Instagram Twitter Facebook
  • Home
  • Beauty
  • Entertainment & Arts
  • What's News
  • Traveling
  • Monologue

Ann Solo




Sudah beberapa hari ini saya berpikir; apakah saya harus benar-benar menerapkan (extreme) minimalis? Secara, minimalist pertama yang saya ketahui ya junjungan para minimalist (semua) yakni Fumio Sasaki sendiri sangat extreme.


Dari bliyau, saya mengenal para extreme minimalist lainya seperti mbak Youheum dari Heal Your Living, Aki dari Samurai Matcha, hingga Lia dari ecofriend.lia. Masih banyak sih, penganut minimalis yang sama yang kadang tidak sengaja saya temukan di YouTube.


Tapi, 3 orang YouTuber ini yang paling nyangkut di otak saya, karena mereka sangat..eerrr…extreme sampai hanya mempunyai beberapa barang saja. Kalau pembaca (siluman) Ann Solo penasaran, yuk lah, lihat 3 orang yang cara hidupnya menuai pro dan kontra.



PENGALAMAN KELOLA KEUANGAN ALA MINIMALIST



Youheum Son - Heal Your Living





Mungkin yang paling membuat saya masih mengikuti akun ini dari tidak sengaja ketemu di 2019 lalu adalah karena mbak Youheum ini dulunya mantan shopaholic yang taubat dan insaf.


Youheum juga berbagi perjalanan hidupnya menjadi minimalis untuk membantu meringankan permasalahan kesehatan mentalnya. Tidak mudah sih ya, mengakui permasalahan mental kita kepada orang banyak, tapi dari channel ini saya mulai belajar mengenal diri saya sendiri dan segala kerumitan kesehatan mental saya sendiri.


Dengan durasi video yang rata-rata pendek, kalau kamu mampir di channel ini, kamu bisa melihat topik pembicaraan yang biasanya relevan dengan kehidupan harian serta juga perjuangan untuk menjalankan minimalist.




CURHAT HIDUP BERSAMA ANN SOLO



Aki - Samurai Matcha





Minimalist yang satu ini sebenarnya cukup baru karena kalau tidak salah, Aki mulai memposting kontennya sekitar tahun lalu. Tapi, apa yang membuat saya suka dengan saluran ini karena Aki penggemar matcha dan rajin bercerita tentang matcha. Sesuai nama akunnya juga kan, ya.


Anyway, akun ini juga akun soal hidup minimalist langsung dari Jepang tempat dimana cara hidup ini booming lagi setelah di reintroduce oleh mas Fumio. Apalagi, karena keterbatasan bahasa, jadi ini akun yang tidak hanya straight outta Japan, tapi juga berbahasa Inggris sehingga bisa dipahami secara universal.




Lia - ecofriend.lia





Jujur saya kaget karena ibuk minimalist satu ini adalah seorang emak dan punya keluarga tapi menerapkan extreme minimalist meski tidak diterapkan kepada anak dan pasangannya. Saya membayangkan, bagaimana 2 cara hidup berbeda co-exist dalam satu wadah yang sama?


Tapi ternyata banyak juga yang begitu, termasuk ibuk Lia ini. Sebagai YouTuber yang aktif dengan menerbitkan banyak konten di akun YouTube-nya, kalau saya sedang tidak mood dan perlu decluttering, saya pasti menonton video Lia untuk mendapatkan inspirasi untuk decluttering.  



TIPS MEMILIH SKINCARE UNTUK SEORANG MINIMALIS





Pro & Kontra Extreme Minimalist = Tidak Sehat?




Well, apapun yang berlebihan pasti tidak sehat. Air yang biasanya bagus untuk tubuh bisa menjadi musibah kalau menjadi banjir. Jadi semua yang berlebihan sejatinya memang tidak bagus, sih.


Banyak yang beranggapan kalau cara hidup ini sangat tidak sehat bagi mental dan jiwa karena semuanya bisa berubah menjadi obsesi. Harus saya akui, para pelaku yang extreme ini mempunyai obsesi untuk mengkurator barang mereka sedemikian rupa sehingga kalau ada yang berlebih sedikit, bisa menyebabkan kecemasan.







Jadi seperti OCD, ya?


Belum lagi minimalist cenderung telah mempunyai color theme mereka masing- masing dimana semua hal bisa saja harus sesuai dengan skema warna tersebut. Saya sendiri sudah tidak lagi sanggup memakai pakaian warna mencolok, terang dengan motif yang ramai. Entah kenapa itu membuat saya anxious dan terasa bising padahal pakaian kan, tidak ada bunyinya.


Begitulah, saya sekarang lebih cenderung pada warna-warna pastel, kalem, hitam, putih, abu dan motif stripe saja. Baru- baru ini saya membeli 2 baju dengan motif bunga, tapi warna yang saya pilih juga kalem meski mempunyai motif.


Balik ke pilihan yang dibuat oleh extreme minimalist yang ternyata membuat orang lain merasa pilihan hidup ini sangat tidak sehat. Orang lain disini adalah orang yang tidak tahu minimalist atau memang minimalist jalur ‘normal’ (ih, padahal saya tidak tahu batas ‘normal’ itu gimana, tergantung masing- masing orang, deh, saya takut di rajam kalau salah omong).


Di mata orang lain, cara hidup ini seperti ‘gembel’ karena pelakunya akan memakai dan memanfaatkan suatu barang sampai buluk banget dan hancur. Pakai baju yang itu-itu saja sampai pudar dan bolong (?).


Selain itu extreme minimalist jadi borderline antara pelit dan berhemat. 


Apa benar begitu?







Bisa jadi, karena itu yang dilihat secara umum. Pada dasarnya juga extreme minimalist hanya benar-benar mengambil apa yang mereka butuhkan, semua barang yang mereka pilih dimanfaatkan dengan baik jadi tidak masalah bagaimana barang tersebut. Katakanlah, mereke berhemat, cermat.


Mereka menganggarkan pengeluaran dan tujuan keuangan mereka dengan seksama menerapkannya tanpa keluar batas. Cuma nih, cuma, kadang bisa saja lepas kendali sampai untuk menyenangkan diri sendiri, mereka juga terlalu perhitungan. Hiks.


Tidak ada salahnya lho, sesekali makan enak dan tidak harus memikirkan budget makanan setiap harinya. Pergi menonton film di bioskop, beli produk perawatan tubuh yang membuat kulit jadi glowing. Tidak ada salahnya sesekali memanjakan diri sendiri yang sudah bekerja keras untuk bertahan hidup.


Kalau tidak untuk diri sendiri, untuk siapa lagi kita menabung dan berhemat selama ini? Karena itu, saya rasa, ada baiknya jangan terlalu ketat karena memang bisa menjadi obsesi tanpa disadari, walau ya, banyak juga kok, yang merasa happy dengan pilihan mereka menjadi extreme minimalist.


Tarik garis tengah; kembali lagi ke penganutnya, ya.



MEMULAI HIDUP MINIMALIS, APAKAH MASIH PERLU MENYIMPAN BARANG CADANGAN?




Kenapa Ann Solo Ingin Jadi Extreme Minimalist?





Pengen lho, dari dulu sampai saya coba juga rasanya saya masih terbebani kebendaan saya sendiri. Hiks. 


Sekali lagi, jujur saya terinspirasi dari konten-konten 10 Things I No Longer Buy sejenisnya, karena rasanya kok ya, hidup masih santai tanpa membeli ini itu. Sayang seribu sayang, saya masih membeli ini itu, dalam jumlah kecil yang rasanya saya beli untuk kebutuhan saya, tapi entah kenapa saya merasa bersalah.



CURHAT HIDUP MINIMALIS DARI MINIMALIS YANG TIDAK AESTHETIC



Harusnya tidak begitu, ya?


Anyway, saya rasa saya tidak mungkin bisa mengadaptasi extreme minimalist secara total sesuai kebutuhan saya, tapi karena saya kemarin sempat traveling, lucunya saya bisa menerapkan cara ini ketika traveling saja.


Koper atau ransel saya biasanya penuh barang-barang yang saya pikir akan saya butuhkan ketika traveling, tapi kemarin dengan seleksi yang baik, saya merasa cukup. Nah, kapan cara itu bisa diterapkan setiap hari, ya?







Lagi nih, saya kan, seorang beauty blogger dimana saya juga harus melakukan review produk baik itu dari sponsor atau beli sendiri. Namun saya akui disini, saya merasa overwhelming mengikuti tren kecantikan sekarang yang selalu meluncurkan produk terbaru setiap tarikan nafas.


Letih dong, berbie.


Keuangan saya juga tidak sanggup mengikuti tren terbaru begitu juga jiwa saya yang sudah merasa lelah melihat barang yang tertumpuk.


Terus, sekali lagi apakah saya ingin menjadi extreme minimalist? Mungkin ya, tapi dengan takaran jumlah produk yang saya inginkan sendiri, biar kamar dan hidup terasa lega.










Apa kabar semuanya, pembaca siluman Ann Solo? Mohon maaf lahir batin ya, semoga pembaca siluman semua sehat dimana saja dan lebarannya kemarin meriah karena sudah bisa mudik dengan legal..wkwkwk


Oh well, lebaran saya, lumayan menarik (kalau ada yang bertanya-tanya). Meski memang kurang meriah, entah kenapa, tapi saya suka lebaran santai, kok.



Jadi, karena ada banyak hal yang terjadi sejak puasa kemarin, saya memutuskan untuk pergi liburan singkat dengan budget ala backpacker yang biasa saya terapkan dalam setiap liburan saya.



Tapi, ini adalah salah satu liburan yang memang santai tanpa ekspektasi. Tidak ada tujuan khusus, walau ada itinerary yang awalnya dibuat, tapi tidak jadi dilaksanakan karena keterbatasan waktu dan tentu saja, dana.



Anyway, meski singkat dan saya sempat mengalami masa down mendadak ditengah liburan, overall, liburan santai non assuming kali ini, terbilang sukses sama seperti beberapa liburan saya sejenis ini sebelumnya.



Dengan berakhirnya liburan singkat ini, berarti kembali ke dunia nyata…hiks..





Sudah lama tidak muncul, saya datang dengan pengalaman tentang cara mengelola keuangan sejak saya menjadi minimalis. Memang sih, tidak sempurna dan masih banyak celanya disana-sini, bahkan sampai sekarang saya masih berjuang untuk mencapai tujuan keuangan yang saya inginkan.


Saya juga belajar secara otodidak, dengan trial and error yang jelas tidak sedikit. Selain itu saya juga melihat bagaimana beberapa minimalist lain mengelola keuangan mereka. Dari sini saya mendapat ide dan mencoba menyesuaikan apa sekiranya cocok dengan kebutuhan saya.


Perlu di ingat, keuangan setiap orang berbeda begitu juga gajinya. Jadi, kamu tidak harus mengambil satu cara mengelola keuangan pek ketiplek, kamu bisa sesuaikan dengan keinginan dan kebutuhan.



Sisihkan Dana Darurat


Mungkin ini yang paling penting karena namanya juga dana darurat yang memang harus ada. Tidak harus banyak, tapi kamu harus konsisten menyisihkan sedikit dari pemasukanmu. Dana ini sebaiknya tidak di ganggu gugat kecuali darurat dimana porsi darurat itu ditentukan oleh sang pemilik.


Kalau saya, darurat disini seperti uang beli obat (kalau tidak sempat ke klinik dengan BPJS), ketika mesin air dirumah kemarin rusak mendadak dan ketika atap rumah kemarin ikutan rusak.



Baca Juga : TIPS MEMILIH SKINCARE UNTUK SEORANG MINIMALIS





Tabungan Masa Depan


Konsisten selanjutnya adalah menabung. Ada macam-macam simulasi diluar sana sebanyak apakah tabungan yang harus disisihkan seharusnya. Tapi, lagi-lagi itu kembali dengan keadaan keuangan kamu. Bahkan menyisihkan Rp 100.000 tiap bulan juga tidak mengapa asal kamu konsisten.





Biaya Rekreasi


Karena pandemi sudah mereda dan sudah boleh jalan-jalan, jadi wajar kamu juga ingin rekreasi setelah mumet 2 tahun tidak bisa kemana-mana (kecuali famous people yang  bisa pergi bayar test dan karantina yang mahal). 


Tergantung kamu mau pergi kemana, setelah kamu memperkirakan semua kebutuhan rekreasi kamu (tiket pesawat, hotel, visa, dll), kamu bisa menabung. Tips kecil dari saya, kamu bisa menabung sesuai jangka waktu tertentu untuk biaya jalan-jalan ini. Contoh, saya ingin ke Bali sekitar 6 bulan lagi, maka saya akan mulai menabung dari bulan pertama. Ini lebih ringan dan lebih terfokus, kalau menurut saya, ya.





Biaya Makan, Transportasi dan Tagihan Bulanan


Ini mungkin biaya yang juga sangat tergantung pada sang pemilik uang alias kamu. Entah kamu mau menghemat dengan membawa bekal dari rumah atau lebih memilih naik transportasi umum, kamu bisa mengalokasikan dana bulanan untuk ini.


Lalu kalau kamu ada tagihan bulanan seperti WiFi dan listrik, contohnya, kamu jelas sudah tahu harga bakunya dimana ini akan lebih mudah untuk disisihkan setiap bulan.



Baca Juga : CARA MENGATASI RELAPSE DITENGAH BERJUANG MENJALANKAN HIDUP MINIMALIS




Biaya Lain-Lain


Bagian dari biaya lain-lain disini mungkin pembiayaan untuk orang tua atau anggota keluarga, dll. Kembali lagi ke kamu, jika kamu memang sudah punya tanggungan bulanan yang dengan anggaran tetap, maka selain lebih jelas, kamu juga bisa menata anggaran kamu dengan pas.





Tips Keuangan Minimalist Ala Ann Solo





Agak malu juga sih, mau ngasih tips keuangan ala-ala begini..ehehehe karena saya sendiri juga sering mengalami masa naik turun. Al maklum, hidup. Namun ada beberapa hal yang saya pegang :


  1. Hindari berhutang dan tergoda pay later (saya sempat tergoda tapi alhamdulillah saya terpaksa menggunakannya disaat terdesak dan langsung melunasinya)


  1. Jika kamu ingin tetap menggunakan pay later, usahakan tidak berhutang lebih dari total gaji kamu setiap bulan.


  1. Usahakan membawa bekal dari rumah, hemat dan sehat.


  1. Mengurangi konsumsi kopi/matcha/bubble tea. Ya, memang susah, ini juga jadi kelemahan saya, tapi sejauh ini saya harus berhasil mengatasi. Selain tidak baik untuk tubuh, juga tidak baik untuk keuangan. Hiks.


  1. Tidak lagi membeli pakaian. Sayangnya, sampai awal April lalu saya terpaksa membeli sejumlah pakaian (untungnya thrift) untuk keperluan shooting kantor. Karena hanya diperlukan sekali saja, saya usahakan untuk menjual pakaian itu kembali meski jauh lebih murah, yang penting tidak menumpuk dan dapat uang.


  1. Tidak lagi membeli make up dan skincare terlalu semangat. Saya memang beruntung karena latar belakang saya sebagai beauty content creator membuat saya mendapatkan produk-produk kecantikan. Karena banyak orang lain yang tidak seperti saya, kamu bisa membeli kosmetik sesuai dengan kebutuhan kamu saja.


  1. Tidak lagi membeli tas dan sepatu. Wuih, kemarin saya sempat ‘kecanduan’ dengan tas bahan canvas sampai saya beli 2 buah! Tapi saya taubat sehabis itu, karena obsesi tidak akan pernah sehat jadi harus dihentikan.


  1. Berhenti memberi barang koleksi. Kegemaran saya yang random muncul tahun ini adalah hobi mencoba dan koleksi parfum lokal. Tapi sekarang saya lebih santai dan sedang menikmati menghabiskan wewangian duniawi ini semabil juga berbagi dengan keluarga saya, biar semua wangi begitu.


  1. Lebih berpikir dalam mengeluarkan uang. Sebagai wanita yang memang sudah dari lahir paling susah lihat barang ‘lucu’, saya juga pengen beli. Tapi buat apa? Kapan dipakainya? Walau murah, tapi apa benar saya harus mengeluarkan duit untuk itu? Wah, pokoknya saya sering bertanya pada diri sendiri sebelum membeli.


  1. Buat catatan keuangan. Duh, ini yang paling malas, bahkan saya sering lupa. Cuma ya begitu, mau tidak mau saya harus membuat catatan keuangan saya juga walau kadang kurang lengkap atau berantakan, hingga keluar dari budget seharusnya.


  1. Kalau kamu ingin beli sesuatu, ayo cek kembali barang-barang yang kamu punyai, bisa jadi sudah ada tapi kamu lupa atau beda warna saja. 


  1. Kalau bisa menjadi duit, jual kembali barang-barang yang layak pakai. Tidak mengapa kamu hanya mendapatkan sedikit duit, tapi paling tidak barang itu tidak menumpuk tak terpakai dan terlupakan yang nantinya malah jadi rusak.


  1. Ini lebih tips kepada pakaian ya, belilah pakaian yang warnanya sesuai dengan color palette kamu. Jangan lupa juga untuk membeli pakaian yang punya kualitas baik dan tidak harus mahal/bermerek.


  1. Karena zaman ini serba cashless, saya mau tidak mau terkadang ikutan juga. Tapi saya tetap menggunakan uang fisik. Saya akan menyisihkan uang fisik untuk, contohnya jajan satu bulan di dompet. Saya hanya mengeluarkan uang segitu saja, contoh 1 juta, maka semua jajan saya bulan itu harus pas 1 juta. Terkadang saya mengambil 500.000 cash dan sisanya dalam bentuk OVO dll. Ini bisa disesuaikan, kok.


  1. Selalu komitmen menabung. Ini adalah koentji, wahai anak muda jaman now.




Baca Juga  :    MEMULAI HIDUP MINIMALIS, APAKAH MASIH PERLU MENYIMPAN BARANG CADANGAN?




Itulah tadi pengalaman saya yang naik turun dalam mengelola keuangan saya sebagai minimalis. Saya merasa masih sangat jauh dari set yang saya tentukan untuk diri saya sendiri.


Goal yang kamu inginkan pasti berbeda dengan saya, karena itu tidak ada pakem yang nyata, semua memang harus dicoba langsung sendiri. Walau saya masih ada penyesalan akan kecolongan disana-sini dalam mengelola keuangan saya, tapi selama saya masih bisa berusaha, saya yakin pasti nantinya saya bisa memenuhi standard saya sendiri.


Paling tidak, saya ingin pensiun lebih awal dan meski tidak mewah, tapi saya bisa tetap menghidupi diri saya sendiri dan independen. Yuk, semangat!



Baca Juga : CURHAT HIDUP MINIMALIS DARI MINIMALIS YANG TIDAK AESTHETIC




 


Sudah kurang lebih 1 bulan tidak menulis di Ann Solo. Saya sedan banyak kerjaan, orang tua dedans sakit dan bahkan saya baru saja kecelakaan sepulang kerja kemarin.


Dengan banyak hal yang terjadi, pasti ada hikmah, silver lining, yang bisa diambil. Atau tidak? 


Anyway, Ann Solo akan merayakan 4 tahun anniversary di bulan Mei nanti. Wow. 


Mari kita beristiratat, jumpa lagi nanti.

 



Well, pengen tahu, dari mana sih, istilah yang bilang keep it simple, keep things simple dll. Buat jadi sederhana, sederhanakan saja, dll, itu berasal? Karena manusia hidup dengan perasaan, bersosial dan bermasyarakat yang jelas- jelas kompleks.


Bahkan untuk membuat sesuatu itu menjadi simple, ada banyak usaha yang dikerahkan. Supaya, bisa simple tadi. Seperti pakaian desainer yang memang terkesan dan terlihat simple, tapi ternyata proses pembuatan bahannya tidaklah semudah itu.



Oya, disclaimer, foto itu cuma sebagai ilustrasi yang saya pikir sangat cocok dengan judul dan teman artikel kali ini.


Baca Curhat Lainnya : CURHAT HIDUP BERSAMA ANN SOLO



Balik lagi, hampir semua orang pasti over thinking, jadi ketika ada yang ngomong; sudah jangan dipikirkan, semuanya itu tidak nyata, simple, kok.



Lha, bagaimana ceritanya menghentikan otak yang lagi anxious, stress dan mempunyai kecamuk pikiran bisa di stip begitu saja dengan menyederhanakan cara pikir yang sudah kompleks tadi.




Wkwkwkw itu sama saja menyiram air di mangkuk kecil ke bangunan yang sedang terbakar besar. 


Baca Curhat Lain : CURHAT ANN SOLO - BURNOUT DAN KUMATNYA ANXIETY



Anyway, artikel kali ini cuma curhat sambil lalu saja karena belakangan ini sering menemukan hal- hal seperti ini. Saya pun sedang letih, bentar lagi bakalan burnout. Mana kondisi badan on and off, kadang meriang kadang berasa bisa angkat gajah. 



Semoga pembaca yang nyasar kesini, walau bingung, barangkali sedikit terhibur (?). Atau mau curhat? Bisa, di kolom komentar dibawah ya.






Belakangan ini sedang sibuk, sampai rasanya tidak sanggup menulis. Belum lagi saya sedang sakit sejak 2 minggu lalu, akhirnya minggu pagi kemarin bengkak pipi saya sudah tidak terkendali lagi.



Asli, saya pikir saya kena stroke karena pipi kanan saya bengkak, bengkak mengeras, sakit dan bibir saya miring! Untunglah ini hanya bengkak dari gigi yang memang sudah bermasalah sebelumnya.



Anyway, Ann Solo lagi mengalami burn out, kelelahan mental dan fisik. Semuanya begitu membingungkan dan rasanya ingin menghindar dari kebisingan dunia. Pergi ke pulau jauh dan tinggal disana, berkebun dan beternak.



Bahkan saya punya cita-cita baru; pensiun nanti saya mau jadi petani dan peternak saja. Tapi sebelum itu, kalau ada peluang pun, rasanya akan saya ambil.



Ceritanya mau curhat panjang, tapi sudah tidak mood. 



Sampai jumpa di artikel lain yang entah itu curhat lagi atau review produk.



Stay safe, para pembaca Ann Solo yang biasanya sering nyasar di blog ini.



Foto di ambil dari Pexels : https://www.pexels.com/photo/black-and-white-paper-on-white-paper-8386739/





Jadi begini, kalau pembaca Ann Solo sudah membaca rekomendasi parfum dan body mist, karena saya pikir sebaiknya 2 hal ini tidak digabungkan, makanya saya memutuskan untuk membuat review dan rekomendasi parfum khusus. Ini benar-benar parfum ya, bukan body mist.


Untuk membuat artikel ini saya juga memutuskan untuk membeli 2 lagi parfum yang termasuk kategori indie menurut saya; sebuah brand yang berdedikasi membuat produk, mengembangkannya, memasarkannya dengan ide mereka sendiri. Dalam hal ini lebih lanjutnya, adalah brand parfum yang tidak membuat produk replica, inspired by atau refill/isi ulang.


Intinya saya mencari brand yang betul-betul mempunyai konsep yang jelas dan fokus, menghasilkan produk mereka sendiri, punya desain dan memahami produk yang mereka jual. Pokoknya, 3 parfum yang akan saya review kali ini merupakan produk parfum lokal yang sejauh ini terbaik yang saya temukan. Yuk, mulai ghibahnya!




Review Scentworks & Co Perfume - Ballerina





Lupa bagaimana saya bisa menemukan brand ini padahal rasanya preferensi Shopee saya saat itu jauh dari parfum. Tapi karena tertarik dengan note-nya yang mengandung Lavender, makanya saya memutuskan untuk membeli varian ini. Sayangnya, brand ini tidak menuliskan notes mereka satu persatu mulai dari based, middle sampai top. 



Cuma ada keterangan kalau perfume ini punya wangi yang sexy, seductive dan sweet dengan campuran Lavender, Vanilla Bean and Jasmine Petals. Kalau saya ambil secara singkat, based note : Lavender, middle note : Vanilla Bean yang membuat Jasmine menjadi top note (?). Ya, mungkin begitu sesuai cucoklogy saya.



Anyway, ini adalah perfume yang memberi kesan mewah, yang membuat mood menjadi baik dan somehow strangely soothing (bagi saya). Jenis wangi yang entah kenapa tercium tidak asing tapi tidak bisa dijelaskan wangi familiar itu apa.



Disclaimer; saya tidak pernah mencium dan memakai perfume brand luar baik itu original dan KW. Dulu sekali memang saya pernah punya perfume Dior dkk dan itu rasanya sudah tidak relevan karena saya juga tidak ingat lagi wanginya seperti apa (hello, ingatan 2002 - 2006, zaman dimana saya terekspos dengan wangi parfume bermerek tiap kali ke mall).



Balik ke Ballerina, somehow wangi perfume ini juga memberikan kesan dingin pada awal di semprot, lalu menjadi hangat dan lembut. Untuk projection-nya tidak terlalu kuat ya, mungkin jarak 1 meter dari pusat semprot masih tercium. Saya sendiri menyukai parfum ‘malu-malu’ begini karena saya tidak menyukai parfum yang bisa tercium kemana-mana. Berhubung saya tidak suka jadi pusat perhatian, saya lebih memilih parfum yang hanya bisa dicium oleh orang-orang yang kebetulan sedang duduk di dekat saya.



Daya tahannya juga tidak begitu kuat, tapi kalau disemprot ke baju, cukup tahan walau menjadi samar, tapi sampai besok masih terasa. Kalau disemprot di lengan atas (ini habit saya kalau pakai perfume sekarang), masih terasa wangi meski seharian.



Worth buying dengan 2 ukuran 35 ml dan 105 ml, dimulai dari Rp 89.000 - 199.000.



Baca Juga    :       REVIEW NOBB COSMETICS, MEREK BARU CHINA TEMANNYA FOCALLURE




Review Voiij Parfume - Rotten Roses






Selain ‘lemah’ terhadap apapun yang ada Lavender, saya juga suka wangi klasik bunga mawar yang membuat saya membeli parfum Voiij varian ini. Sekali lagi, sama seperti Scentworks & Co, Voiij juga tidak membagi 3 notes dari parfume mereka, jadi yang dituliskan di akun resmi Shopee adalah key ingredients : Rose, Orange Blossom, Grapefruit, Patchouli, Cashmeran, Orris, dan Musk.



Tapi ternyata tidak hanya itu saudara-saudari sekalian, ternyata parfum ini bisa dipakai unisex dan mempunyai tambahan ‘notes’; Jasmine dan Ylang Ylang. Nah, lho?.



Anyway anyway, parfum ini sangat lembut, slightly sensual tapi lebih sesuai dipakai seorang wanita yang kalem dan ingenue begitu, seperti Ann Solo. Dengan projection yang lemah, mungkin perfume ini bukan untuk mereka yang ingin menjadi pusat perhatian. Menariknya, meski dalam ruangan normal dan ber-AC, wanginya susah keluar, tapi begitu dipakai ketika saya sedang tapping di outdoor dibawah panas, wangi Rotten Roses ini seakan memanas dan mengharum. Apakah ini jenis parfume yang lebih sesuai untuk outdoor?



Meski perfume ini normalnya tidak bisa bertahan lama ya, tapi tetap bisa meninggalkan kesan samar dan powdery, yang bagi saya pribadi sangat nyaman. Buat yang lagi mencari parfum entry level dan mau bermain aman, Rotten Roses bisa menjadi pilihan yang tepat.



Dijual sebagai limited variant, 30 ml, Rp 89.000, mungkin bisa segera dibeli sebelum di discontinue.



Baca Juga  :     6 REKOMENDASI MAKEUP MURAH TERJANGKAU DIBAWAH 100 RIBU ANTI PICK ME GIRL



Review Younic Scent - Flora





Mungkin ini pembelian saya yang agak sedikit ‘menyesal’ karena Flora tidak seperti yang saya bayangkan. Awalnya saya ingin membeli The Moon, tapi takut akan berwangi sama dengan Ballerina karena notes yang digunakan juga kurang lebih sama.



But hey, Flora menjadi satu- satunya perfume dalam daftar rekomendasi ini yang sangat tahan lama. Jaw dropping. Bayangkan, saya pakai semprot di pakaian dan kedua lengan atas, lalu naik motor berangin-angin, perfume ini tetap menempel. Woah, Younic Scent, kece sekali!



Bahkan, seorang teman bertanya parfume apa yang sedang saya pakai karena disaat kami sedang membuat photoshoot di outdoor di tengah panas, ternyata parfum ini bisa dicium dari jarak 1 meter. Lebih kece lagi, semua pakaian yang saya semprot dengan parfum ini bertahan lama, meski sudah kena angin naik motor atau 3 harian.



Wanginya juga bertahan dibadan. Cuma saya kurang sreg dengan wanginya meski tipe fresh fruit floral dari Flora ini memang tipe saya. Adapun pembagian dan penjelasan mengenai notes yang digunakan adalah Bergamot, Damascus Rose, Peony dan White Musk.



Penasaran kenapa saya kurang sreg dengan varian Flora? Entah kenapa wanginya antara thick dan kalau dicium memberi kesan dingin yang sampai terasa ke belakang kepala. Antara love and hate begitu, antara annoyed tapi suka. Memang wangi dan tahan lama, tapi antara wangi yang familiar ditambah sesuatu yang dingin begitu. Pusing ya memahaminya? Begitu juga saya pusing bagaimana menjelaskannya secara tertulis dan lisan.



Menarik untuk dicoba, 50 ml, Rp 99.000 (ketika sedang diskon).



Baca Juga. :      REVIEW SINGKAT 3 LOCAL BRAND DARI INDONESIA - GOBAN, LUXCRIME DAN ALLGLOWS



Lalu Bagaimana Dengan Packagingnya?




Saya salah satu orang yang senang dengan produk yang punya packaging cantik, unik dan menarik. Makanya saya berusaha mencari botol yang berbeda-beda. Kalau kemasan keseluruhan, cuma Voiij yang punya kotak layaknya parfum biasa, 2 produk lain datang tanpa kotak khusus bawaan.



Ini sebenarnya memudahkan saya karena berarti saya berhasil tidak membuat pusing dengan sampah kotak tambahan. Walau Younic dan Scentworks dibungkus dengan kotak khusus pengiriman, sayangnya Younic kurang aman karena produk dibungkus pakai bubble wrap tipis. Produk jadi terguncang-guncang kesana kemari karena di dalam kotak tidak dipadatkan lagi. Mungkin Younica bisa mempertimbangkan menggunakan kertas-kertas koran untuk memadatkan kotak pengirimannya?



Sedangkan Voiij dibungkus dengan bubble wrap yang tebal membuatnya kurang estetik kalau dikirim sebagai kado. Ya, walau lagi nih, Scentworks sangat estetik dengan kotak pengirimannya yang ‘kado ready’, tapi saya masih menahan napas begitu melihat produk kurang padat di dalam. Al maklum, penjual mengirim produk dengan segenap jiwa raga, eh, jasa pengiriman/kurirnya malah main lempar saja.



Si penerima: patah hati dan menulis review buruk.




Baca Juga     :     TIPS MEMILIH SKINCARE UNTUK SEORANG MINIMALIS


Ayo, Beli Parfum Lokal



Jujurly, saya bukan ahli parfume atau the nose atau fraghead, kembali menggemari yang wangi-wangi saja, baru awal tahun ini…Ahahahaha 



Sebelumnya saya menghindari apapun yang terlalu wangi dalam skincare karena saya semaput, bengek mencium wangi skincare yang menyengat. Ini jadi suka perfume juga perubahan 360 derajat, saya sendiri heran sampai ngikik sendiri…ihihihiihihi



Dikarenakan saya sudah lebih percaya pada local brands yang memang sudah jauh berubah dengan membuat bisnis berdasarkan ide sendiri tidak lagi KW dan replika, saya sangat tertarik mencoba apapun produk lokal saat ini salah satunya wewangian. Jadi bagi yang dulunya mumet sama parfum lokal yang meniru, KW, abal-abal, kurang jelas, jangan ragu untuk membeli local brands yang sudah berbenah diri.



Seperti HMNS yang kini sudah international, banyak local brands yang juga sudah berani unjuk gigi dengan menawarkan produk buatan mereka sendiri tanpa harus lagi meniru produk luar. Scentworks & Co, Voiij dan Younic adalah beberapa diantaranya yang saya rasa sangat-sangat worth buying karena mereka datang dengan warna mereka sendiri.



Artikel ini juga tidak di endorse ya, murni beli dengan duit sendiri dan semua review berdasarkan pengalaman saya, Ann Solo. Kalau pembaca punya rekomendasi parfume lokal andalan juga, silahkan di share di kolom komentar dibawah, ya. Berikutnya mungkin kalau ada rezeki, saya akan membuat part 2 dengan varian parfum yang lebih berani dan bold, saya juga sedang mencari parfum lokal dengan notes; green tea, anything tea, more lavender, oud, dan yang perpaduan unik lainnya. 






 


Newer Posts
Older Posts

Ann Solo

Ann Solo
Strike a pose!

Find Ann Here!

Ann Solo Who?!

Ann Solo adalah nama pena Ananda Nazief, seorang lifsestyle blogger yang terinspirasi oleh orang- orang sekitar, perjalanan, kisah- kisah, pop culture dan issue semasa.

Prestasi:

Pemenang Terbaik 2 Flash Blogging Riau : Menuju Indonesia,
Kominfo (Direktorat Kemitraan Komunikasi) - Maret 2018.

Pemenang 2 Flash Writing For Gaza (Save Gaza-Palestine),
FLP Wilayah Riau - April 2018.

Pemenang 3 Lomba Blog Lestari Hutan, Yayasan Doktor Syahrir Indonesia - Agustus 2019.

Pemenang Harapan 1 Lomba Blog, HokBen Pekanbaru - Februari 2020.

Contact: annsolo800@gmail.com

  • Home
  • Beauty
  • Traveling
  • Entertainment & Arts
  • What's News
  • Books & Stories
  • Our Guest
  • Monologue
  • Eateries

Labels

#minimalism Beauty Books & Stories Eateries Entertainment & Arts Film Gaming monologue Our Guest parfum Review Review Parfume sponsored Techie thoughts traveling What's News

Let's Read Them Blogs

  • Buku, Jalan dan Nonton

Recent Posts

Followers

Viewers

Arsip Blog

  • ▼  2025 (1)
    • ▼  April (1)
      • Asyik, Perang Tarif, Mari Kita Beli Barang KW
  • ►  2024 (18)
    • ►  Desember (1)
    • ►  November (3)
    • ►  Oktober (2)
    • ►  Agustus (2)
    • ►  Juli (2)
    • ►  Mei (2)
    • ►  April (1)
    • ►  Februari (3)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2023 (45)
    • ►  Desember (3)
    • ►  November (3)
    • ►  Oktober (11)
    • ►  September (7)
    • ►  Agustus (2)
    • ►  Juli (2)
    • ►  Juni (4)
    • ►  Mei (6)
    • ►  April (1)
    • ►  Februari (3)
    • ►  Januari (3)
  • ►  2022 (20)
    • ►  Desember (2)
    • ►  November (2)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (1)
    • ►  Mei (3)
    • ►  April (2)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Februari (2)
    • ►  Januari (5)
  • ►  2021 (27)
    • ►  Desember (1)
    • ►  November (1)
    • ►  September (3)
    • ►  Agustus (3)
    • ►  Juli (3)
    • ►  Juni (3)
    • ►  April (1)
    • ►  Maret (5)
    • ►  Februari (3)
    • ►  Januari (4)
  • ►  2020 (34)
    • ►  Desember (6)
    • ►  November (3)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  September (5)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (2)
    • ►  Mei (3)
    • ►  April (5)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Februari (2)
    • ►  Januari (4)
  • ►  2019 (34)
    • ►  Desember (2)
    • ►  November (3)
    • ►  Oktober (3)
    • ►  September (1)
    • ►  Agustus (4)
    • ►  Juli (2)
    • ►  Juni (3)
    • ►  Mei (4)
    • ►  April (2)
    • ►  Maret (5)
    • ►  Februari (3)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2018 (56)
    • ►  Desember (2)
    • ►  November (5)
    • ►  Oktober (5)
    • ►  September (3)
    • ►  Agustus (5)
    • ►  Juli (14)
    • ►  Juni (6)
    • ►  Mei (6)
    • ►  April (5)
    • ►  Maret (5)

Find Them Here

Translate

Sociolla - SBN

Sociolla - SBN
50K off with voucher SBN043A7E

Blogger Perempuan

Blogger Perempuan
Blogger Perempuan

Beauty Blogger Pekanbaru

Beauty Blogger Pekanbaru

Popular Posts

  • Review Axis-Y Toner dan Ampoule - Skincare Baru Asal Korea
    Sejak beberapa tahun kebelakangan ini kita telah diserbu oleh tidak hanya produk Korea baik itu skincare dan makeup, tetapi juga ...
  • Review Loreal Infallible Pro Matte Foundation
    Kalau dulu saya hanya tahu dan penggemar berat Loreal True Match Foundation sejak zaman kuliah, ternyata Loreal juga mengelua...
  • 2019 Flight Of Mind
    Cheers! Time flies indeed, terlebih lagi di zaman sekarang ini dan saya yang sudah mulai lupa sehingga semua terasa cepat. 2019...
  • Kampanye No Straw Dari KFC
    Kampanye No Straw Movement. Kemarin saya dan seorang teman berjanji untuk bertemu di KFC terdekat dan sambil menunggunya datang, saya ...
  • (Pertandingan Terakhir Liliyana Natsir Sebelum Pensiun) Dukung Bersama Asian Games 2018
    Hari ini berita yang cukup mengecewakan muncul di TV ketika saya dan Tante sedang makan siang dirumah: Liliyana Natsir akan menggantung...
  • Review Lip Balm 3 Merek - Nivea, Himalaya Herbals dan L'Occitane
    Dulu sekali, sebelum kenal dengan lipstick seakrab sekarang, saya dan   lip balm adalah pasangan yang kompak. Tidak hanya mengatasi ...
  • Review Sunblock Biore & Senka
    Oh my! Sekali lagi saya merasa bersalah 'menelantarkan' blog ini karena akhir bulan lalu saya mempunyai pekerjaan baru ya...
  • Review - Sakura Collagen Moisturizer
    Pertama-tama, saya hanya mau menginformasikan bahwa ini adalah artikel review yang sebenarnya sudah lumayan telat terlupakan oleh kek...
  • Review AXIS-Y Cera-Heart My Type Duo Cream
    Sudah lam aterakhir kali saya memakai cream moisturizer tipe konvensional, alasan utamanya adalah kondisi iklim di kota saya...
  • Review Lipstick Maybelline Superstay Ink Crayon
    2020 dimulai dengan racun lipstick terbaru dari Maybelline yang datang dengan Super Stay Ink Crayon yang sebenarnya sudah saya nant...

Created with by BeautyTemplates | Distributed by blogger templates