Saipul Jamil Bebas - Sambutan Meriah Terhadap Kriminal di Indonesia

by - September 07, 2021




Sesungguhnya saya sempat lupa, siapa itu Saipul Jamil, kenapa tiba- tiba dia keluar penjara dan apa kasus yang menyeretnya ke penjara kemarin? Oh, ternyata ini si Bang Ipul penyanyi dangdut yang sempat heboh karena kasus pelecehan seksual terhadap anak dibawah umur. Tak kira, dia bakalan menetap selamanya di penjara, ternyata malah keluar.


Begitu keluar, sampai disambut penggemar fanatiknya (saya bilang fanatik karena sudah tidak bisa berpikir logis lagi, nih, orang- orang) dan Ipul dengan jumawanya di arak di atas mobil terbuka dengan kalungan bunga layaknya calon presiden yang lagi kampanye. Pure disgust.


Tidak heran juga kalau jajaran penggemar fanatiknya yang menyelenggarakan penyambutan ini, cuma yang paling menggelikan dari itu semua, tak bisakah orang- orang melihat betapa megalomania-nya ini orang. Narcissistic to the max. 



Begitu saya melihat fotonya yang di arak itu, dengan lambaian tangan dan senyum penuh kemenangan, membuat perut rasanya mual dan berpikir: tidak bisakah orang - orang fanatik ini melihat betapa ‘false idol’ si Saipul ini?



Oya, sebelumnya, Ann Solo memang jarang memberikan pendapat pada banyak kasus sosial atau politik (ini saya hindari ya, karena saya bukan ‘ahli’ politik), tapi untuk beberapa kasus sosial seperti ini, saya rasa saya ingin berbagi pendapat saya pribadi di saluran blog ini. 


Kembali ke Saipul Jamil, sedikit mengingatkan kembali bahwa dia terseret kasus pelecehan seksual kepada anak dibawah umur, yang  mana ketika sidang kasus itu berlangsung, masih sempat- sempatnya menambah 1 kasus baru lagi, yakni menyuap hakim persidangan kasus tersebut. Nah, lho, coba, masih mau mengidolakan ini orang?




Megalomania dan Narsistik, Karakter Orang- Orang Terkenal 


Kalau narisistik sudah sangat umum dan seringnya tidak dianggap hal yang serius karena semua orang di zaman social media sekarang adalah orang- orang yang narsistik. Bahkan pada satu poin, ini bisa dianggap hal yang membanggakan dan lazim, karena semua orang haus perhatian, itulah kenapa kita exist di media sosial setiap saat.



Sedangkan megalomania mungkin tidak umum padahal kalau bisa dibilang 2 hal ini berkaitan erat (ini dari apa yang saya baca di artikel- artikel ya, saya bukan pakar psikolog juga, ceunah). Jadi kalau bisa saya quote dari Klik Dokter, artikel ini menerangkan kalau megalomania itu :


“ Dalam dunia kesehatan, gangguan kejiwaan megalomania digolongkan dalam gangguan kepribadian narsistik. Sedangkan menurut kamus Cambridge, megalomania adalah seseorang yang memiliki keinginan kuat namun tidak lazim terhadap kontrol dan kekuasaan, atau berpikir bahwa mereka lebih penting atau berkuasa dibandingkan kenyataannya.

Menurut DSM-5 (Diagnostic and Statistic Manual of Mental Disorders), panduan diagnosis gangguan mental yang dibuat oleh American Psychiatric Association, gangguan kepribadian narsistik adalah seseorang yang selalu membutuhkan rasa ingin dikagumi orang lain, namun kurang memiliki rasa empati. “



Ah, saya jadi ingat dengan so-called influencer/selebgram/seleb tiktok yang suka bikin hebih terus bikin video minta maaf..hahay!



Jadi yang disinggung disini adalah bagaimana famous people yang, entah itu terkenal dengan ‘jalur negatif’ atau positif punya sisi megalomania di dalam diri mereka karena mereka merasa punya power terhadap orang lain, disini: follower-nya. Seperti pengikut Saipul Jamil yang taksub seakan mata mereka sudah ditutup dan lupa bahwa idola mereka ini masuk penjara karena kasus yang tidak main- main.



Kenapa harus menyambutnya laksana orang yang dipenjara karena teraniaya dan di fitnah? Bahkan tidak hanya pengikut yang sudah gelap mata, kabarnya ada media yang memberitakan bahwa sebenarnya yang menjadi korban itu adalah si Saipul Jamil, bukan korban DS (inisial). Pun, ini memberi kesan bahwa si korban itu harusnya bersukur kalau Saipul Jamil ‘memaafkannya’.



Dunia sudah terbalik memang, orang- orang taksub ini memang bisa menakutkan dan rela melakukan apa saja demi idola mereka. Ini seperti sudah lupa Tuhan dan Saipul Jamil seolah bukan makhluk ciptaan Tuhan. Seram, asli!



Untung saja, masih banyak orang di negara ini yang masih bisa berpikir logis dan ada empati, masih ada common sense begitu, sehingga segera ada pemboikotan massal terhadap Saipul Jamil, cek link Bye Saipul Jamil disini https://chng.it/hSGBtSskc4




Media, Asal Cuan Tidak Peduli Orang Lain






Kalau kita berpikir kenapa semakin banyak orang- orang yang tidak punya common sense dan taksub membuta, salah satu yang berperan di dalamnya tentu saja adalah media.  Begitu keluar, Trans TV langsung ambil kesempatan mendongkrak cuak dan rating mereka yang terkena dampak pandemi, ya kali, yang penting bagaimana mereka bisa floating, apapun caranya.



Sebenarnya begitulah media bekerja, bad news is a good news, apalagi ini orang kontroversial baru saja keluar penjara, layaknya bagaimana cara media di Indonesia biasanya, mereka akan memberi exposure dan panggung. Berbeda sekali di luar, dimana kalau kamu sudah mempunyai kasus, maka kamu tidak lagi dicari dan bahkan di boikot. 



Kenapa sih, kita tidak menggunakan cara yang sama di sini? Kenapa justru semakin bobrok, malah semakin terkenal dan kaya? Apa masyarakat negara ini sudah tidak bisa berpikir logis dan punya rasa empati?



Jujur, saya tidak sanggup menonton video orang- orang taksub ini ketika mewawancarai Saipul Jamil, saya membayangkan betapa sakitnya si korban karena apa yang dia lalui sebelumnya ternyata hanyalah bualan semata di mata orang- orang taksub ini. Media tentu saja menangguk di air keruh, huru hara = duit/rating. 



Peran media sangat besar karena mereka bisa mengubah opini publik, dalam hal ini, seolah- olah media membenarkan Saipul Jamil dan menepikan korban. Media menyambut Saipul Jamil dengan memberinya ruang dan panggung dengan alasan membantunya untuk kembali berkarya (serius nih, saya tidak ingat karya apa yang menggugah dari Saipul Jamil dari ocehannya yang tidak berkualitas dulu di acara dangdut).



Masih banyak cara membangkitkan diri lagi setelah kita terpuruk, kalau Saipul Jamil benar- benar ingin bangkit lagi. Tapi berada di spotlight bukanlah cara yang tepat, peadopilia bukanlah kriminal yang ringan, ini menyangkut kejiwaan pelakunya dan apa yang dia pernah lakukan terhadap korbannya. Kenapa harus glorifikasi orang- orang seperti ini?



Sekali lagi begitulah media bekerja, selama itu bisa mendatangkan keuntungan bagi mereka, kenapa tidak? Begitu juga kebanyakkan netizen saat ini; menyenangi hal- hal viral yang buruk dan mendukungnya.





Disclaimer sekali lagi ya, artikel ini saya tulis karena saya merasa jengkel terhadap bagaimana masyarakat Indonesia saat ini menjadi taksub dan mengidolakan manusia secara berlebihan sehingga lupa, manusia diciptakan oleh Tuhan (menghela nafas dengan amat berat..)


Sumber-sumber foto : suara.com







You May Also Like

0 comments