Sudah lama tidak muncul, saya datang dengan pengalaman tentang cara mengelola keuangan sejak saya menjadi minimalis. Memang sih, tidak sempurna dan masih banyak celanya disana-sini, bahkan sampai sekarang saya masih berjuang untuk mencapai tujuan keuangan yang saya inginkan.
Saya juga belajar secara otodidak, dengan trial and error yang jelas tidak sedikit. Selain itu saya juga melihat bagaimana beberapa minimalist lain mengelola keuangan mereka. Dari sini saya mendapat ide dan mencoba menyesuaikan apa sekiranya cocok dengan kebutuhan saya.
Perlu di ingat, keuangan setiap orang berbeda begitu juga gajinya. Jadi, kamu tidak harus mengambil satu cara mengelola keuangan pek ketiplek, kamu bisa sesuaikan dengan keinginan dan kebutuhan.
Sisihkan Dana Darurat
Mungkin ini yang paling penting karena namanya juga dana darurat yang memang harus ada. Tidak harus banyak, tapi kamu harus konsisten menyisihkan sedikit dari pemasukanmu. Dana ini sebaiknya tidak di ganggu gugat kecuali darurat dimana porsi darurat itu ditentukan oleh sang pemilik.
Kalau saya, darurat disini seperti uang beli obat (kalau tidak sempat ke klinik dengan BPJS), ketika mesin air dirumah kemarin rusak mendadak dan ketika atap rumah kemarin ikutan rusak.
Baca Juga : TIPS MEMILIH SKINCARE UNTUK SEORANG MINIMALIS
Tabungan Masa Depan
Konsisten selanjutnya adalah menabung. Ada macam-macam simulasi diluar sana sebanyak apakah tabungan yang harus disisihkan seharusnya. Tapi, lagi-lagi itu kembali dengan keadaan keuangan kamu. Bahkan menyisihkan Rp 100.000 tiap bulan juga tidak mengapa asal kamu konsisten.
Biaya Rekreasi
Karena pandemi sudah mereda dan sudah boleh jalan-jalan, jadi wajar kamu juga ingin rekreasi setelah mumet 2 tahun tidak bisa kemana-mana (kecuali famous people yang bisa pergi bayar test dan karantina yang mahal).
Tergantung kamu mau pergi kemana, setelah kamu memperkirakan semua kebutuhan rekreasi kamu (tiket pesawat, hotel, visa, dll), kamu bisa menabung. Tips kecil dari saya, kamu bisa menabung sesuai jangka waktu tertentu untuk biaya jalan-jalan ini. Contoh, saya ingin ke Bali sekitar 6 bulan lagi, maka saya akan mulai menabung dari bulan pertama. Ini lebih ringan dan lebih terfokus, kalau menurut saya, ya.
Biaya Makan, Transportasi dan Tagihan Bulanan
Ini mungkin biaya yang juga sangat tergantung pada sang pemilik uang alias kamu. Entah kamu mau menghemat dengan membawa bekal dari rumah atau lebih memilih naik transportasi umum, kamu bisa mengalokasikan dana bulanan untuk ini.
Lalu kalau kamu ada tagihan bulanan seperti WiFi dan listrik, contohnya, kamu jelas sudah tahu harga bakunya dimana ini akan lebih mudah untuk disisihkan setiap bulan.
Baca Juga : CARA MENGATASI RELAPSE DITENGAH BERJUANG MENJALANKAN HIDUP MINIMALIS
Biaya Lain-Lain
Bagian dari biaya lain-lain disini mungkin pembiayaan untuk orang tua atau anggota keluarga, dll. Kembali lagi ke kamu, jika kamu memang sudah punya tanggungan bulanan yang dengan anggaran tetap, maka selain lebih jelas, kamu juga bisa menata anggaran kamu dengan pas.
Tips Keuangan Minimalist Ala Ann Solo
Agak malu juga sih, mau ngasih tips keuangan ala-ala begini..ehehehe karena saya sendiri juga sering mengalami masa naik turun. Al maklum, hidup. Namun ada beberapa hal yang saya pegang :
Hindari berhutang dan tergoda pay later (saya sempat tergoda tapi alhamdulillah saya terpaksa menggunakannya disaat terdesak dan langsung melunasinya)
Jika kamu ingin tetap menggunakan pay later, usahakan tidak berhutang lebih dari total gaji kamu setiap bulan.
Usahakan membawa bekal dari rumah, hemat dan sehat.
Mengurangi konsumsi kopi/matcha/bubble tea. Ya, memang susah, ini juga jadi kelemahan saya, tapi sejauh ini saya harus berhasil mengatasi. Selain tidak baik untuk tubuh, juga tidak baik untuk keuangan. Hiks.
Tidak lagi membeli pakaian. Sayangnya, sampai awal April lalu saya terpaksa membeli sejumlah pakaian (untungnya thrift) untuk keperluan shooting kantor. Karena hanya diperlukan sekali saja, saya usahakan untuk menjual pakaian itu kembali meski jauh lebih murah, yang penting tidak menumpuk dan dapat uang.
Tidak lagi membeli make up dan skincare terlalu semangat. Saya memang beruntung karena latar belakang saya sebagai beauty content creator membuat saya mendapatkan produk-produk kecantikan. Karena banyak orang lain yang tidak seperti saya, kamu bisa membeli kosmetik sesuai dengan kebutuhan kamu saja.
Tidak lagi membeli tas dan sepatu. Wuih, kemarin saya sempat ‘kecanduan’ dengan tas bahan canvas sampai saya beli 2 buah! Tapi saya taubat sehabis itu, karena obsesi tidak akan pernah sehat jadi harus dihentikan.
Berhenti memberi barang koleksi. Kegemaran saya yang random muncul tahun ini adalah hobi mencoba dan koleksi parfum lokal. Tapi sekarang saya lebih santai dan sedang menikmati menghabiskan wewangian duniawi ini semabil juga berbagi dengan keluarga saya, biar semua wangi begitu.
Lebih berpikir dalam mengeluarkan uang. Sebagai wanita yang memang sudah dari lahir paling susah lihat barang ‘lucu’, saya juga pengen beli. Tapi buat apa? Kapan dipakainya? Walau murah, tapi apa benar saya harus mengeluarkan duit untuk itu? Wah, pokoknya saya sering bertanya pada diri sendiri sebelum membeli.
Buat catatan keuangan. Duh, ini yang paling malas, bahkan saya sering lupa. Cuma ya begitu, mau tidak mau saya harus membuat catatan keuangan saya juga walau kadang kurang lengkap atau berantakan, hingga keluar dari budget seharusnya.
Kalau kamu ingin beli sesuatu, ayo cek kembali barang-barang yang kamu punyai, bisa jadi sudah ada tapi kamu lupa atau beda warna saja.
Kalau bisa menjadi duit, jual kembali barang-barang yang layak pakai. Tidak mengapa kamu hanya mendapatkan sedikit duit, tapi paling tidak barang itu tidak menumpuk tak terpakai dan terlupakan yang nantinya malah jadi rusak.
Ini lebih tips kepada pakaian ya, belilah pakaian yang warnanya sesuai dengan color palette kamu. Jangan lupa juga untuk membeli pakaian yang punya kualitas baik dan tidak harus mahal/bermerek.
Karena zaman ini serba cashless, saya mau tidak mau terkadang ikutan juga. Tapi saya tetap menggunakan uang fisik. Saya akan menyisihkan uang fisik untuk, contohnya jajan satu bulan di dompet. Saya hanya mengeluarkan uang segitu saja, contoh 1 juta, maka semua jajan saya bulan itu harus pas 1 juta. Terkadang saya mengambil 500.000 cash dan sisanya dalam bentuk OVO dll. Ini bisa disesuaikan, kok.
Selalu komitmen menabung. Ini adalah koentji, wahai anak muda jaman now.
Itulah tadi pengalaman saya yang naik turun dalam mengelola keuangan saya sebagai minimalis. Saya merasa masih sangat jauh dari set yang saya tentukan untuk diri saya sendiri.
Goal yang kamu inginkan pasti berbeda dengan saya, karena itu tidak ada pakem yang nyata, semua memang harus dicoba langsung sendiri. Walau saya masih ada penyesalan akan kecolongan disana-sini dalam mengelola keuangan saya, tapi selama saya masih bisa berusaha, saya yakin pasti nantinya saya bisa memenuhi standard saya sendiri.
Paling tidak, saya ingin pensiun lebih awal dan meski tidak mewah, tapi saya bisa tetap menghidupi diri saya sendiri dan independen. Yuk, semangat!
Baca Juga : CURHAT HIDUP MINIMALIS DARI MINIMALIS YANG TIDAK AESTHETIC