Instagram Twitter Facebook
  • Home
  • Beauty
  • Entertainment & Arts
  • What's News
  • Traveling
  • Monologue

Ann Solo

Sampai subuh & langsung menikmati pantai pagi hari..belum mandi dan semrawut setelah 9 jam perjalanan



Rasanya, kalau tidak termotivasi dengan sengaja, saya mungkin tidak akan menulis mengenai perjalanan saya yang ala kadarnya ini. Well, walau memang ala kadarnya dan cuma tinggal kenangan, tetiba saya jadi ingin menulis sedikit mengenai perjalanan saya.


Alias, daripada isi blog ini kosong melompong dan seperti kehilangan arah..alias lagi, saya malas nulis.



Introvert yang Semakin Tertutup Setiap Harinya


Semakin tua, saya semakin kembali ke setelan pabrik asli, yakni seorang yang aslinya pemalu, awkward, dan introvert. Iya, begitu, next time saja ceritanya.



Anyway, saya juga semakin merasa jengah jika terlalu banyak berbagi di media sosial. I mean, mengerikan juga jika orang asing mengetahui banyak informasi mengenai diri kita dan bisa menggunakannya untuk hal-hal yang salah dan berbahaya.



Tapi ini memang jaman dimana media sosial menjadi bagian organ tubuh manusia, kalau dihilangkan, maka manusia akan merasa sakit. Se-ngeri itu…



Karena saya kembali ke setelan pabrik, informasi berlebihan ini membuat saya anxious, tidak jarang saya berpikir apa saya harus juga melakukan hal yang sama karena sepertinya hal ini adalah mandatory bagi masyarakat modern sekarang (ga kebayang kalau blog ini dibaca manusia modern 2123 nanti, hello!).



Untung juga saya menarik diri saya dari arus deras sosial media dan memilih untuk tidak memberikan terlalu banyak informasi diri saya melalui postingan (meski tentu saja terus sambat di Twitter dengan akun ngawur).




Baca Juga : BEROBAT KE MELAKA/MALACCA & 5 DAFTAR WISATA SERUNYA!




Sering juga saya merasa tidak penting juga untuk berbagi foto kegiatan terbaru saya, karena memang tidak menarik…ahahahahahhaaha jadi lucu ketika ada orang-orang yang bertanya kenapa saya tidak update story dan IG post, ya karena tidak ada yang menarik untuk dibagikan…



(sampai ngakak brutal pas ditanya ini, berasa selebgram padahal yang tanya orang-orang yang saya kenal, kan, bisa WA tanya kabar, bah!).



Tambahan lagi, saya ini orangnya punya cara pikir yang berbeda, bukan apa-apa, saya malas juga kalau saya update sesuatu dan disalahpahami, bikin tambah malas. Dah lah, daripada saya bilang apa, orang pikirnya apa, makanya saya jarang update. 



Paling penting; memang sungguh tidak ada yang menarik untuk dibagikan ke khalayak ramai…ahahahahahahhahahaha (ngetik ini sambil ngakak sampai pipi pegel..dan kepanasan heat wave).




Trip ke Sumbar Bareng Keluarga





Jujur, ingatan saya mengenai liburan bersama keluarga ini agak terdistorsi, alias lupa tahun, bulannya ingat. Ahahaha 



Bukan karena tidak seru, tapi memang saya menikmati liburan kemarin dan tidak banyak berpikir selain ngikut adik saya sebagai EO liburan kami alias pembuat itinerary. Saya terima mengikut saja…wkwkwkwk



Sebagai orang yang biasanya in charge bikin travel plan ketika jalan sendiri atau sama teman, ketika ada yang menggantikan peran ini, saya amat sangat senang. Beban mental jadi berkurang.



So, kami akhirnya kemarin menginap di Padang di Hotel Truntum Padang. Namanya lucu juga, sampai otak saya sempat beku sebentar untuk membacanya karena ini biasanya familiar di lagu; truntuummm tuumm.. (mungkin entahlah).







Di Padang, kami mutar-mutar di kota, makan di rumah makannya, ke pantai, minum es jus guava, makan sarapan tempat langganan dan tempat baru (enyak sungguh!) dan mutar lainnya saya lupa…



Kemudian ke Bukit Tinggi dan menginap di Royal Denai. Ini salah satu hotel yang cukup horror karena adik & istrinya berapa kali menginap disitu dan mengalami kejadian mistis. 



Baca Juga : LIBURAN BUDGET NAIK KERETA API PADANG - PARIAMAN



Anyway, tanpa harus kejadian mistis, lokasi kamar kami di bawah dan gloomy, dark dan dull sudah membawa suasana horror yang pekat. Karena sudah lama tidak beroperasi, hotel ini jadi menua dimana karpet, kasur serta overall look..ya begitulah.



My baby sister, Sari...rindunya...



Tumben dapat foto cantik



Ini enak, tapi tidak ada disini..




Main di sini, tentu saja harus ke kebun binatangnya yang kini sudah jauh lebih modern dan rapi. Entah kenapa saya jadi rindu pada zoo mereka model lama..



Tidak lupa main ke sungai bawa 2 bocil, lewat jalan kampung favorite langganan kami kalau setiap ke Sumbar. Jalan sana, jalan sini, pulang bawa oleh-oleh.




Sumbar Trip dengan Tim Bencana


Foresthree yang full dengan anak-anak kuliah belajar dan main..



Sebelumnya saya sudah pernah berbagi mengenai trip ini meski hanya tulisan ringan. Intinya, traveling dengan orang baru itu seperti berjudi, 50:50, bisa fun, bisa zonk. Kali ini saya kebagian ZONK.



Lalu, trip ini harusnya jadi trip santai saya, bisa dibilang healing trip jaman now. Tapi malah jadi drama..wkwkwkw



Anyway, saya pergi ke Padang, menginap di hotel jadul dekat dengan pantai juga. Namanya Hotel Sriwijaya. Pesan online, terlihat luas, begitu sampai, mungil. Kamarnya mungil dan kasurnya tentu saja ikutan mungil.




Baca Juga : MACAM RAGAM TEMAN TRAVELING & TIPS MENCARI TEMAN JALAN YANG ASYIK



Namun rasanya worth it karena dekat dengan pantai, cuma jalan sekitar 5 menit. Hotel ini berada 1 lapis/jalan di depan pantai, jadi tidak langsung menuju pantai. Maklum, saya masih agak trauma karena Padang kan, sering gempa dan saya juga takut resiko tsunami.



Berhubung ini adalah trip sendiri dan saya bisa leluasa eksplor jalan kaki, makanya saya pergi jalan ke area favorite saya di Padang, yakni area Pondoh. 



Lontong padeh/pedas pariaman dan teh taluanya yang legendaris




jadi pengen punga boat house...kalau ada wave, goyang-goyang..




jam 4.30 pagi apa ini ya..




Banyak berkembang, area ini penuh dengan coffee shop yang menarik dan pas sekali buat kerja WFH/remote.  Nanti balik lagi, mau explore ke atas untuk cari tahu lagi pantai-pantai hidden gem.



Kurang puas di Padang, lanjut ke Pariaman subuh buta naik kereta api dengan tambang RP 5.000 (sudah naik dari Rp 2.500 tahun 2012 lalu). 



Sampai di Pariaman, saya kaget karena sepanjang pantai dan jalan kereta, penuh rumah warga. Padahal dulu cantik banget karena kita bisa melihat pantai sepanjang jalan kereta. 



Sungguh momen yang membuat saya terpinga-pinga..



walau terpinga-pinga kaget, tetap pose







ke pasar nyari pesanan emak: lado merah alias cabe mera segar yang di petit subuh itu





Pantainya juga semakin pendek dan kotor. Duh, sedih sekali hati ini. Saya masih ingat 2012 dulu main ke Pariaman beberapa hari dan benar-benar menikmati liburan dengan jalan kaki sepanjang pantai dan kotanya.



Tetap, setelah sarapan di langganan  dulu, saya menikmati apa yang telah ada saja, main di pantai sebentar. Kikuk juga sih, jalan, ketemu warung jualan dan sampah plastik.



Sebelum tengah hari, akhirnya berangkat ke Bukit Tinggi dengan bus Rp 15.000 (kalau tidak salah harganya segitu) dan sampai di tujuan sekitar jam makan siang.

 


Sudah lama tidak naik bus yang ngetem, berhenti sana sini, melihat view berbeda.

 


Apakah saya bisa mengatakan kalau saya adalah penggemar kota ini? Bahkan saya punya tempat menginap langganan. 



Meski berada di jalan yang sama dimana hostel favorite saya, kali ini saya mencoba Hello Guest House yang dari dulu susah sekali mendapatkan kamar kosongnya. Kebetulan ada kosong, kebetulan dapat potongan, semuanya serba kebetulan.



Nona penulis di pasar basah berburu pesanan emak





kopi tradisional, lupa foto alat gilingnya...oleh-oleh murah khas buat pecinta dan kolektor kopi



Terimakasih Ibuk & Kakak Hello Guest House, jumpa lagi segera...




Hanya saja, di trip ini saya skip ke kebun binatang dan pergi berpetualang sendiri ke beberapa coffee shop. Merasa seperti tokoh protagonis dalam film indie begitu. Bahkan saya jalan dalam hujan gerimis (langsung merinding kena hembus angin gunung), menikmati hujan dari jendela.



Asli berasa lagi dalam film atau video klip band indie lah. 



Ke pasa tradisional buat beli oleh-oleh, drama malam sebelum pulang dan voila, saya pulang. 



Sudah begitu saja, memang tidak ada yang spesial…ahahahahaha kan, sudah saya bilang…







Sumber foto : Flickr



Sebenarnya ini tulisan yang cukup terlambat ya, karena saya berobatnya kapan, nulisnya kapan. Tapi, karena saya berencana untuk berobat kesana lagi (check up setelah terhalang oleh covid), jadi sekalian saja saya bikin artikel ini (sayang banget file foto saya di laptop lama sudah ke laut, jadi fotonya ala kadar gini...hikksss..tapi nanti saya foto lagi, deh).


Melaka atau Malacca itu sendiri dikenal sebagai tempat yang mempunyai rumah sakit terbaik selain Penang (ini saya dapat dari mereka yang telah berobat kesana, ya). Jadi 2014 lalu saya akhirnya memutuskan untuk berobat dan operasi disana.



Kalau dibilang murah, tentu saja tydac kisanack. Lebih tepatnya cukup terjangkau tergantung pengobatannya apa. Selain itu, Malaka sangat dekat dengan kota saya tinggal, Pekanbaru, Riau.



Jadi dimana saya berobat? Yuk, saya spill the tea dibawah ini.



Baca Juga (jangan sampai salah kawan jalan!) : MACAM RAGAM TEMAN TRAVELING & TIPS MENCARI TEMAN JALAN YANG ASYIK




Berobat di Mahkota Medical Centre Malacca


Sumber foto : Medisata




Kalau dipikir kembali, kenapa saya bisa memutuskan berobat disini? Saya tidak begitu ingat kenapa, tapi kalau tidak salah saya sudah mencari dokter khusus (untuk penyakit saya) dan menemukannya di kota dan RS ini.



Ternyata ini RS juga sudah tidak asing dengan pasien dari Indonesia sehingga kalau kamu kesana, jangan takut bingung atau ragu karena staff-nya cukup memahami bahasa kita.



Dari pengalaman saya berobat (beberapa kali hingga akhirnya operasi dan beberapa check up sesudahnya), MMC menawarkan  cukup banyak dokter dan perawatan berbagai penyakit. Kalau mau lebih jelasnya, kamu bisa mengunjungi website mereka atau cek review-nya di Google, ya.



Mahkota Medical Centre Malacca

No 2, Mahkota Melaka, Jln Merdeka, 75000 Melaka, Malaysia

https://www.mahkotamedical.com/




Baca Juga (cek review dulu sebelum booking!)    :   SEGALA RUPA PENGINAPAN




5 Daftar Wisata Seru di Malaka Wajib Kunjungi


Salah satu dari foto lama yang selamat...hikss...




Setelah berobat di MMC yang mana, point terbaik (wkwkwkwk) dari RS ini adalah di tengah kota, jadi habis berobat, saya langsung melipir jalan-jalan di kota. 



Menariknya dari Malaka, tourism spots mereka banyak di tengah kota. Tidak perlu naik bus, cukup membuka Google Maps dan berjalan kaki, kamu akan menemukan banyak tempat-tempat menarik.



Simak daftar jalan saya yang  sudah jadi rute wajib kalau saya ke Malaka:


  1. A Famosa Fort

Sungguh tidak jauh dari MMC, ada benteng peninggalan Portugis dari abad ke-16. Mind you, ini bukan benteng yang panjang ya, tapi seperti gate yang di depannya ada 2 meriam (tolong, ini sudah tidak aktif ya, aman jangan kuatir).




  1. Christ Church Melaka

Dengan warnanya yang merah bata menyala, pasti kamu bisa segera menemukan spot ini. Gereja yang yang menjadi landmark yang menandakan Belanda yang mengambil kuasa dari Portugis ini, mungkin sudah tidak lagi menjadi gereja aktif (setahu saya, mungkin salah, mungkin benar). Cukup seru untuk berfoto di depannya dan belanja souvenir dari gerai-gerai kecil disamping gereja ini.




  1. Stadthuys

Pas sekali di depan gereja, ada semacam landmark dengan jam diatasnya. Mengingatkan saya pada Big Ben di London atau Jam Gadang di Bukittinggi. Diseberangnya, ada pedestrian yang biasanya ramai, soalnya ada yang jual cendol…must try!




  1. St. Paul Church

Untuk yang ini, tolong siapkan kaki yang kuat karena kamu akan diajak mendaki bukit kecil. Terletak di atas dan lebih tinggi dari area Malaka lainnya, ada sebuah gereja tua dengan patung Santo Paul. Asli deh, kayak di Eropa. Kamu bisa masuk ke dalam gereja, berfoto atau sekedar menikmati angin laut dan melihat ke Dumai (?!). Oh, penasaran tentang kuburan orang Eropa jaman dulu? Tinggal memutari gereja ini, kamu akan menemukan kuburan besar kotak khas orang jaman dulu.




  1. Jonker Street/Jonker Walk

Balik lagi ke Stadthuys, menyeberang jembatan kecil Melaka River, kamu akan sampai di area yang terkenal dengan bangunan-bangunan lama, hostel, inn dan macam ragam penginapan lainnya. Tidak hanya itu, kamu juga bisa coba berbagai macam kuliner karena tempat ini memang terkenal dengan cafe dan jualan lainnya. 





Baca Juga (packing jangan kebanyakkan atau malah kurang, ya!) : TIPS PACKING SIMPEL DAN CEPAT




Hidden gem di Jonker Street. Pas buat OOTD




Karena Melaka di kenal sebagai kota yang historic penuh dengan percampuran berbagai budaya, selain 5 daftar wisata diatas, pasti sembari menyusuri jalanan, kamu akan menemukan spot wisata lainnya. Semacam hidden gem begitu.



Malas gerak? Maunya cuma ngadem doang? Jangan kuair, kamu bisa keluar dari pintu belakang dari MMC dan voila, ada beberapa mall dan pusat perbelanjaan yang bisa kamu kunjungi. Dekat dan convenience.



Namun kalau kamu hanya punya 1 hari setelah berobat di MMC, 5 daftar di atas rasanya sudah cukup dan pas untuk dijelajahi dengan waktu yang terbatas. Selamat berobat nyambi liburan, ya!










Bangun jam 3 pagi ngejar kereta api pertama




Karena saya tinggal di kota tanpa pantai dan adanya cuma sungai utama (Sungai Siak), jadi biasanya liburan saya pasti mencari tempat yang ada pantainya. Etapi kadang saya sangat suka tempat dingin, historic...eh, intinya saya hanya ingin liburan ke tempat baru (itu kan, essence dari liburan?).


Pas, tepat waktunya, saya memutuskan untuk liburan ke Sumatra Barat (dibilang dekat sih, tidak, tapi memang dari sini itu umumnya pada liburan kesana). Seperti biasa, rute saya juga tidak berubah. Namun kali ini saya kembali mencoba naik kereta api seperti 2012 silam (gils, itu sudah 1 dekade lalu!).



Awalnya syepi, kemudian jadi ramai..pas hari kerja



Kalau dulu saya naik kereta api dari Pariaman ke Padang cuma Rp 2.500 (2012 lho, ini), Sawahlunto - Padang Panjang (Rp 20.000 karena nebeng kereta yang kebetulan di sewa Persatuan Lansia Padang Panjang, hello nenek dan kakek yang baik hati semuanya!) kini harga mulai Senin naik!


Berangkat subuh dari penginapan di Padang, di Stasiun Padang, cukup dengan Rp 5.000 dan waktu kurang dari 2 jam, kami sudah sampai di Pariaman. 


Murah ya, naiknya cuma Rp 2.500 jadi harga Rp 5.000 sekarang (tidak tahu juga kalau 2023 bakalan berubah harga, ya).



Ketutup kalau ga rumah warga, gerbang sampai gerai jualan



Sayangnya nih, pemandangan sepanjang kereta api sudah tidak terlalu menarik lagi. Memang sih, masih ada hamparan padi sawah dan sungai kecil, pedesaan..tapi begitu memasuki area Pariaman, saya lebih banyak melihat rumah-rumah yang menutupi pantai sepanjang jalan.


Sedih, asli.


Mana stasiun Gandoriah jadi penuh dengan bangunan, padahal dulu biasanya dari kereta seperti diajak menyusuri garis pantai. 



Murah, rapi dan bersih




Masih tetap wajib pakai masker kemarin itu




Sudah lama tidak kesana, perubahan ini sangat signifikan sehingga rasa nostalgia yang saya harapkan jadi ambyar...


Anyway, ini lebih kepada blog sambat curhat ya...(tapi tidak mengurangi value dari liburan saya kemarin). Sekian dan terima duit. Komen saja dibawah kalau kamu ada cerita Padang - Pariaman).


Yearp, inilah foto-foto liburan saya kemarin!


Habis itu buka sepatu menerima ombak pagi...






Older Posts

Ann Solo

Ann Solo
Strike a pose!

Find Ann Here!

Ann Solo Who?!

Ann Solo adalah nama pena Ananda Nazief, seorang lifsestyle blogger yang terinspirasi oleh orang- orang sekitar, perjalanan, kisah- kisah, pop culture dan issue semasa.

Prestasi:

Pemenang Terbaik 2 Flash Blogging Riau : Menuju Indonesia,
Kominfo (Direktorat Kemitraan Komunikasi) - Maret 2018.

Pemenang 2 Flash Writing For Gaza (Save Gaza-Palestine),
FLP Wilayah Riau - April 2018.

Pemenang 3 Lomba Blog Lestari Hutan, Yayasan Doktor Syahrir Indonesia - Agustus 2019.

Pemenang Harapan 1 Lomba Blog, HokBen Pekanbaru - Februari 2020.

Contact: annsolo800@gmail.com

  • Home
  • Beauty
  • Traveling
  • Entertainment & Arts
  • What's News
  • Books & Stories
  • Our Guest
  • Monologue
  • Eateries

Labels

#minimalism Beauty Books & Stories Eateries Entertainment & Arts Film Gaming monologue Our Guest parfum Review Review Parfume sponsored Techie thoughts traveling What's News

Let's Read Them Blogs

  • Buku, Jalan dan Nonton

Recent Posts

Followers

Viewers

Arsip Blog

  • ▼  2023 (29)
    • ▼  September (7)
      • Kehilangan Personal Branding, Padahal Inginnya Jad...
      • Nostalgia Nonton Ulang Film Terbaik Era 90an
      • Review White Story Skin Barrier Moisturizer Gel & ...
      • Wanita & Herstory Saat Ini
      • Review Film Talk To Me (2022), Kecanduan Kesurupan...
      • Review Film The Moon (2023), The Martian Rasa Korea
      • Cerita Awal September 2023
    • ►  Agustus (3)
    • ►  Juli (2)
    • ►  Juni (4)
    • ►  Mei (6)
    • ►  April (1)
    • ►  Februari (3)
    • ►  Januari (3)
  • ►  2022 (20)
    • ►  Desember (2)
    • ►  November (2)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (1)
    • ►  Mei (3)
    • ►  April (2)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Februari (2)
    • ►  Januari (5)
  • ►  2021 (27)
    • ►  Desember (1)
    • ►  November (1)
    • ►  September (3)
    • ►  Agustus (3)
    • ►  Juli (3)
    • ►  Juni (3)
    • ►  April (1)
    • ►  Maret (5)
    • ►  Februari (3)
    • ►  Januari (4)
  • ►  2020 (34)
    • ►  Desember (6)
    • ►  November (3)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  September (5)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (2)
    • ►  Mei (3)
    • ►  April (5)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Februari (2)
    • ►  Januari (4)
  • ►  2019 (34)
    • ►  Desember (2)
    • ►  November (3)
    • ►  Oktober (3)
    • ►  September (1)
    • ►  Agustus (4)
    • ►  Juli (2)
    • ►  Juni (3)
    • ►  Mei (4)
    • ►  April (2)
    • ►  Maret (5)
    • ►  Februari (3)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2018 (56)
    • ►  Desember (2)
    • ►  November (5)
    • ►  Oktober (5)
    • ►  September (3)
    • ►  Agustus (5)
    • ►  Juli (14)
    • ►  Juni (6)
    • ►  Mei (6)
    • ►  April (5)
    • ►  Maret (5)

Find Them Here

Translate

Sociolla - SBN

Sociolla - SBN
50K off with voucher SBN043A7E

Blogger Perempuan

Blogger Perempuan
Blogger Perempuan

Beauty Blogger Pekanbaru

Beauty Blogger Pekanbaru

Popular Posts

  • Review Axis-Y Toner dan Ampoule - Skincare Baru Asal Korea
    Sejak beberapa tahun kebelakangan ini kita telah diserbu oleh tidak hanya produk Korea baik itu skincare dan makeup, tetapi juga ...
  • Review Loreal Infallible Pro Matte Foundation
    Kalau dulu saya hanya tahu dan penggemar berat Loreal True Match Foundation sejak zaman kuliah, ternyata Loreal juga mengelua...
  • 2019 Flight Of Mind
    Cheers! Time flies indeed, terlebih lagi di zaman sekarang ini dan saya yang sudah mulai lupa sehingga semua terasa cepat. 2019...
  • Kampanye No Straw Dari KFC
    Kampanye No Straw Movement. Kemarin saya dan seorang teman berjanji untuk bertemu di KFC terdekat dan sambil menunggunya datang, saya ...
  • (Pertandingan Terakhir Liliyana Natsir Sebelum Pensiun) Dukung Bersama Asian Games 2018
    Hari ini berita yang cukup mengecewakan muncul di TV ketika saya dan Tante sedang makan siang dirumah: Liliyana Natsir akan menggantung...
  • Review Sunblock Biore & Senka
    Oh my! Sekali lagi saya merasa bersalah 'menelantarkan' blog ini karena akhir bulan lalu saya mempunyai pekerjaan baru ya...
  • Review - Sakura Collagen Moisturizer
    Pertama-tama, saya hanya mau menginformasikan bahwa ini adalah artikel review yang sebenarnya sudah lumayan telat terlupakan oleh kek...
  • Review AXIS-Y Cera-Heart My Type Duo Cream
    Sudah lam aterakhir kali saya memakai cream moisturizer tipe konvensional, alasan utamanya adalah kondisi iklim di kota saya...
  • Review Lip Balm 3 Merek - Nivea, Himalaya Herbals dan L'Occitane
    Dulu sekali, sebelum kenal dengan lipstick seakrab sekarang, saya dan   lip balm adalah pasangan yang kompak. Tidak hanya mengatasi ...
  • Review Lipstick Maybelline Superstay Ink Crayon
    2020 dimulai dengan racun lipstick terbaru dari Maybelline yang datang dengan Super Stay Ink Crayon yang sebenarnya sudah saya nant...

Created with by BeautyTemplates | Distributed by blogger templates