Review AXIS-Y Cera-Heart My Type Duo Cream
    Sudah lam aterakhir kali saya memakai cream moisturizer tipe konvensional, alasan utamanya adalah kondisi iklim di kota saya...
  • Review Lipstick Maybelline Superstay Ink Crayon
    2020 dimulai dengan racun lipstick terbaru dari Maybelline yang datang dengan Super Stay Ink Crayon yang sebenarnya sudah saya nant...

Created with by BeautyTemplates | Distributed by blogger templates