Kembali lagi ke ‘curhat’ tanpa maksud alias blog ini harus update daripada kosong..uhuhu macam biasa juga, saya lagi tidak punya hal yang menarik atau review buat dibagikan.
BTW, saya ngetik pakai keyboard baru beli awal Agustus kemari karena jari-jari saya sering kram ngetik di keyboard laptop yang sempit. Tapi masih kram juga, apa mungkin saya kena rematik?
Mungkin atau tidak, ada resiko karena emak saya juga punya rematik.
Duh, saya tua, tapi tidak setua 80 juga dan kok, cepat amat sakit rematiknya.
Wishlist Baru Random: Mechanical Keyboard
Entah kapan saya ketemu konten soal mechanical keyboard ini, mungkin pas saya lagi browsing mau cari external keyboard buat ngetik kali ya, jadinya pasti riwayat pencarian menampilkan banyak jenis keyboard.
Sampai saya membeli keyboard Fantech GO ini, saya baru ngeh; lha, kenapa tidak beli mecha keyboard?
Mana saya juga lihat konten Mba Agi di Instagram, saya jadi belajar soal mecha keyboard dan ikutan pengen coba.
Jelas awalnya saya kesal dengan bunyi kratak kretek dari keyboard, bising banget. Tapi tetiba saya jadi suka, nostalgia jaman-jaman pakai PC yang keyboard-nya berisik penuh hentakan.
Kalau marah, tombol enter-nya berasa di banting ke lantai.
Kok, rasanya seru gitu, ya.
Seru sampai saya lihat harganya.
Meski memang ada yang dibawah 500 ribu, tapi saya ini sok pula, sudahlah newbie, maunya yang Noir N1 Pro pula yang harganya setidaknya nih, 1 jutaan kurang lebih dah.
Ada juga Digital Alliance, lucu juga tapi kecil mungil sepertinya. Warnanya juga cuma baby blue & white. Seri itu cukup terjangkau meski warna biasa, tapi keycaps-nya bisa diganti, deh.
Hah, sungguh perjalanan saya untuk memahami apa itu mechanical keyboard itu masih jauh. Ternyata saya juga tidak menyukai lampu-lampu RGB warna-warni yang bikin kepala pusing.
Satu yang saya ambil hikmahnya, keyboard Fantech ini warnanya beige dengan perpaduan hijau, mint, ungu, blue, tapi hurufnya dominan beige mana tulisan font-nya putih, agak susah di lihat ya, apalagi sebelum saya beli kacamata baca.
Dengan macam ragam, north facing, south facing, bluu switch, red switch, hot swaps, dan lain macamnya, belum lagi cari mecha yang bisa sesuai dengan Mac saya, plus harus cara dana ekstra untuk belinya, apakah saya akan mendapatkan mecha keyboard idaman saya?
Let’s see.
Oya, keyboard yang saya beli ini tipe membrane, caps-nya agak mendem dan model-nya jadul karena ada num pad khusus tersendiri di sebelah kanan/
Kacamata Progresif, Stress Karena Mata Menua
“Lensa kacamata progresif adalah lensa yang dilengkapi dengan desain dan inovasi yang membuat seluruh permukaan lensa terlihat mulus yang memudahkan pengguna untuk melihat jarak jauh, sedang dan dekat.”
Puncaknya bulan Juli kemarin, saya tetiba susah melihat dan semuanya jadi kabur. Memang sih, ditambah juga silau, pun ketika di dalam ruangan, saya kesulitan membaca.
Saya sampai kena serangan bengek saking ketakutannya karena tetiba mata saya sulit melihat.
Mana saya punya anxiety dan panic attack lagi!
Setelah dibujuk oleh ibu dan teman-teman saya untuk membuat kacamata, akhirnya saya memutuskan untuk buat walau saya mengalami stress yang hebat, shock karena mata saya menua (meski saya sudah sadar, tapi masih denial).
Mulanya mau beli kacamata siap jadi setelah cek mata bulan Mei kemarin, tapi saya kurang suka beli kacamata instant yang, entah kenapa, dalam hati saya sadar kalau mata saya pasti bermasalah lebih dari itu.
Setelah cek mata ke RS yang ke-2 kalinya, saya akhirnya memutuskan untuk buat kacamata di teman yang memang punya toko kacamata. Plus, saya bisa konsultasi lebih bebas, kalau ada masalah juga, bisa minta tolong.
Cukup lama perjalanan saya membuat kacamata sampai stress yang buat rambut saya rontok dan GERD kumat, akhirnya minggu ini saya mendapatkan kacamata progresif.
Ya Tuhan, mulai dari denial sampai menerima kenyataan, mana ditambah 2 sunnies saya sudah tua (6 - 8 tahun umurnya), saya akhirnya pakai kacamata baca dan menulis, serta, harus beli sunnies baru karena saya lebih suka kacamata yang sangat gelap kalau siang hari.
Silau saya semakin tua semakin parah, bahkan saya hanya terbiasa dengan lampu di kamar dan rumah saya, begitu malam ke tempat lain, bola mata langsung nyut-nyutan. Bayangkan kalau siang, ini bola mata berasa di drill dan kepala pusingnya ampun dah, migraine kumat.
Semakin gelap sunnies, semakin teduh dan semakin relax mata dan otak saya.
Kalau untuk sunnies, saya jarang ganti-ganti, tapi ini harus diganti karena sudah lebih dari 6 dan 8 tahun, satunya malah sudah tergores-gores.
It’s about time, barang kalau sudah waktunya, memang harus diganti.
Belum menemukan kacamata yang memang punya proteksi dari sinar UVA/B, kemungkinan saya akan membeli 1 brand ini yang semoga diskon beberapa hari lagi.
Okay lah, sekian curhat saya awal September padahal tidak ada pembaca juga..ahahaha