Instagram Twitter Facebook
  • Home
  • Beauty
  • Entertainment & Arts
  • What's News
  • Traveling
  • Monologue

Ann Solo




Diantara teman-teman saya, saya biasanya di kenali sebagai Queen of Thrifting. Atau, kalau bahasa lokal disini, saya ini Ratu Peje/Seken. Well, bisa dibilang saya bangga menyandang gelaran ini..ehehe


Kenapa saya bangga? Karena teman-teman saya yang butuh jasa ‘fashion stylist’ murah, pasti nyari saya dan tentu saja, saya akan mewujudkan keinginan mereka dengan membawa mereka ke pasar seken.



Apalagi nih, saya sudah convert menjadi seorang minimalist dimana saya pastinya menerapkan frugal living. Jadi pilihan belanja di pasar second hand alias baju bekas menjadi cara cerdas untuk tetap gaya.



Ingat lho, menjadi minimalist dan hidup mindfulness juga hemat bukan berarti kamu harus kelihatan gembel, yah..






Apakah Pakaian Minimalist Hanya Hitam, Putih dan Abu? 





Siapa bilang?



Well, memang tidak bisa dipungkiri kalau image seorang minimalist adalah colorless alias hanya warna dasar. Namun sebenarnya ide di balik pemilihan warna ini karena semua warna tersebut tidak mencolok dan aman.



Minimalist mau lepas dari distraksi dan ingin lebih fokus. Maka warna-warna yang bright seperti merah, oren, neon, hingga pattern akan membuyarkan konsentrasi. Sedangkan inti minimalist adalah ketika semuanya minim gangguan baik dari warna pakaian hingga tempat tinggal mereka.



Bisa dibilang ini, tiga warna di atas sangat basic, mudah di padu-padankan, effortless, timeless, dan kalau hitam, tidak kelihatan kalau belum dicuci berhari-hari. Wkwkwkwk..



Ada juga kok, minimalist yang memilih warna kesukaan mereka masing-masing. Hijau, biru, pink, hingga motif macan kalau kamu memang menyukainya. Kenapa tidak.



Ya, meski inti pemilihan warna tiga sederhana biasanya untuk lebih menghemat waktu dan no fuss, tapi bukan berarti kamu harus mengikuti pakem ini. Menjadi minimalist berarti kamu menjadi dirimu sendiri, tapi lebih lega dan minim distraksi.




Apakah Minimalist Hanya Membeli Barang Berkualitas?




*Suka Groot? Pakai Nike & Supreme juga, dong! Pandai kali lah, marketing-nya!



Tidak juga, sekali lagi tidak ada aturan khusus menjadi seorang minimalist.



Memang tidak bisa dipungkiri, sejak minimalist menjadi pilihan gaya hidup yang trendy, maka ada saja ‘selipan pesan-pesan sponsor’ seperti istilah green wash atau pemaksaan sustainable yang harus diteliti lagi.



Disini saya harus disclaimer (telat ya, sudah sampai sini baru disclaimer), kalau ini yang saya perhatikan dan cari tahu sendiri ya, jadi saya bukan ahli dalam hal sustainable ini. 



Terlalu banyak istilah dan produk dengan klaim mereka masing-masing, begitu juga tidak ada pakem baku dalam membeli barang bagi minimalist. 



Intinya adalah, kamu bisa menggunakan apa yang kamu punya saat ini. Setelah kamu decluttering dan merasa cukup lagi terpenuhi, maka itulah barang-barang yang memang kamu butuhkan.



Jadi kamu tidak harus membeli, contohnya, cotton pad kain untuk membersihkan makeup. Kalau kamu lebih nyaman dengan kapas, ya kenapa tidak. Mau lebih kreatif? Kamu bisa menggunakan kain yang kamu daur ulang dari pakaian kamu, contohnya.



Produk yang sustainable juga tidak semuanya sesuai untuk setiap minimalist. Walau ya, tidak dipungkiri kalau minimalist juga sangat concern akan sustainability.



Satu contoh lagi, kemarin saya beralih menggunakan sabun batangan dengan harapan lebih hemat dan ramah lingkungan. Tapi ternyata kulit saya malah jadi bentol, kering dan gatalnya ampun dah!



Saya juga sempat menggunakan shampoo bar yang dibuat dari bahan alami dan minim sabun, tapi rambut saya kering seperti ijuk dan malah rontok. 



Oh no, Ferguso. Saya balik lagi menggunakan produk biasa yang memang pas dengan kebutuhan saya.



Lalu bagaimana dengan pakaian? Apakah perlu membeli kaus 100% cotton? 



Ini nih, masuk ke topik kenapa saya bangga menjadi Queen of Thrifting. Simak dibawah ini, ya!




Thrifting adalah Jalan Ninja Seorang Minimalist!




Seperti yang saya pernah tulis SLOW FASHION DALAM KONSEP HIDUP MINIMALIS, saya memutuskan belanja thrifting dengan alasan utama adalah….saya adalah sobat misskwin. Eh, ada alasan lain, ding!



Thrifting adalah cara sederhana, cepat dan berdampak hebat jika kamu sangat concern dengan limbah dan sustainability. 



Mungkin bagi banyak orang, belanja dan memakai pakaian bekas itu jijik. Tapi, kalau di mata saya, murah, eh, mengurangi limbah dunia yang semakin menumpuk dan nyaris abadi ini.



Dengan fast fashion yang meningkat pesat dan tuntutan tetap gaya berkiblat Citayem Fashion Week, maka perputaran uang di dunia fashion retail meningkat.



Setiap detiknya (begitukah?), fashion berubah. Selebritis dan orang terkenal lainnya akan mempromosikan fashion terbaru mereka.



Fashion houses seperti Dior, Hermes, Gucci, Prada, dll, hingga emak penjual daster di pasar pasti akan mengeluarkan lini gaya terbaru mereka untuk tetap menarik minat pembeli. 



Sah-sah saja, karena begitulah dunia saat ini. Semua orang ingin menjadi trend setter, terdepan dan yang pertama.



Namun nih, karena perputaran fashion itu terlalu fast and furious, tidak mengherankan kalau seseorang bisa saja hanya mengenakan satu blouse cuma sekali dan merasa blouse itu jadul keesokan minggunya.



Itulah yang membuat limbah fashion semakin menjadi liar belum lagi proses pembuatannya itu sendiri juga punya limbah yang tak kalah dahsyatnya. Ingat, proses pewarnaan? Kemana limbah air pewarnaan itu perginya? Ayoyoyoyo…



Daripada saya membeli fast fashion yang sebenarnya tidak murah (menurut UMR sini, ya..hello Jogja!), saya juga tidak menyukai model (yang hampir serupa) dan bahan yang digunakan.



Jalan thrifting adalah jalan yang sudah benar menjadi jalan ninja saya. Selain saya membantu mengurangi limbah pakaian di bumi ini, tabungan aman dan gaya saya tetap menarik. Hahay!



Setelah saya membuat color palette nih, misalnya (saya cewe bumi + cewe mamba kalau lagi tidak panas), maka akan lebih mudah untuk saya mencari pakaian di pasar loak.



Nurani saya aman, karena saya hemat, bisa mengurangi limbah semampunya saya dan seringnya, kebutuhan saya terpenuhi bahkan sampai saya dibilang sangat stylish! Hihihihi



Tertarik membuat capsule wardrobe? Sebelum kamu membuang semua harta benda berhargamu, yuk, cek cara memulai decluttering dulu, ya!




Tips Hemat dan Anti Boncos Belanja Thrifting




*emosi lihat uang dibakar, literally.


Wahai mereka yang nyasar ke artikel ini dan pembaca siluman Ann Solo, thrifting itu bukan berarti bisa kalap yang berakibat boncos, ya.



Bedakan juga, kamu mau thrifting karena jadi minimalist apa lagi ikut trend? Apa kamu memang fashionista sejati yang suka berganti gaya sekelip mata? 



Aduh, saya tidak banyak komentar selain; kalau kamu mau gaya saja dan berganti-ganti pakaian, kamu juga tanpa sadar hanya menambah beban barang dan limbah.



Aaww… anyway, itu terserah kamu, ya. Yuk, yang minimalist mari kita lanjutkan!



Karena eh karena, pakaian thrift itu berharga lebih murah dari pakaian baru, hold your horse, fellow, kamu harus tetap beli seperlunya, ya.



Ya, kan, ndak lucu toh, kamu katanya minimalist, tapi begitu thrifting, gelap mata dan borong, terus pas dicoba, ya menyesal. Boncos iya, gaya melayang.



Mari terapkan tips Ann Solo yang sudah malang melintang di dunia tetap-gaya-walau-kere, alias, tetap-gaya-walau-minimalist-dengan-jalan-ninja-thrifting sejak 2003, ala kadarnya ini:



  1. Pondasi adalah yang menopang sebuah bangunan, maka kamu perlu pondasi; apakah style berpakaianmu? Bumi, mamba, kue, seblak, daster, uniform, pasrah seadanya, comot punya kakak, kinky, akademia aestetik? Lihat ke dalam dirimu dan temukan jawabannya.


  1. Warna apakah yang menjadi kesukaanmu? Sekali lagi, tiga warna di atas bisa menjemukan dan monoton bagi beberapa orang. Ambil saja warna kesukaanmu, toh, yang menjalaninya kamu, bukan saya atau Fumio Sasaki (Hello, Sensei!).


  1. Budgeting. Ini toh, kenapa kita thrifting? Wihihi.. Minimalist adalah mereka yang concern dengan anggaran mereka karena mereka ingin menggunakannya pada hal-hal yang lebih bermanfaat daripada kebendaan/materiil.


  1. Kebutuhan. Manusia adalah makhluk visual, maka berganti pakaian adalah faktor utamanya. Ya, tapi kamu tidak harus selalu berganti gaya dan membuatmu lelah mental sendiri untuk tetap keep up dengan trend terbaru. Beli dan gunakan yang kamu perlukan, walau thrifting sekalipun.


  1. Abaikan validasi. Kelebihan menjadi minimalist adalah kamu keluar dari lingkaran setan validasi sosial. Dengan membeli barang bekas, berarti kamu sudah tidak lagi berada di jalur kapitalis, eh, mainstream. Kamu bisa memakai apa yang kamu suka, tapi dengan cara yang lebih ramah pada dompetmu bebas validasi harus pakai Hermes (kw).






*Rich people mandinya emas, YGY..



Bagaimana? Tips dari saya sangat sederhana, bukan?



Lha iya, saya pun bingung mau tulis apa lagi karena blog ini sudah lama tidak di update dan saya agak canggung, sudah lama tidak menulis (baru 3 minggu, kok).



Disclaimer yang terlambat lagi, pakaian thrifting jelas beda dengan yang baru yang fresh from the oven, ya.



Namanya juga barang bekas, pasti ada somplak disana-sini. Bukan berarti tidak ada barang baru, ya. Ada kok, saya sering dapat pakaian baru lengkap dengan tag dan plastik. 



Kemungkinan besar baju dari tahun 80-an dan 90-an (dari modelnya, ya) yang dulu kala tidak laku terjual. Tag ada, kondisi, 100% like new, sis!



Itu juga tidak jaminan untuk semua kedai dan jualan thrift, ya. Tidak ada jaminan di dunia ini selain jaminan masuk neraka buat koruptor dan kriminal (tidak bertobat dan akan mencalonkan diri), hei!



Kamu harus teliti, belek dah tuh, baju dari atas sampai bawah. Luar dan dalam. Perhatikan juga bahannya, kalau kamu mengerti bahan pakaian, kamu beruntung. Beberapa orang bisa jadi alergi dengan serat pakaian, lho.



Selamat thrifting, ya. Kalau kamu masih bingung mencari pakaian yang tepat setelah jadi minimalist? Kamu bisa cek artikel ini STRUGGLING MINIMALIST - MENCARI PAKAIAN DENGAN WARNA YANG SESUAI.



Butuh penasehat keuangan juga? Wihihi yuk lah, mampir disini

PENGALAMAN KELOLA KEUANGAN ALA MINIMALIST.


Tapi saya bukan Jo***a ya, pengalaman keuangan saya asli murni tanpa simulasi, ya guys ya...wihihi sekali lagi, mari thrifting dan kurangi limbah bumi semata wayang kita!







Wah, ternyata sudah sebulan saya tidak menulis di blog ini..tanpa sadar. Saya sediri sedang healing, karena ternyata healing yang sebenarnya dibutuhkan oleh pikiran dan tubuh tidaklah semudah dan secepat itu..


Anyway, sampai jumpa di artikel berikutnya, segera.




Kapan ya, terakhir kali saya menulis cerita tentang traveling, hobi sejuta umat ini. Meski ternyata saya melakukan perjalanan untuk liburan dan healing sejak pandemi melanda (walau sebenarnya harus pulang kampung mendadak sih, anggap saja traveling juga), saya terkadang lupa itu disebut jalan-jalan juga.


Oh, well.


Anyway, baru-baru ini saya melakukan perjalan singkat sebagai bagian dari healing dan penyegaran jiwa raga. Dari dulu saya selalu mempunyai teman-teman jalan beragam yang kebanyakkan cukup ‘random’ dan tidak pernah tetap. Jadi perjalanan terakhir kemarin, saya juga mendapatkan teman jalan random.


Namun apa mau dikata, tidak semua teman jalan bisa menjadi teman traveling yang asyik. Justru saya merasa liburan healing yang kemarin menambah masalah hidup, harusnya healing, eh, malah menambah beban.


Sebagai tipe orang yang sok asyik dan senang mengenal banyak orang, saya merasa teman jalan yang terakhir ini bagaikan nostal-gila kembali ke zaman traveling bareng teman sekolah dulu. Help! Tapi itu benar! 


Anyway, kalau kamu (para pembaca siluman Ann Solo) sedang mencari teman traveling, mungkin bisa cek pengalaman saya dengan beragam macam karakter teman jalan sejauh ini.



Baca Juga : BACKPACKING SETELAH BERHIJAB




 

Teman yang ‘cool, lets go!’


Ini mungkin teman traveling yang paling terbaik dan asyik karena mereka terbuka untuk petualangan baru, tidak banyak komplain dan menggerutu. Teman seperti ini biasanya mereka yang sudah biasa traveling dan punya banyak pengalaman, teman dan relasi dalam dunia traveling.




Teman ‘ah, malas!’


Rakyat mager dan kaum rebahan adalah tipe teman seperti ini. Aneh juga kalau mereka mau traveling kalau mager, yak? Tapi tentu saja mereka suka traveling dong, walau mungkin dengan cara yang hemat gerak. Sayangnya, ini salah satu jenis teman jalan yang tidak bisa diandalkan, karena kalau kamu minta tolong booking hotel, bisa saja mereka lagi mager…hihihi




Teman yang ‘kenapa begini, begitu’


Satu lagi tambahan teman jalan yang harus dihindari, karena mereka akan komplain dan seringnya justru tidak memberikan masukan atau kontribusi yang berarti. Belum lagi, teman jalan seperti ini biasanya sangat sok tahu (sesuai dengan pengalaman saya), sehingga akan rentan menimbulkan argumen yang tidak penting dan sepele.




Teman yang ‘harus ikut aku ini itu’


Kurang lebih sama dengan tipe teman diatas, tipe ini maunya selalu diikuti dan akan merasa dirinya menjadi juru bicara grup padahal itu hanya keputusan sepihak darinya. Teman jenis ini juga sering baper dan ngambek kalau kita tidak mengikuti kemauannya. Okay, sah, bye aja!




Teman gaul dan supel


Menjadi salah satu teman jalan yang asyik, saya pernah mempunyai teman jalan yang gaul dan supel yang bahkan di tempat asing sekalipun, teman ini mampu membuat koneksi dan berinteraksi dengan orang asing. Dari yang tadinya tersesat jalan, teman ini berhasil membawa kami keluar dengan menyapa dan berbicara pada orang- orang sekitar. Top, cari teman jalan seperti ini, ya!




Teman jago memotret





Sedih, karena teman ini selalu dapat mengabadikan momen terbaik liburan dengan jepretan kameranya. Tapi begitu teman lain yang mengambil foto, hasilnya buram, miring atau gelap. Ah, nasib teman yang jago foto biasanya begitu..





Teman kuliner


Sebagai orang yang tidak begitu paham makan enak, saya merasa bersyukur kalau ada teman yang tahu semua informasi kuliner. Tinggal sebut budget makan berapa, teman ini akan memberikan rekomendasi terbaiknya.




Teman selalu bergaya


Mungkin teman ini ada baik dan buruknya? Karena mereka bisa mengarahkan gaya dan style selama liburan? Namun juga kamu harus membantu menyeret kopernya yang overweight karena penuh baju ootd? Apalagi kalau ada teman jenis photographer di grup, pasti teman itu yang akan menjepret semuanya. 




Teman hobi pinjam

Dari pinjam duit sampai pinjam barang. Selaku ada teman seperti ini yang rasanya tidak punya budget khusus liburan sehingga mereka selalu belanja begitu melihat barang yang menarik. Susah memang, karena tidak semua teman di grup punya dana lebih untuk di pinjamkan. Lain halnya kalau emergency seperti kecopetan atau tidak ada ATM terdekat, masih bisa dipertimbangkan.



Itu adalah beberapa teman jalan yang umum ditemui. Kamu punya tambahan jenis teman jalan lainnya? Share di bawah, yak.




Baca Juga : TIPS PACKING MUDIK SIMPEL DAN CEPAT




Tips Mencari Teman Traveling yang Asyik





Dengan umumnya backpacking dan jadi host bagi traveler, membuat banyak peluang untuk bertemu banyak pecinta traveling juga semakin luas. Tidak jarang juga banyak traveler yang baru saja bertemu sepakat untuk jalan bareng dan berbagi biaya penginapan. 


Saya salah satu orang yang biasa bertemu orang baru, sehingga saya sudah tahu resikonya. Kurang dan lebih, baik itu berpetualang dengan teman yang sudah dikenal atau baru, selalu ada saja resiko yang mengintai perjalanan. Tips dibawah ini mungkin bisa mengurangi resiko tersebut :


  • Pastikan untuk membicarakan tujuan perjalan sedetail mungkin.


  • Cek penginapan, biaya dan ongkos perjalanan bersama-sama agar jelas.


  • Bagi rata atau sesuai kesepakatan semua yang menyangkut akomodasi selama perjalanan.


  • Kalau teman jalan adalah seorang yang asing, usahakan untuk berkomunikasi dan bertukar pikiran lebih dulu sebelum kamu memutuskan untuk jalan bersama.


  • Tidak selamanya rekomendasi teman jalan dari seorang teman yang kamu percayai bisa dipegang. Ini karena setiap orang akan berlaku berbeda tergantung situasi, kondisi dan lawan bicaranya.


  • Kamu bisa menolak teman jalan kalau insting mengatakan kalau teman tersebut mencurigakan atau malah menyusahkan.




Baca Juga : Cerita Kocak Segala Rupa Penginapan  







Inti dari traveling bareng teman adalah bersenang, menghemat biaya dan merasa lebih aman bersama. Ingat juga, kalau ini adalah liburan semua orang, jadi jangan kacaukan liburan dan rencana orang lain hanya kamu merasa kesal atau sedang tidak mood.


Kamu tidak berhak mengacaukan agenda dan liburan orang lain dengan drama dan keegoisanmu, lho. Jadi, sebelum berangkat traveling bersama, selain mengecek semua kebutuhan perjalanan, kamu juga harus mengecek teman jalan juga, ya.


Selamat liburan dan healing!


Newer Posts
Older Posts

Ann Solo

Ann Solo
Strike a pose!

Find Ann Here!

Ann Solo Who?!

Ann Solo adalah nama pena Ananda Nazief, seorang lifsestyle blogger yang terinspirasi oleh orang- orang sekitar, perjalanan, kisah- kisah, pop culture dan issue semasa.

Prestasi:

Pemenang Terbaik 2 Flash Blogging Riau : Menuju Indonesia,
Kominfo (Direktorat Kemitraan Komunikasi) - Maret 2018.

Pemenang 2 Flash Writing For Gaza (Save Gaza-Palestine),
FLP Wilayah Riau - April 2018.

Pemenang 3 Lomba Blog Lestari Hutan, Yayasan Doktor Syahrir Indonesia - Agustus 2019.

Pemenang Harapan 1 Lomba Blog, HokBen Pekanbaru - Februari 2020.

Contact: annsolo800@gmail.com

  • Home
  • Beauty
  • Traveling
  • Entertainment & Arts
  • What's News
  • Books & Stories
  • Our Guest
  • Monologue
  • Eateries

Labels

#minimalism Beauty Books & Stories Eateries Entertainment & Arts Film Gaming monologue Our Guest parfum Review Review Parfume sponsored Techie thoughts traveling What's News

Let's Read Them Blogs

  • Buku, Jalan dan Nonton

Recent Posts

Followers

Viewers

Arsip Blog

  • ▼  2025 (1)
    • ▼  April (1)
      • Asyik, Perang Tarif, Mari Kita Beli Barang KW
  • ►  2024 (18)
    • ►  Desember (1)
    • ►  November (3)
    • ►  Oktober (2)
    • ►  Agustus (2)
    • ►  Juli (2)
    • ►  Mei (2)
    • ►  April (1)
    • ►  Februari (3)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2023 (45)
    • ►  Desember (3)
    • ►  November (3)
    • ►  Oktober (11)
    • ►  September (7)
    • ►  Agustus (2)
    • ►  Juli (2)
    • ►  Juni (4)
    • ►  Mei (6)
    • ►  April (1)
    • ►  Februari (3)
    • ►  Januari (3)
  • ►  2022 (20)
    • ►  Desember (2)
    • ►  November (2)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (1)
    • ►  Mei (3)
    • ►  April (2)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Februari (2)
    • ►  Januari (5)
  • ►  2021 (27)
    • ►  Desember (1)
    • ►  November (1)
    • ►  September (3)
    • ►  Agustus (3)
    • ►  Juli (3)
    • ►  Juni (3)
    • ►  April (1)
    • ►  Maret (5)
    • ►  Februari (3)
    • ►  Januari (4)
  • ►  2020 (34)
    • ►  Desember (6)
    • ►  November (3)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  September (5)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (2)
    • ►  Mei (3)
    • ►  April (5)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Februari (2)
    • ►  Januari (4)
  • ►  2019 (34)
    • ►  Desember (2)
    • ►  November (3)
    • ►  Oktober (3)
    • ►  September (1)
    • ►  Agustus (4)
    • ►  Juli (2)
    • ►  Juni (3)
    • ►  Mei (4)
    • ►  April (2)
    • ►  Maret (5)
    • ►  Februari (3)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2018 (56)
    • ►  Desember (2)
    • ►  November (5)
    • ►  Oktober (5)
    • ►  September (3)
    • ►  Agustus (5)
    • ►  Juli (14)
    • ►  Juni (6)
    • ►  Mei (6)
    • ►  April (5)
    • ►  Maret (5)

Find Them Here

Translate

Sociolla - SBN

Sociolla - SBN
50K off with voucher SBN043A7E

Blogger Perempuan

Blogger Perempuan
Blogger Perempuan

Beauty Blogger Pekanbaru

Beauty Blogger Pekanbaru

Popular Posts

  • Review Axis-Y Toner dan Ampoule - Skincare Baru Asal Korea
    Sejak beberapa tahun kebelakangan ini kita telah diserbu oleh tidak hanya produk Korea baik itu skincare dan makeup, tetapi juga ...
  • Review Loreal Infallible Pro Matte Foundation
    Kalau dulu saya hanya tahu dan penggemar berat Loreal True Match Foundation sejak zaman kuliah, ternyata Loreal juga mengelua...
  • 2019 Flight Of Mind
    Cheers! Time flies indeed, terlebih lagi di zaman sekarang ini dan saya yang sudah mulai lupa sehingga semua terasa cepat. 2019...
  • Kampanye No Straw Dari KFC
    Kampanye No Straw Movement. Kemarin saya dan seorang teman berjanji untuk bertemu di KFC terdekat dan sambil menunggunya datang, saya ...
  • (Pertandingan Terakhir Liliyana Natsir Sebelum Pensiun) Dukung Bersama Asian Games 2018
    Hari ini berita yang cukup mengecewakan muncul di TV ketika saya dan Tante sedang makan siang dirumah: Liliyana Natsir akan menggantung...
  • Review Lip Balm 3 Merek - Nivea, Himalaya Herbals dan L'Occitane
    Dulu sekali, sebelum kenal dengan lipstick seakrab sekarang, saya dan   lip balm adalah pasangan yang kompak. Tidak hanya mengatasi ...
  • Review Sunblock Biore & Senka
    Oh my! Sekali lagi saya merasa bersalah 'menelantarkan' blog ini karena akhir bulan lalu saya mempunyai pekerjaan baru ya...
  • Review - Sakura Collagen Moisturizer
    Pertama-tama, saya hanya mau menginformasikan bahwa ini adalah artikel review yang sebenarnya sudah lumayan telat terlupakan oleh kek...
  • Review AXIS-Y Cera-Heart My Type Duo Cream
    Sudah lam aterakhir kali saya memakai cream moisturizer tipe konvensional, alasan utamanya adalah kondisi iklim di kota saya...
  • Review Lipstick Maybelline Superstay Ink Crayon
    2020 dimulai dengan racun lipstick terbaru dari Maybelline yang datang dengan Super Stay Ink Crayon yang sebenarnya sudah saya nant...

Created with by BeautyTemplates | Distributed by blogger templates