Menulis Kembali

by - Maret 21, 2018

Pic: www.unsplash.com

Saya mengalami writer’s block selama bebarapa tahun ini (gayanya yang sok penulis terkenal saja) kemudian memutuskan untuk berhenti menulis walaupun hati dan pikiran saya tetap aktif menulis secara batin. Dan memakai nama samaran membuat saya lebih nyaman, leluasa tanpa perlu takut orang-orang yang mengenal saya- setelah membaca tulisan saya mulai mempertanyakan kewarasan dan arah tuju hidup saya. Atau lebih parahnya membenci saya atas apa yang saya tulis; pemikiran gelap terdalam, curhatan jujur dan fantasi liar, yang belum tentu saya sebagai penulisnya mengalami itu.

Namanya seni dalam menulis belum tentu di pahami terlebih lagi jika sang penulis adalah temanmu sendiri, kamu akan meminta penjelasan kenapa ia menulis sedemikian rupa. Ketahuilah bahwa yang namanya seni akan mencapai setiap orang dalam bentuk persepsi yang berbeda, jadi tolonglah untuk menikmatinya sebagai seni murni, tulisan, rupa dan lukisan, apapun itu.

Jujurnya saya takut dihakimi oleh orang- orang yang saya sayangi, keluarga dan teman-teman dekat, calon pasangan (saya tidak tahu siapapun kamu nantinya, adalah orang yang cerdas, berpikiran terbuka dan santai namun penuh dukungan dan pengertian terhadap saya, mwah!) ketika mareka tahu saya menulis cacian, makian, pikiran kritis, masa lalu, humor kasar dan sarkastik (namun asyik, ya bukan?), kering dan seakan mati rasa. Tak pernah bosan saya mengingatkan diri saya untuk tetap terus berkarya dan masa bodoh akan kritikan jahat tidak membangun, pertanyaan- pertanyaan konyol kenapa saya begini begitu, saya harus maju karena saya tahu saya sangat menyukai hal ini; menulis.

Tentang cerita mantan- mantan saya, jika ada yang bertanya apa saya belum move on, let me tell you this: saya sudah lama move on, hanya saja semua perjalanan hidup saya begitu absurd, surreal, membuat saya terinspirasi dan itu worth telling and hilarious yet pathetic ke tahap semua orang harus baca dan tertawa miris bersama saya. Because dudes, begitulah hidup ini hampir kurang lebih sama hanya tergantung kepada kamu, saya, kita semua bagaimana menyikapinya: ditulis dan ditertawai bersama atau di pendam dan di obok- obok lalu galau.

Jika sekalipun para mantan membaca ini (menemukan blog ini), saya harap anda semua juga menikmatinya; bahwa kita pernah muda, ceroboh dan perbuatan kita pada saat itu sesuai dengan situasi dan kondisinya. Let it go and laugh.

Saya tidak bermaksud jahat atau menjual cerita tentang tema percintaan masa lalu, seriously again all those memories menjadi lucu dan pelajaran yang berharga seiring dewasanya kita, menjadi cerminan bagi yang muda, yang baru saja memulai cerita mareka sendiri- mungkin berkaca pada tulisan di blog ini dan menghindari kesalahan yang sama yang pernah kita buat. Wise, huh?. Like Master Yoda or Master Luke?.

Sekali lagi, lepaskan dan ayo tertawa ngenes bersama.

Bon Appetit! 

You May Also Like

0 comments