Leave The World Behind - Film Penyuluhan Kaum Kaya
Tidak sengaja menemukan seorang yucuber me-review film ini dan mambuat saya tertarik untuk menonton. Ternyata, lebih menarik menonton ocehan si yucuber ketimbang menonton film ini secara langsung…ahahaha
Ini salah satu film paling awkward yang pernah saya tonton (saya lupa film awkward lainya). Sangat awkward sampai saya rasa malu sendiri. Rasanya tidak percaya kalau aktor sekaliber Julia Roberts, Ethan Hawke, Mahershala Ali & Kevin Bacon main di film yang seperti film propaganda penyuluhan yang biasanya diproduksi oleh negara.
Tasteless, clueless, doktrin halus-kasar, obey me, trust me, dan semua rasa tidak nyaman lainnya yang biasa kita dapatkan dari film seperti itu. Apalagi saya melihat ada 2 nama pasangan dari Amerika yang enggak banget, kita tahu deh, siapa mereka & sepak terjangnya.
Entah kenapa saya menulis review ini…mungkin biar blog ini ada isinya…
Leave The World Behind, Adaptasi Dari Novel
Ternyata oh ternyata, film ini adalah adaptasi dari sebuah novel. Saya belum sempat baca bukunya dan kurang tertarik membacanya, entahlah, kita lihat nanti saja apakah saya akan baca atau tidak.
Setelah saya check di Goodreads, seorang pembaca menuliskan review: Leave this Book Behind.
Apakah ini peringatan agar saya LEAVE THAT THOUGHT BEHIND?
Apakah Para Aktor Besar Ini Diancam Untuk Bermain Di Film Ini?
Itu pertama kali yang saya pikirkan. Asli, saya heran kenapa orang-orang yang terkenal dengan karir dan jejeran film mereka yang bagus bisa sepakat bertemu di dalam film yang kikuk ini.
Dalam banyak aspek, mulai dari aliran pembicaraan para aktor yang sok-sok misterius, injeksi ketegangan antar ras yang jadi rahasia umum di Amerika, gimmick terorisme oleh bangsa lain yang sering dilabeli JAHAT/ANTAGONIS/TEROR*S oleh Amerika, rub on your face dari kaum satu perseratus yang memang sudah membangun bunker anti kiamat di real life, kiasan kehidupan, dampak buruk teknologi yang mengancam hidup, plus tambahan hormon remaja tanggung, semuanya ada disini.
Aduh, capek banget nulisnya.
“Potensi” para aktor terbuang sia-sia dengan adegan dan pembicaraan sok iyes, sampai saya mikir pasti mereka diancam atau dijanjikan uang yang banyak untuk bermain di film ini. Entahlah, tapi semuanya terasa aneh sehingga wajar saya berpikir demikian.
Saking aneh dan capeknya, review film kali ini akan saya akhiri sekarang. Semampunya mungkin, saya akan berusaha mengeluarkan film ini dari file ingatan otak saya.
Sampai jumpa lagi di review yang bisa saja sepanjang harapan orang tua, atau sependek hubungan romantis Kylie Jenner. Ciao!
0 comments