Instagram Twitter Facebook
  • Home
  • Beauty
  • Entertainment & Arts
  • What's News
  • Traveling
  • Monologue

Ann Solo

Sampai subuh & langsung menikmati pantai pagi hari..belum mandi dan semrawut setelah 9 jam perjalanan



Rasanya, kalau tidak termotivasi dengan sengaja, saya mungkin tidak akan menulis mengenai perjalanan saya yang ala kadarnya ini. Well, walau memang ala kadarnya dan cuma tinggal kenangan, tetiba saya jadi ingin menulis sedikit mengenai perjalanan saya.


Alias, daripada isi blog ini kosong melompong dan seperti kehilangan arah..alias lagi, saya malas nulis.



Introvert yang Semakin Tertutup Setiap Harinya


Semakin tua, saya semakin kembali ke setelan pabrik asli, yakni seorang yang aslinya pemalu, awkward, dan introvert. Iya, begitu, next time saja ceritanya.



Anyway, saya juga semakin merasa jengah jika terlalu banyak berbagi di media sosial. I mean, mengerikan juga jika orang asing mengetahui banyak informasi mengenai diri kita dan bisa menggunakannya untuk hal-hal yang salah dan berbahaya.



Tapi ini memang jaman dimana media sosial menjadi bagian organ tubuh manusia, kalau dihilangkan, maka manusia akan merasa sakit. Se-ngeri itu…



Karena saya kembali ke setelan pabrik, informasi berlebihan ini membuat saya anxious, tidak jarang saya berpikir apa saya harus juga melakukan hal yang sama karena sepertinya hal ini adalah mandatory bagi masyarakat modern sekarang (ga kebayang kalau blog ini dibaca manusia modern 2123 nanti, hello!).



Untung juga saya menarik diri saya dari arus deras sosial media dan memilih untuk tidak memberikan terlalu banyak informasi diri saya melalui postingan (meski tentu saja terus sambat di Twitter dengan akun ngawur).




Baca Juga : BEROBAT KE MELAKA/MALACCA & 5 DAFTAR WISATA SERUNYA!




Sering juga saya merasa tidak penting juga untuk berbagi foto kegiatan terbaru saya, karena memang tidak menarik…ahahahahahhaaha jadi lucu ketika ada orang-orang yang bertanya kenapa saya tidak update story dan IG post, ya karena tidak ada yang menarik untuk dibagikan…



(sampai ngakak brutal pas ditanya ini, berasa selebgram padahal yang tanya orang-orang yang saya kenal, kan, bisa WA tanya kabar, bah!).



Tambahan lagi, saya ini orangnya punya cara pikir yang berbeda, bukan apa-apa, saya malas juga kalau saya update sesuatu dan disalahpahami, bikin tambah malas. Dah lah, daripada saya bilang apa, orang pikirnya apa, makanya saya jarang update. 



Paling penting; memang sungguh tidak ada yang menarik untuk dibagikan ke khalayak ramai…ahahahahahahhahahaha (ngetik ini sambil ngakak sampai pipi pegel..dan kepanasan heat wave).




Trip ke Sumbar Bareng Keluarga





Jujur, ingatan saya mengenai liburan bersama keluarga ini agak terdistorsi, alias lupa tahun, bulannya ingat. Ahahaha 



Bukan karena tidak seru, tapi memang saya menikmati liburan kemarin dan tidak banyak berpikir selain ngikut adik saya sebagai EO liburan kami alias pembuat itinerary. Saya terima mengikut saja…wkwkwkwk



Sebagai orang yang biasanya in charge bikin travel plan ketika jalan sendiri atau sama teman, ketika ada yang menggantikan peran ini, saya amat sangat senang. Beban mental jadi berkurang.



So, kami akhirnya kemarin menginap di Padang di Hotel Truntum Padang. Namanya lucu juga, sampai otak saya sempat beku sebentar untuk membacanya karena ini biasanya familiar di lagu; truntuummm tuumm.. (mungkin entahlah).







Di Padang, kami mutar-mutar di kota, makan di rumah makannya, ke pantai, minum es jus guava, makan sarapan tempat langganan dan tempat baru (enyak sungguh!) dan mutar lainnya saya lupa…



Kemudian ke Bukit Tinggi dan menginap di Royal Denai. Ini salah satu hotel yang cukup horror karena adik & istrinya berapa kali menginap disitu dan mengalami kejadian mistis. 



Baca Juga : LIBURAN BUDGET NAIK KERETA API PADANG - PARIAMAN



Anyway, tanpa harus kejadian mistis, lokasi kamar kami di bawah dan gloomy, dark dan dull sudah membawa suasana horror yang pekat. Karena sudah lama tidak beroperasi, hotel ini jadi menua dimana karpet, kasur serta overall look..ya begitulah.



My baby sister, Sari...rindunya...



Tumben dapat foto cantik



Ini enak, tapi tidak ada disini..




Main di sini, tentu saja harus ke kebun binatangnya yang kini sudah jauh lebih modern dan rapi. Entah kenapa saya jadi rindu pada zoo mereka model lama..



Tidak lupa main ke sungai bawa 2 bocil, lewat jalan kampung favorite langganan kami kalau setiap ke Sumbar. Jalan sana, jalan sini, pulang bawa oleh-oleh.




Sumbar Trip dengan Tim Bencana


Foresthree yang full dengan anak-anak kuliah belajar dan main..



Sebelumnya saya sudah pernah berbagi mengenai trip ini meski hanya tulisan ringan. Intinya, traveling dengan orang baru itu seperti berjudi, 50:50, bisa fun, bisa zonk. Kali ini saya kebagian ZONK.



Lalu, trip ini harusnya jadi trip santai saya, bisa dibilang healing trip jaman now. Tapi malah jadi drama..wkwkwkw



Anyway, saya pergi ke Padang, menginap di hotel jadul dekat dengan pantai juga. Namanya Hotel Sriwijaya. Pesan online, terlihat luas, begitu sampai, mungil. Kamarnya mungil dan kasurnya tentu saja ikutan mungil.




Baca Juga : MACAM RAGAM TEMAN TRAVELING & TIPS MENCARI TEMAN JALAN YANG ASYIK



Namun rasanya worth it karena dekat dengan pantai, cuma jalan sekitar 5 menit. Hotel ini berada 1 lapis/jalan di depan pantai, jadi tidak langsung menuju pantai. Maklum, saya masih agak trauma karena Padang kan, sering gempa dan saya juga takut resiko tsunami.



Berhubung ini adalah trip sendiri dan saya bisa leluasa eksplor jalan kaki, makanya saya pergi jalan ke area favorite saya di Padang, yakni area Pondoh. 



Lontong padeh/pedas pariaman dan teh taluanya yang legendaris




jadi pengen punga boat house...kalau ada wave, goyang-goyang..




jam 4.30 pagi apa ini ya..




Banyak berkembang, area ini penuh dengan coffee shop yang menarik dan pas sekali buat kerja WFH/remote.  Nanti balik lagi, mau explore ke atas untuk cari tahu lagi pantai-pantai hidden gem.



Kurang puas di Padang, lanjut ke Pariaman subuh buta naik kereta api dengan tambang RP 5.000 (sudah naik dari Rp 2.500 tahun 2012 lalu). 



Sampai di Pariaman, saya kaget karena sepanjang pantai dan jalan kereta, penuh rumah warga. Padahal dulu cantik banget karena kita bisa melihat pantai sepanjang jalan kereta. 



Sungguh momen yang membuat saya terpinga-pinga..



walau terpinga-pinga kaget, tetap pose







ke pasar nyari pesanan emak: lado merah alias cabe mera segar yang di petit subuh itu





Pantainya juga semakin pendek dan kotor. Duh, sedih sekali hati ini. Saya masih ingat 2012 dulu main ke Pariaman beberapa hari dan benar-benar menikmati liburan dengan jalan kaki sepanjang pantai dan kotanya.



Tetap, setelah sarapan di langganan  dulu, saya menikmati apa yang telah ada saja, main di pantai sebentar. Kikuk juga sih, jalan, ketemu warung jualan dan sampah plastik.



Sebelum tengah hari, akhirnya berangkat ke Bukit Tinggi dengan bus Rp 15.000 (kalau tidak salah harganya segitu) dan sampai di tujuan sekitar jam makan siang.

 


Sudah lama tidak naik bus yang ngetem, berhenti sana sini, melihat view berbeda.

 


Apakah saya bisa mengatakan kalau saya adalah penggemar kota ini? Bahkan saya punya tempat menginap langganan. 



Meski berada di jalan yang sama dimana hostel favorite saya, kali ini saya mencoba Hello Guest House yang dari dulu susah sekali mendapatkan kamar kosongnya. Kebetulan ada kosong, kebetulan dapat potongan, semuanya serba kebetulan.



Nona penulis di pasar basah berburu pesanan emak





kopi tradisional, lupa foto alat gilingnya...oleh-oleh murah khas buat pecinta dan kolektor kopi



Terimakasih Ibuk & Kakak Hello Guest House, jumpa lagi segera...




Hanya saja, di trip ini saya skip ke kebun binatang dan pergi berpetualang sendiri ke beberapa coffee shop. Merasa seperti tokoh protagonis dalam film indie begitu. Bahkan saya jalan dalam hujan gerimis (langsung merinding kena hembus angin gunung), menikmati hujan dari jendela.



Asli berasa lagi dalam film atau video klip band indie lah. 



Ke pasa tradisional buat beli oleh-oleh, drama malam sebelum pulang dan voila, saya pulang. 



Sudah begitu saja, memang tidak ada yang spesial…ahahahahaha kan, sudah saya bilang…













From level 100 something to nada…



Kembali ke nol alias LEVEL 0 karena Fortnite sudah berganti jadi Chapter 4, Season 3. Jadi bagaimana pengalaman bermain saya sejauh ini? 



Well, pertama, saya memainkan online game ini melalui handphone Samsung M53 yang memang telah cukup mendukung. Ya, meski memang bukan di kualitas tertinggi, sih, tapi cukup, deh.



Kedua, chapter terbaru ini…sedikit sulit bagi saya yang menggunakan handphone karena gambaran permainan yang terlalu bising. Terlalu penuh dengan graphic yang memecah konsentrasi saya.



Terlalu banyak tumbuhan di beberapa area dicampur dengan adanya raptor alias dinosaurus, they’re back!. Bayangkan, di saat saya lagi berjuang lari, tidak hanya harus waspada terhadap semua ragam tanaman, lawan yang bersembunyi dibaliknya, saya juga harus waspada dengan tanah yang tidak rata alias rekahan yang muncul tidak beraturan.



Itu lho, seperti habis gempa dimana tanah naik dan turun. Mana belum lagi ada comberan yang agak random. 


Anyway, ini sudah 2 hari ya, kalau tidak salah. Saya hanya sanggup bermain 2 kali saja dan harus beristirahat dulu sampai mata saya sembuh dari kebingungan melihat C4S3 ini…


Disclaimer : This is a brief article about the Fortnite C4S3 experience; I'll be back with more soon.

Ingat lho, ini adalah artikel cepat mengenai pengalaman bermain Fortnite C4S3, saya akan kembali dengan cerita selanjutnya.





Tumben juga nih, saya rajin menulis selama Mei ini, padahal saya tidak punya banyak waktu lowong juga, sih. Mungkin gegara domain Ann Solo baru saja di renew tanggal 13 Mei kemarin, membuat saya harus lebih dedikasi lagi mengisi blog ini.


Kalau bisa, nulis 1 artikel per 2 hari. Kalau bisa…padahal harusnya menulis dan publish setiap hari ya..



Anyway, saya lagi jenuh meski belum tahap burnout parah (seperti dulu) terhadap sosmed alias media sosial. Dulu, burnout saya rasanya sampai tahap severe, tidak hanya mengakibatkan rasa sakit secara mental, tapi sampai ke fisik. Jadilah itu gerd…



Saya sempat vakum dari Instagram, menelantarkan blog ini dan beberapa hal lainya. Saking mumetnya, saya sampai mau packing dan cabut gitu kemana…tapi sayang, rekening tidak memungkinkan..



Karena saya masih termasuk rakyat jelata dan media sosial menjadi bagian hidup yang cukup signifikan dalam pekerjaan saya (belum masuk kaum 1% sehingga bisa hidup bebas sosmed), saya harus pintar mengakali screen time saya. 



Yuk lah, simak tips cepat detoks kecanduan media sosial yang sudah saya terapkan sendiri.





Tips Atasi Burnout & Kecanduan Media Sosial dengan Detoksifikasi





Sebelumnya, saya tentu saja membatin dan ngomong ke diri saya; kok, rasanya isi IG/Twitter/TikTok kok, itu-itu saja ya…kalau tidak rekomendasi soal beauty, lifestyle, ya, berita-berita.



Lama-lama saya jadi muak dan mumet karena terlalu dijejalkan dengan banyak hal yang sebenarnya tidak saya butuhkan. Oleh karena itu saya:




  • Memahami kenapa saya jenuh


Ada banyak hal yang membuat kamu jenuh di medsos. Salah satunya yang saya ketahui dari obrolan kenalan saya; capek juga ya, stalking mantan pacar/crush/pasangan/artis/seleb/brands/dll. 


Wajar ya, karena fokus kamu langsung kepada hal tersebut sehingga otak kamu jadi beku dan mandek keseluruh tubuh. Akibatnya jadi mual, kesal, bingung sampai muntah. Itu semua bisa terjadi hingga kemungkinan yang lebih buruk lagi. Makanya lebih baik, pertama kali yang harus dilakukan untuk detoks media sosial adalah memahami kenapa diri kamu merasa cemas atau tidak nyaman walau sebenarnya kamu suka browsing sebelumnya.




  • Tarik nafas


No kidding, Sherlock. Sebagai orang yang menderita anxiety & panic attack yang akut, saya sering kali menahan nafas saya tanpa sadar. Suatu saat saya melihat berita di sosmed yang membuat saya marah, otomatis saya menahan nafas saya. Tegang, tense kalau kata orang, mah.


Jangan lupa untuk menarik nafas, alihkan pandanganmu sejenak dari layar dan rehat. Memang seru, tapi ini termasuk bagian yang menjadikan kamu kecanduan sosmed dan pondasi lain untuk menjadi burnout.




  • Hitung dan batasi screen time


Handphone sekarang sudah canggih-canggih, ya. Manfaatkan bantuan kecanggihan ini untuk menyetel dan membatasi waktu browsing kamu. Sejauh ini saya berhasil meminimalisir hingga 2 jam perhari. Sebelumnya malah 1 jam, tapi apa daya saya banyak yang DM.




  • Pahami kalau medsos sejatinya cuma tempat flexing


Sudah banyak saya dengar dan lihat orang-orang yang ribut di medsos karena merasa iri, tidak menyukai pendapat orang lain, menyebarkan informasi palsu, dll. Ya, medsos ini dunia maya yang liar dimana orang-orang merasa ‘bebas’ melakukan apa saja.


Iri dengan sultan yang flexing mevvah? Well, jauh sebelum ada sosmed juga, ini sifat dasar manusia yang iri lihat tetangga punya barang baru…ya kaaaann… Tapi kali ini levelnya beda, flexing di Indonesia, bisa bikin iri sedunia. 


Sekali lagi tarik nafas, yakinlah, diatas langit ada langit lagi. Tak semua juga, yang tampaknya indah di dunia maya, sama seperti kenyataannya. Couple goals, keluarga cemara, mukbang tapi tetap kurus….itu semua…..


Jadi please, kalau kamu merasa sesuatu tidak nyaman terbit dihatimu melihat orang flexing, batasi itu semua dan take control over your mind. Kamu tidak kekurangan apapun dari orang yang flexing itu (mungkin emang cuma kurang duit aja…).




  • Terkadang, tidak tahu banyak hal itu bagus juga


Berhubung saya sempat merasakan hidup tanpa gadget dan internet, jadi FOMO (Fear of Missing Out) tidak punya dampak sebesar sekarang. Namun, hidup rasanya di lintasan sirkuit balap, harus kejar-kejaran tahu lebih banyak, jadi trendsetter, tahu informasi lebih banyak.


Duh, burnout habis ini. Bukan bermaksud jadi ignorant dalam artian buruk ya, hanya saja, kita tidak harus tahu segala hal karena kapasitas otak dan keuangan kita juga tidak sama, kan. Kalau kamu sukanya masak, ya sudah, ikuti resep masakan yang kiranya kamu suka dan jujurly, kamu tidak harus beli panci terbaru, lho… 




Lima tips cepat (sudah saya bilang, namanya juga tips cepat) diatas bisa langsung kamu pahami dan lakukan jika kamu juga mengalami burnout dan lelah kecanduan media sosial. Semoga lancar ya, detoks media sosialnya, kengkawan…






Dear pembaca siluman Ann Solo, apakah kamu sudah membaca bagian pertama dari skin minimalism ini? Kalau sudah, mari kita lanjutkan ke part 2 mengenai apa saja yang berhasil saya kurasi dalam perjalanan skin minimalism saya.


Eh? 


Kamu belum baca skin minimalism part 1? Jjiinjjaaaa yyyooo?


Baca di link ini :        SKIN MINIMALISM, SKINCARE TEPAT GUNA, BEBAS FOMO


Daftar Skincare Untuk Skin Minimalism




Part yang paling susah dalam skin minimalism ini adalah skincare karena saya penggemar berat skincare 😓  Namun saya belajar bahwa pada intinya isi kandungan dari skincare tersebutlha yang harusnya saya butuhkan dan kebanyakan saat ini mereka mempunyai intisari kandungan yang sama dengan branding yang berbeda-beda.


Ah, bijaksana sekali kamu, Ann Solo!


Inilah daftar skincare yang berhasil saya kurasi dalam perjalanan skin minimalism saya: 


Facial Wash

Meski myristic acid dimasudkan untuk mengatasi skin inflammation alias kulit bengkak, tapi saya tidak bisa mentolerir FW yang mempunyai kandungan ini di daftar pertama atau kedua mereka. 

Bukannya bengkak hilang, malah kulit saya serasa mengembung, keras, gatal, super kering dan tegang. Sampai pernah membuat saya menangis karena kulit saya serasa ditarik. Tobat. Makanya saya hanya pakai yang tipe gel. Baru-baru ini saya menemukan 'hidden gem', ada 2 FW dari YOU Beauty yang bisa saya rekomendasikan, yang pink dan yang kuning.


Toner

Saya punya 3 toner; exfoliating toner, toner untuk extra kelembapan (solusi kadang sumuk tapi perlu anti kekeringan yang ringan) dan toner extra untuk pencerah. Ini semua saya beli dengan harga amat sangat miring alias modal diskon, produk lokal dan isinya cukup banyak. Salah satu rekomendasi saya adalah Hada Labo.


Moisturizer 

Baru saya sadari kalau saya tidak saat ini tidak mempunyai moisturizer tipe cream ini jar selain Nivea Soft yang saya beli awal 2022 kemarin (produk yang hanyak nongol ketika dry patches saya sudah memutih dan rontok parah seperti berganti kulit).

Jenis moisturizer yang saya punya adalah gel yang lebih sesuai dengan tipe kulit berminya kombinasi seperti saya. Too bad, ini adalah waktu dimana simulasi neraka sedang berlangsung di bumi, tipe moisturizer ini tidak lagi sesuai dengan saya. Selain tidak memberi kelembapan seperti yang dibutuhkan, rasanya agak sia-sia 😓

Saya sedang mempertimbangkan untuk mencari moisturizer tipe cream kental saat ini...ada rekomendasi? 


Serum

Produk yang menjadi andalan saya kalau berdandan adalah serum yang cepat meresap, tidak greasy dan mudah akrab dengan sunscreen dan makeup. Sekarang saya masih mempunyai sisa dari serum AHA, BHA dan Hyaluronic (sudah dalam keadaan genting dan akan segera nyungsep demi tetes terakhir). Saya sudah membeli serum Mixsoon yang sedang diskon, otw ke pangkuan. 


Micellar Water & Kapas

Berhubung saya WFA dan jarang bersua mansusia lainnya, jadi micellar saya masih irit. Nothing fancy, saya pakai apa saja yang sedang diskon, untung nih, kulit saya sejauh ini ramah banget sama semua merek micellar water. Kapas, saya picky!


Suncreen

Tampaknya, saya akan kembali pada Skin Aqua yang sesuai dompet dan lumayan cocok dengan saya. Sayang sekali Biore dan Khalis tidak berjodoh dengan kulitku, berasa lengket, berat, sumuk dan kusam.


Eyecream

Dalam hidup ini, kamu akan bertemu hal yang kamu sukai dan sesuai, tapi semua tergantung pada keberuntunganmu untuk mendapatkan mereka kembali. Keberuntungan dalam hidup saya salah satunya adalah mendapat eyecream dari Innisfree Jeju Lava yang tabung biru.

Harganya kurang lebih IDR 500.000 dan tidak masuk Indonesia. Tidak hanya saya belum mampu membelinya, produk tersebut sepertinya hanya khayalan saya belaka karena setelah saya koar-koar, banyak yang tidak pernah mengenal eyecream terhebat dalam hidup saya ini.

Alternatif lain adalah Lacoco. Namun karena saya frugal, saya sedang menggunakan Velcara yang ekonomis sayangnya tidak banyak membantu 😓



Daftar Makeup Untuk Skin Minimalism




Makeup mungkin adalah trigger utama saya burnout dulu karena lelah liat shade lipstick/lipcream/liptint yang sebenarnya hampir mirip semuanya 😂 

Paling beda mungkin di tekstur tapi itu tidak selalu banyak berbeda, kok. Jadi saya cuma punya:


Foundation

Makeup item yang paling punya love & hate relationship dengan saya adalah foundation. Kenapa? Karena sangat sulit menemukan shade saya yakni FAIR NEUTRAL. 

Tone ini bukanlah hal yang langka, tapi foudation untuk shade ini sangat langka disini baik local or international brands. Akhirnya saya menemukannya di BLP N10. Aduh, saya sempat jadi obsesi dan pasti akan repurchase lagi. Barbie lelah bertualang mencari yang sesuai & kena PHP.


Lipstick/Lip Cream/Lip Tint/Lip Gloss /Lip Balm



Produk yang paling digemari semua wanita dibumi adalah ini dan yang paling bikin para cowok sejagat raya heran; semua lipstik kalau tidak merah, ya pink 😂

Jadi saya punya sisa endorsement yang masih bisa dipakai, produk bibir merek lokal yang rupanya tokcer dan 2 Revlon yang lagi trending; Rum Raisin dan Chocolate Velvet, diselingi dengan beberapa sisa lainnya yang tidak banyak, untuk gonta-ganti sesuai my moody episode. 


Bedak

Saya punya loose powder dari Looke, Dear Me Beauty dan Innisfree (untuk touch up minyak). Looke yang saya beli November 2022 kemarin sangat bagus. DMB sudah mau berakhir. Yearp. 


Pensil Alis dan Eyeliner

Dikarenakan, saya bukan tipe ngalis dan paham eyeliner, saya memutuskan membeli produk yang murah dan ada BPOM-nya saja...ahahaha iya, yang penting ada aja dan bisa dipakai..


Blush On

Masih mengandalkan produk endorsement dan gift, asalkan shade-nya pas di tone kulit saya dan membuat saya sedikit terlihat lebih hidup dan bukannya pucat pasi, pasti saya pakai.


Eyeshadow

Jikalau semua makeup item di satukan, mungkin eyesdahow adalah hal terakhir yang saya urutkan padahal ini adalah item krusial untuk mata saya yang dead inside dan cepat terlihat lelah akan hidup ini. 

Maka dari itu, saya masih menggunakan Ettude Eye Palette yang sudah...saya miliki sejak...jaman Raja Ali Haji (shout out to my local legend!)...dan 2 dari Allglows (must try kalau kamu suka mono color eyeshadow tapi liquid). Happy, saya suka apa yang saya punya dan pas (walau kadang tetiba pengen palette baru yang entah kenapa padahal saya tidak butuh).


Skincare dan makeup adalah 2 hal yang lebih saya tekankan dalam skin minimalism saya. Bukan karena saya sepele pada hari dan body care. Malahan, saya sempat stress dan fokus pada rambut rontok saya yang nyaris membuat saya frustasi. 

Perawatan rambut saya saat ini sangat basic; shampoo gel dari Evoluderm yang lagi diskon (yes!), conditioner juga Evoluderm, shampoo anti ketembe khusus kalau lagi kumat dan sisa hair oil yang akan segera tandas.

Body care saya juga simple, cuma Perfect 10 Vaseline untuk mengatasi kulit gradakan yang kumat, lotion Evoluderm untuk harian dan super ringan, deodorant, liquid soap & set odol + brush.

Tentu saja tidak lupa parfum yang tinggal botol-botol mungil tester yang mulai berkurang dan 3 botol full size yang akan segera bye-bye. 






Cukup sederhana, toh? 

Kalau saya sih, iya, jika dibandingkan dengan waktu saya sebelum burnout dan muak. Skin minimalism membuat fokus saya kembali, yakni ingin menggunakan apa yang sesuai dengan kebutuhan kulit saya.

Walau nih, passion saya untuk mencoba beauty product dan berbagi pada pembaca masih belum pulih, tapi skin minimalism membuat saya menyadari kalau saya juga butuh rehat dan memalingkan wajah dari gempuran gemerlap kecantikan saat ini.

Istirahat dan reset begitu, ceunah.

Pikiran saya rehat dari semua gimmick dan hype karena walau bagaimanapun, saya tidak akan bisa menyamakan langkah saya dengan semua itu. Saya belajar untuk tidak terpaku pada hal itu.


Pokoknya saya menikmati waktu ini dimana saya lebih mindful dan menghargai kulit serta apa saya punya dan mampu. Semoga kamu, para pembaca siluman Ann Solo memahami maksud tulisan saya ini...wkwkwkwkwk


Kalau kamu juga tertarik melakukan skin minimalism, yuk, bagikan komentar kamu di kolom dibawah (walau tidak ada yang komen dan saya hanya ngomong dengan layar laptop) 😓









Kamis lalu saya dan rekan seperjuangan, Novie, berkunjung ke klinik kecantikan di kota Pekanbaru. Namanya Dr.Beaute. Sudah lama banget terakhir kali saya melakukan perawatan di klinik kecantikan. Mungkin tahun 2018? 2019? 


Anyway, jujur saja saya agak anxious karena perawatan terakhir saya kurang menyenangkan. Tapi ternyata klinik Dr.Beaute Pekanbaru itu tempatnya bersih (penting banget, ya), lalu ruang perawatannya juga hanya diisi oleh 3 sekat.



Jadi tidak ada tuh, kasur berjejeran sampai lebih dari 5 sebelahan tanpa sekat. 



Kenapa saya menekankan hal ini, karena saya tidak suka ‘saling lihat-lihatan’ sebelahan sama orang asih pas muka lagi kulik-kulik..



Oya, sebelumnya saya sudah tahun Dr.Beaute ya, tapi baru kali ini datang coba perawatan facial mereka.




Pengalaman Peeling Whitening Facial di Dr Beaute






Berbeda dengan beberapa klinik kecantikan yang pernah saya coba sebelumnya, disini ada dokter khusus yang membantu kamu untuk konsultasi lebih dulu. Jadi tidak ujug-ujug datang, langsung ambil paket ya. 



Itu yang saya suka dari Dr.Beaute, karena permasalahan kulit kita akan di check lebih dulu, baru deh, akan disesuaikan dengan perawatan yang pas. 



Karena oh karena, saya sudah ‘tua’ dan punya banyak masalah kulit seperti yang kemarin dibilang dokter, kulit saya mempunyai bekas-bekas jerawat. Ini disebut juga dengan acne scar.







Wajar sih ya, di umur segini kulit saya banyak melalui permasalahan hidup…apalagi dulu waktu remaja, saya punya jerawat yang amat parah, bengkak besar, merah, sampai saya bilang jerawat bisul. Mana sampai ke leher dan punggung, lagi.



Meski jerawat saya tidak separah waktu masih muda, tapi semua itu meninggalkan 2 jenis acnes scar yakni PIH (Post Inflammatory Hyperpigmentation) dan PIE (Post Inflammatory Erythema).



Dokter menyarankan saya mencoba Peeling Whitening Facial untuk membantu mengikis dan mencerahkan kulit saya yang ada dark spots-nya ini. 



Layaknya facial di klinik, pertama jelas wajah saya dibersihkan dari makeup yang saya pakain. Lalu beauty therapist akan memberikan pijatan di wajah untuk membantu relaksasi. 



Sebagai orang yang aslinya kurang menggemari pijatan (iya, saya dari dulu segan dipijat orang), ini adalah pijatan yang menyenangkan, bahkan di pijat sampai ke kepala.



Pasti step ini akan banyak digemari pelanggan, karena pada dasarnya banyak yang menggemari pijatan. 






(Serius, must try banget facial disini, pijatannya top banget).



Kemudian mbak therapist akan melakukan suction, itu lho, ada alat berupa tabung yang akan menyedot minyak di wajah kita.  Baru dilanjutkan dengan step yang biasanya membuat orang menangis mengenang masa muda: ekstraksi komedo.



Padahal saya sudah biasa ekstraksi komedo dari kapan tahun, tapi memangnya, selain bikin kulit jelek, komedo itu juga susah di depak dari muka. Namun, hasilnya memuaskan…meski memang membuat kamu berlinangan air mata..



Semriwing dingin...pengen maskeran terus..




Lanjut, dokter akan datang dengan ramuan istimewa, yakni ramuan untuk peeling. Sebelumnya dokter dan therapist sudah memberi tahu semua step dan efek dari pemakaian peeling yakni, akan ada tingling sensation alias geli-geli gatal dan sedikit perih.



Wow, memang iya.



Peeling yang dioleskan di wajah harus di diamkan selama 20 menit sebelum langkah  terakhir yaitu pakai masker. Ini mungkin step akhir yang paling iyes untuk cuaca heat wave seperti sekarang. 



Sayang banget, foto dan video sebelum facial tidak begitu bagus, tapi ini hasilnya. Bare face ya, kliatan banget dah semua PIE dan PIH saya..namun udah terlihat bersih sehabis peeling




Berupa masker bubuk yang dilarutkan dengan air dingin, begitu masker menyentuh kulit saya, langsung berasa…nyeesss…adem banget. Oya, kalau kamu menderita panic attack, anxiety atau phobia khusus, dikarenakan ini masker di juga akan diratakan sampai mata, mungkin kamu bisa meminta mba therapist untuk mengosongkan area tertentu. Dalam kasus saya, mata.



Yearp, itulah tadi proses perawatan wajah saya yang bisa dibilang menyenangkan dan tepat sesuai kebutuhan kulit saya. Jangan lupa perawatan lanjutan yakni krim khusus yang harus saya oleskan selama 2 hari karena sesuai dengan paket perawatannya, maka kulit saya akan mengalami regenerasi.


Beauty therapist saya mengatakan kalau kulit saya akan mengelupas tapi jangan kuatir, karena itu adalah proses yang wajar. Stay calm and lather the cream, girl.




Review Dr Beaute dan Promo Menariknya








Jikalau saya harus menjabarkan pengalaman saya, maka poin-poin berikut ini bisa juga kamu pertimbangkan untuk mencoba perawatan disini:



  1. Bersih 

TBH, saya paling greget kalau liat klinik kecantikan tidak bersih dan malah kelihatan dark, berat dan sesak. Dr Beaute sepertinya punya standard tertentu karena mulai dari ruangan front office, hingga handuk yang mereka pakai, semuanya bersih. 100 point for Dr Beaute.



  1. Kasur khusus individual

Ya memang sih, setiap pelanggan pasti di kasur khusus bukan pangku dua. Cuma asyiknya disini, dalam 1 ruangan cuma ada 3 kasur yang akan disekat dengan partisi besi berkaca. Jadi orang disebelah kamu tidak bisa mengintip. 



  1. Konsultasi dokter

Seringnya kita tidak begitu sadar tipe kulit dan permasalahan kulit kita. Dulu saya begitu juga, mana biasanya salon biasa juga kurang aware pula. Sesederhana kita sakit, ke klinik, dokter cek, baru kasih resep obat. Kan, tidak mungkin datang ke klinik bilang sakit lalu dikasih obat begitu saja.



  1. Pijatan mantul dari beauty therapist

Seperti yang saya bilang diatas, saya bisa merekomendasikan klinik ini karena adanya dukungan pijatan mantab dari para therapist profesional. Mirip pijatan mantab di Thailand (kalau pernah coba), must try banget.



  1. Banyak promo

Impian kita semua adalah facial tiap minggu, atau paling tidak sebulan 2 kali, deh. Tanpa menguras dompet, kamu bisa menggunakan banyak promo dari Dr Beaute mulai dari Rp 150.000. 




Untuk lebih jelasnya, kamu bisa click Instagram Dr Beaute , silahkan check selalu promo menariknya, ya!



Klinik Dr Beaute Pekanbaru

Jl. Pandu No.1

Simpang Tiga, Kec. Bukit Raya

Pekanbaru

Riau - 28288





Newer Posts
Older Posts

Ann Solo

Ann Solo
Strike a pose!

Find Ann Here!

Ann Solo Who?!

Ann Solo adalah nama pena Ananda Nazief, seorang lifsestyle blogger yang terinspirasi oleh orang- orang sekitar, perjalanan, kisah- kisah, pop culture dan issue semasa.

Prestasi:

Pemenang Terbaik 2 Flash Blogging Riau : Menuju Indonesia,
Kominfo (Direktorat Kemitraan Komunikasi) - Maret 2018.

Pemenang 2 Flash Writing For Gaza (Save Gaza-Palestine),
FLP Wilayah Riau - April 2018.

Pemenang 3 Lomba Blog Lestari Hutan, Yayasan Doktor Syahrir Indonesia - Agustus 2019.

Pemenang Harapan 1 Lomba Blog, HokBen Pekanbaru - Februari 2020.

Contact: annsolo800@gmail.com

  • Home
  • Beauty
  • Traveling
  • Entertainment & Arts
  • What's News
  • Books & Stories
  • Our Guest
  • Monologue
  • Eateries

Labels

#minimalism Beauty Books & Stories Eateries Entertainment & Arts Film Gaming monologue Our Guest parfum Review Review Parfume sponsored Techie thoughts traveling What's News

Let's Read Them Blogs

  • Buku, Jalan dan Nonton

Recent Posts

Followers

Viewers

Arsip Blog

  • ▼  2025 (1)
    • ▼  April (1)
      • Asyik, Perang Tarif, Mari Kita Beli Barang KW
  • ►  2024 (18)
    • ►  Desember (1)
    • ►  November (3)
    • ►  Oktober (2)
    • ►  Agustus (2)
    • ►  Juli (2)
    • ►  Mei (2)
    • ►  April (1)
    • ►  Februari (3)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2023 (45)
    • ►  Desember (3)
    • ►  November (3)
    • ►  Oktober (11)
    • ►  September (7)
    • ►  Agustus (2)
    • ►  Juli (2)
    • ►  Juni (4)
    • ►  Mei (6)
    • ►  April (1)
    • ►  Februari (3)
    • ►  Januari (3)
  • ►  2022 (20)
    • ►  Desember (2)
    • ►  November (2)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (1)
    • ►  Mei (3)
    • ►  April (2)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Februari (2)
    • ►  Januari (5)
  • ►  2021 (27)
    • ►  Desember (1)
    • ►  November (1)
    • ►  September (3)
    • ►  Agustus (3)
    • ►  Juli (3)
    • ►  Juni (3)
    • ►  April (1)
    • ►  Maret (5)
    • ►  Februari (3)
    • ►  Januari (4)
  • ►  2020 (34)
    • ►  Desember (6)
    • ►  November (3)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  September (5)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (2)
    • ►  Mei (3)
    • ►  April (5)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Februari (2)
    • ►  Januari (4)
  • ►  2019 (34)
    • ►  Desember (2)
    • ►  November (3)
    • ►  Oktober (3)
    • ►  September (1)
    • ►  Agustus (4)
    • ►  Juli (2)
    • ►  Juni (3)
    • ►  Mei (4)
    • ►  April (2)
    • ►  Maret (5)
    • ►  Februari (3)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2018 (56)
    • ►  Desember (2)
    • ►  November (5)
    • ►  Oktober (5)
    • ►  September (3)
    • ►  Agustus (5)
    • ►  Juli (14)
    • ►  Juni (6)
    • ►  Mei (6)
    • ►  April (5)
    • ►  Maret (5)

Find Them Here

Translate

Sociolla - SBN

Sociolla - SBN
50K off with voucher SBN043A7E

Blogger Perempuan

Blogger Perempuan
Blogger Perempuan

Beauty Blogger Pekanbaru

Beauty Blogger Pekanbaru

Popular Posts

  • Review Axis-Y Toner dan Ampoule - Skincare Baru Asal Korea
    Sejak beberapa tahun kebelakangan ini kita telah diserbu oleh tidak hanya produk Korea baik itu skincare dan makeup, tetapi juga ...
  • Review Loreal Infallible Pro Matte Foundation
    Kalau dulu saya hanya tahu dan penggemar berat Loreal True Match Foundation sejak zaman kuliah, ternyata Loreal juga mengelua...
  • 2019 Flight Of Mind
    Cheers! Time flies indeed, terlebih lagi di zaman sekarang ini dan saya yang sudah mulai lupa sehingga semua terasa cepat. 2019...
  • Kampanye No Straw Dari KFC
    Kampanye No Straw Movement. Kemarin saya dan seorang teman berjanji untuk bertemu di KFC terdekat dan sambil menunggunya datang, saya ...
  • (Pertandingan Terakhir Liliyana Natsir Sebelum Pensiun) Dukung Bersama Asian Games 2018
    Hari ini berita yang cukup mengecewakan muncul di TV ketika saya dan Tante sedang makan siang dirumah: Liliyana Natsir akan menggantung...
  • Review Lip Balm 3 Merek - Nivea, Himalaya Herbals dan L'Occitane
    Dulu sekali, sebelum kenal dengan lipstick seakrab sekarang, saya dan   lip balm adalah pasangan yang kompak. Tidak hanya mengatasi ...
  • Review Sunblock Biore & Senka
    Oh my! Sekali lagi saya merasa bersalah 'menelantarkan' blog ini karena akhir bulan lalu saya mempunyai pekerjaan baru ya...
  • Review - Sakura Collagen Moisturizer
    Pertama-tama, saya hanya mau menginformasikan bahwa ini adalah artikel review yang sebenarnya sudah lumayan telat terlupakan oleh kek...
  • Review AXIS-Y Cera-Heart My Type Duo Cream
    Sudah lam aterakhir kali saya memakai cream moisturizer tipe konvensional, alasan utamanya adalah kondisi iklim di kota saya...
  • Review Lipstick Maybelline Superstay Ink Crayon
    2020 dimulai dengan racun lipstick terbaru dari Maybelline yang datang dengan Super Stay Ink Crayon yang sebenarnya sudah saya nant...

Created with by BeautyTemplates | Distributed by blogger templates