Instagram Twitter Facebook
  • Home
  • Beauty
  • Entertainment & Arts
  • What's News
  • Traveling
  • Monologue

Ann Solo

Sebagai warga asli Pekanbaru, saya sendiri masih sering berburu makanan yang enak dengan bujet terbatas, terjangkau, merakyat dan tentunya anti-mainstream di Pekanbaru karena lidah juga membutuhkan variasi meski kadang jenis makanannya sama. Selain itu kita tidak dapat menghindari faktor bosan karena seringnya makan disatu tempat atau suasana yang sama, maka itu dari itu hobi hunting makanan merupakan kegiatan rutin yang menyenangkan.


Apa sajakah 5 tempat wisata kuliner terjangkau tetapi enak di Pekanbaru, Kota Bertuah ini? 


Berikut daftar makanan yang kamu harus coba:

1. Mie Ayam Pakde.




Mie ayam yang satu ini telah lama malang melintang didunia kuliner Pekanbaru, namun masih banyak saja yang belum mencoba dan mengetahuinya berhubung letak tempatnya yang menjorok masuk kedalam diapit oleh 2 restoran besar.






Dengan harga Rp 14.000/mangkuk dan hanya memilih spesialisasi menyajikan mie ayam semata, kedai ini wajib untuk dicoba apalagi mareka juga mempunyai condiment sampingan yang menjadi trademark karena keunikan yang tidak bakalan kita temukan di kedai mie ayam lainnya; asinan cabe hijau yang segar.

Mie Ayam Pakde, Jl. Haji Ismail Yusuf (masuk di samping Restoran Koki Sunda Sudriman), Pekanbaru.

2. Rujak Ajo.




Dulu sebelum banyak penjual rujak mengklaim rujak mareka Rujak Ajo juga, satu- satunya Rujak Ajo yang saya ketahui sejak saya kecil adalah rujak ini yang dulunya berada tepat disamping Hotel Riau (Hotel Aryaduta sekarang). 




Apalagi rujak ini telah menemani masa kecil hingga saya, adik- adik dan para sepupu tamat sekolah, membuat saya bisa memberi nilai plus untuk Rujak Ajo ini sebagai daftar kuliner yang tidak hanya murah meriah namun juga memiliki nilai nostalgia serta sejarah terutama bagi orang Pekanbaru lama.




Meskipun kini diracik oleh anak buah Ajo, tapi rasanya tidak jauh berbeda dari yang saya ingat dulu walau harga mengalami peningkatan juga porsinya lebih sedikit. 





Rujak Ajo : Rujak Rp 15.000, Es Tebak Rp 10.000.
Jl. Sambu (tepat dibelakang Hotel Aryaduta Pekanbaru).



3. Cendol Pak Jenggot.




Rasanya hampir semua penggemar kuliner di Pekanbaru mengetahui betapa nikmatnya cendol yang satu ini yang bahkan saking terkenalnya sering dipesan untuk mengisi jamuan pernikahan di hotel.




Akan tetapi jika kamu belum tahu mengenai keenak cendol ini, kamu bisa mencoba kenikmatan cendol yang berbeda dengan cendol lainnya, karena Pak Jenggot sang pemilik mempunyai bahan istimewa; gula merah tradisional yang kental, ketan pulut yang tebal, sedikit emping serta kacang merah yang membedakannya dari cendol kebanyakkan.




Bagi kamu yang tidak menyukai/alergi terhadap durian, jangan kuatir karena kamu bisa meminta mareka untuk tidak memasukkan durian kedalamnya.

Cendol Pak Jenggot.
Cendol Rp 12.000/mangkuk.
Jl. M. Yamin (diantara Bank Mandiri, menempel di area parkir Bank Permata), Pekanbaru.



4. Es Kacang Hijau & Rujak Jondul.




Kali ini saya tidak akan membahas rujak Jondul yang terkenal itu, melainkan 2 dari 3 minuman dingin mareka yang juga sama asyiknya, yaitu Es Kacang Hijau dan Es Jali- Jali.




Menempati ruangan kedai yang kecil menyempil diantara warung bakso dan toko kelontong, jika kamu ingin mencari kedai ini dibutuhkan kejelian yang ekstra karena saya sendiri sering silap melewatkannya.




Dan walaupun rujak lebih menjadi daya tarik dari kedai ini, ke 3 minuman dingin mareka juga unik patut dicoba dan berbeda seperti Es Jali- Jali segar yang dipercayai mampu mengobati panas dalam karena terbuat dari barley putih, Es Kacang Hijau yang dicampur dengan jelly bulat kecil plus butiran ketan membuatnya menonjol diantara banyak kacang hijau serupa.

Rujak Jondul.
Rujak Rp 30.000/porsi cukup besar untuk 2 - 4 orang.
Es Jali - Jali, Es Kacang Hijau & Es Buah masing- masing Rp 9.000/gelas.
Jl. Kuantan Raya (tepat di pintu gerbang Perumahan Jondul).



5. Gabin Tape Snack 'N Company.




Buat kamu yang masih ingat betapa enaknya gabin tape yang biasa kita beli dulu ketika SD dan penasaran dimanakah kita bisa menemukan jajanan pasar yang satu ini, worry not karena kamu bisa memesan cemilan masa kecil ini dari Snack N Company yang khusus menjual gabin tape buatan rumahan.




Demi menjamin orisinalitas dan kesegarannya, gabin tape ini hanya menerima pesanan Pre-Order yang akan di antarkan langsung ke alamat si pemesan pada hari Rabu dan Kamis. 

Gabin Tape.
1 kotak, 5 bungkus gabin tape seharga Rp 12.000.
Ongkos kirim Rp 3.000 - Rp 10.000.
WA : 0852-6565-3718.
Jl. Datuk Setia Maharaja, Pekanbaru.





Tidak terasa kini kita melewati pertengahan tahun 2018 dan tiba di bulan Agustus, tentu sudah banyak film menarik yang telah dirilis oleh pabrik film raksasa Hollywood, mulai dari Deadpool 2, Solo (spin-off), Black Panther, sequel dari Ant-Man hingga A Quite Place yang tak disangka- sangka menjadi box office. Apakah kita masih akan disuguhi lebih banyak film menarik hingga akhir tahun 2018?  Berikut daftar film apa saja yang kamu patut tunggu dan tonton:


1. Mortal Engines - September 2018.



Film yang berdasarkan novel Philip Reeve ini mengangkat teman akhir zaman (dystopian) yang dibalut dengan futuristic steampunk, adalah salah satu genre favorite saya. Novel seperti Chia Mievile maupun film keluaran Studio Ghibli sendiri; How's Moving Castle merupakan perpaduan sempurna antara fantasy dan tema spesifik tertentu (dystopian, steam punk, history, mitologi dan lain- lain).

Awalnya begitu saya melihat trailer film ini, saya membayangkan kelihaian seorang Tim Burton dalam meramu kata-kata menjadi sebuah visual, namun ternyata film ini disutradarai oleh Christian Rivers yang meski ini adalah proyek perdana bliyau sebagai seorang director, Peter Jackson selaku produser kelihatannya terlibat cukup banyak.

Saya tidak akan bercerita lebih banyak mengenai film ini agar tidak spoiler, tapi film ini akan sangat worth to watch kalau kamu rindu melihat Hugo Weaving yang identik dengan dua perannya sebagai Agent Smith di Matrix trilogy serta Lord Elrond ,kembali beraksi sebagai villain.


2. Bohemian Rhapsody - Oktober 2018.



Sejak serial televisi Mr. Robot keluar, tahun- tahun berikutnya menjadi saksi betapa bagusnya karir akting Rami Malek meroket naik. Kalau selama ini bliyau memulai karir sebagai figuran di gig pertamanya Night At The Museum, saya sempat berpikir apakah kita akan melihat pemeran Pharoah ini lebih berkembang di masa depan karena bisa dibilang Malek cukup mencuri perhatian alias scene stealer.

Sempat mengalami pro dan kontra, baik itu dari fans berat The Queen yang ragu akankah film ini mampu secara akurat deliver idola mareka, lead singer Freddie Mercury atau malah hancur berkeping, bahkan berkemungkinan di boikot karena sang sutradara, Bryan Singer yang langganan membuat film X-Men, telah terbukti sebagai salah satu terpidana yang terjerat pelecehan seksual terhadap wanita dan anak dibawah umur.

Akankah Rami Malek mampu mempersembahkan akting terbaiknya sebagai Freddie Mercury yang melegenda dalam karir bermusik, kehidupan pribadinya yang dekat dengan godaan narkoba dan penyakit hingga koflik internalnya sebagai manusia tanpa takut terimbas skandal Bryan Singer?. Mari kita tunggu dan saksikan Oktober 2018 ini.



3. Aquaman - Desember 2018.




Khal Drogo, tokoh satu ini akan tetap melekat diingatan saya begitu melihat Jason Momoa meskipun kini bliyau adalah Arthur Curry alias Aquaman. Seorang tokoh fiksi yang sepertinya memang ditakdirkan untuk Momoa sebagaimana tokoh Deadpool bagi Ryan Reynolds dan Hugh Jackman adalah sang Wolverine/Logan.

Setelah sempat muncul 'keroyokan' di Justice League (sorry not sorry, not a fan), kini Aquaman akan menunjukkan taringnya secara solo yang tentu saja ditunggu oleh para penggemar berat DC. Berhubung saya sangat speechless ketika menulis tentang film yang satu ini mengingat betapa tidak 'gregetnya' JL kemarin, tapi-- it's Jason Momoa, he's a wonderful human being and bet Aquaman is going to be fun to watch.


4. Alita, Battle Angel - Desember 2018.




Masih segar dalam ingatan saya bagaimana luar biasanya akting si kecil Haley Joel Osment di AI sebagai David, robot berintelengensia tinggi yang tampilan luarnya sama persis seperti manusia dan sekarang Alita walaupun sang gadis Alita lebih banyak ditampilkan oleh CGI.

Tetapi film yang diangkat dari manga ini sepertinya worth to wait, dan semoga saja tidak mengecewakan seperti yang terjadi pada Ready Player One kemarin.


5. I Think We're Alone Now.




Trailer dari film ini sangatlah misterius, tidak menampilkan banyak cuplikan tetapi ekspresi Peter Dinklage dan suasana sepi membingungkan sangatlah mendebarkan, membuat penasaran mengira- ngira bercerita tentang apakah film ini.

Hanya dengan 'menjual wajah' Peter Dinklage saja, saya berani bertaruh bahwa jutaan pasang mata diluar sana akan sangat intrigued by our beloved Tyrion Lannister, suatu tokoh fiksi yang berhasil 'menjamin' kualitas akting seorang Peter Dinklage di dunia nyata. A must watch film if you know who Peter Dinklage is, how top his acting was in Game Of Thrones or, a die hard fan like me.


6. Fantastic Beast, The Crimes Of Grindelwald - November 2018.




Saya yakin pasti film ini telah diantisipasi kedatangannya oleh para penggemar berat JK Rowling, setelah serial Harry Potter berakhir, Fantastic  Beast adalah pengganti rasa kosong didada yang tetap mengisi imaginasi kita akan dunia majik. 

Apalagi film ini akan memberi tekanan pada penyingkapan akan masa lalu tokoh besar dalam ilmu sihir yang paling dikagumi; Albus Dumbledore. Hanya saja secara pilihan menurut selera saya, Johnny Depp, sorry not sorry shouldn't be in it. Oh, well.


7. Ralph Breaks The Internet (Wreck-It Ralph 2) - November 2018.




Sejujurnya saya harus mengakui tidak begitu menggemari film awal Wreck-It Ralp, but things changed, quickly as the trailer ringing my notification; Breaks The Internet, mau jadi viral seperti apa lagi karena sudah begitu banyak yang viral dan, mengaku viral. Sempat saya membayangkan pose buka botol champagne-gelas dibokong a la Kim Kardashian.

Untunglah ternyata bukan, melainkan parody, adu witty-ness dan sindiran sarkastik menjadi daya jual trailer dari film inilah yang membuat saya tertarik, penasaran sampai sejauh manakah mareka akan menyindir para 'raksasa' pemain online media beserta trend yang dipopulerkannya.


8. The House With A Clock In Its Walls - September 2018.




Satu lagi film bertema majik/sihir yang juga diangkat dari buku cerita anak- anak, menggaet Cate Blanchett dan Jack Black sebagai 2 tokoh dewasa eksentrik. Berbicara mengenai Cate Blanchett, pilihan karakter yang ia perankan cukup mengejutkan terutama setelah tahun lalu muncul di MCU sebagai Hela, kakak tertua Thor dan Loki.

Ini menunjukkan betapa versatile-nya akting bliyau, hal yang biasanya selalu saya kagumi dari Tilda Swinton dan Toni Collette. Cate Blanchette menunjukkan kematangan akting serta pemilihan karakter tokoh 'tidak biasa' tetapi mampu menyampaikannya dengan brilliant sehingga saya tidak sanggup membayangkan Hela diperankan oleh orang lain selain Cate.

Mengenai film ini sendiri, saya masih skeptikal melihat film ini akan booming dan berlanjut menjadi serial seperti Harry Potter, mengingat banyaknya film yang diangkat dari buku berseri tetapi begitu diterjemahkan dalam bentuk visual, malah tidak laku menghilang, berhenti begitu saja. Anyway, film ini cukup layak dinikmati, mungkin dengan ekspektasi yang tidak berlebihan.



9. The Girl In The Spider's Web - November 2018.




Sejujurnya saya sudah 'hilang kontak' dengan film dan buku serialnya sendiri, bingung oleh 2 film berbeda, versi Hollywood dan versi aslinya dari Swedia. Begitu juga dengan aktirs yang memerankan si hacker legendaris Lisbeth Salander, secara pilihan saya pribadi, baik Noomi Rapace maupun Rooney Mara adalah dua aktris yang mampu membawakan peran mareka dengan sangat cemerlang.

Tokoh Lisbeth Salander itu sendiri bukanlah watak yang mudah untuk diperankan, sehingga begitu melihat Claire Foy dengan dandanan ikonik Miss Salander, cukup mampu membuat saya tertarik menonton film ini. Bowl cut hair, all black ensembles skinny but tough exterior berpadu dengan satu scene dimana Claire Foy menampilkan ekspresi sakit-benci-terkejut-marah, semua dalam beberapa detik saja.

Walau tidak begitu mengingat apa yang saya baca dulu dari buku serial Girl With Dragon Tattoo ini (dan sedikit traumatized oleh beberapa scene-nya) namun saya tidak jera, antusias menantikan film ini demi ingin menikmati projeksi intrepretasi akan Lisbeth Salander dari aktris asal Inggris satu ini.













Semenjak saya memutuskan untuk lebih fokus menulis sebagai lifestyle blogger mencakup banyak tema (setelah sempat bingung mencari tujuan spesifikasi blog ini), mau tidak mau saya harus lebih melebarkan pandangan pada apa saja, tidak terkecuali- terhadap semua yang sedang terjadi dan trending. Karena, begitulah bagaimana dunia sedang beroperasi sekarang ini; trending, harus up to date dan ciptakan sesuatu yang viral demi mengukuhkan nama atau brand diantara lautan nama atau brand diluar sana (terlepas baik atau buruk).


Dengan  sarana social media yang gratis dan nyaris tak terbatas, semua orang mampu mem-branding diri mareka, mengunggah foto selfie, menyertakan caption 'inspiratif' (yang mustahil dilaksanakan oleh si empunya selfie), bahkan sampai menulis informasi berita aktual pendek tanpa harus mendapatkan gelar sarjana jurnalistik sebelumnya.

Semua orang adalah 'reporter' untuk berita mareka masing- masing, semua orang adalah 'motivator caption' bagi yang menekan tombol LOVE dari selfie gadis cantik-putih-hasil-krim-abal-abal-beralis-hitam-tebal-keras, semua orang adalah 'hakim  serta terdakwa' sosial dihalaman sosial mareka sendiri, semua orang berpeluang menjadi tokoh terkenal (setelah selama ini hanya didominasi pelaku entertainment saja) Bahkan semua orang adalah 'display window' alias 'etalase' dalam memamerkan apa yang mareka punya.




Tentu saja semua orang gemar sindir- menyindir, terlebih lagi semua orang mampu menjadi 'ahli' suatu bidang tertentu padahal seumur hidupnya bahkan tidak pernah mendengar apalagi ambil peduli sebelumnya. Serta yang paling mewakili kita semua penghuni dunia maya: semua orang latah dan lalai.

Ketika, contoh gerakan 'SAVE-SOMETHING' muncul, maka dipastikan semua orang akan mengetik di kotak halaman akun sosial media mareka 'SAVE-SOMETHING', mengganti profile picture mareka dan memborbardir grup- grup chatting dengan berita yang bahkan mareka tidak baca dengan seksama.

Belum lama ini, contoh lagi, di Instagram beredar video orang- orang yang turun dari kendaraan mareka, mulai bernanyi lipsync kemudian berjoget dengan gerakan yang sama sambil kendaraan mareka  masih tetap berjalan pelan di pinggir jalan . Salah satu trend yang saya menolak untuk tahu (baik sengaja atau tidak), sangat tidak berguna dan berkemungkinan membahayakan nyawa orang lain (kalau si pelaku tidak perduli pada nyawa mareka sendiri).






Trend ini tentu saja lebih cocok menjadi ide sebuah videp clip seorang musisi (atau memang dari sanalah asalnya), yang jelas- jelas dilakukan secara profesional tanpa harus mengancam kesejahteraan banyak umat (sebuah video clip tentu saja profesional, kalau, si artis mampu membayar team profesional pula).

Lalu trend TIKTOK yang telah di blokir, setelah melihat sendiri para pelaku TIKTOK tersebut membuat saya menemukan 2 sisi mata uang; sisi pertama sebagai hiburan cepat dan mudah, sarana penyaluran narisistik dalam diri (mampu mendatangkan pemasukan juga?). Sisi kedua; sebagai sarana pembodohan massal dari sesuatu yang terlihat simple dan tak berbahaya. 


Sasarannya adalah generasi muda, anak- anak yang belum bisa berpikir panjang (orang dewasa yang menolak berpikir panjang), menguncupkan kedua jari akan sangat kelihatan tolol jika setelah besar nanti melihat kembali akan apa yang pernah mareka perbuat demi popularitas.


Sebegitu banyak trend yang berganti sedemikian cepat tentu saja membuahkan ide- ide inspiratif bagi para penulis (fiksi, non-fiksi, jurnalis, blogger) dan ide memanfaatkan mantan adalah ide yang tak pernah lekang oleh waktu layaknya muse dalam menelurkan album lagu baru bagi seorang Taylor Swift.




Topik kegalauan sempat begitu kencang pada tahun 2011, tepat disaat social platform Twitter mulai menapak tangga kejayaan; kicauan seorang teman yang mengandalkan KEGALAUAN sebagai makanan utama (begitu juga di blog-nya)  cuitannya. Sebuah komitmen yang luar biasa dan membutakan, namun anehnya sangat menjual dan tentu saja; trending dengan hashtag. 


Ketika saya bertanya kepada sang teman apakah bliyau mau menghentikan semua bacotan kegalauan terhadap mantannya, sungguh jawaban bernas yang dilemparkanya: galau adalah komoditas yang alami, terhubung dengan emosi manusia, dan tidak, bliyau tidak akan pernah berhenti menulis tentang kegalauan serta galau adalah identitasnya.

Ada suatu titik dimana saya berhenti, menilai pertemanan kami layak diteruskan apa tidaknya karena apa untungnya berteman dengan seseorang yang menolak untuk maju, malah mem-branding diri dengan masa lalu. 

Namun lagi- lagi saya salah, 2011 hingga 2012 seorang penulis bisa saja menuai pundi- pundi hanya dengan menulis trend galau yang booming itu. Bahkan saya yakin sudah banyak penulis jeli yang memanfaatkan momen tersebut.

Judul- judul dengan click bait mulai menjamur; MAU BEBAS DARI GALAU, HEBAT ORANG INI AKHIRNYA BEBAS (bebas dari apa), JANGAN KLIK INI KALAU TIDAK MAU LEPAS (dari galau, dari mulut buaya), BAHAYA GARA- GARA INI SEORANG (siapa, ada apa gerangan), semua judul yang eyecatching (tapi sebenarnya menyakitkan secara intelektual) lebih sering menyimpang. Semua diatas membuat saya penasaran akan rate card yang dipatok para micro influencer ini.



Bagi saya yang hanya menulis fiksi dan puisi di TUMBLR saat itu, ide menulis artikel sebenarya cukup menggelitik hanya saja perasaan emosional, kesal, lebih mendominasi pada saat itu daripada melihatnya dari sudut pandang penulis yang harusnya netral (mungkin lebih kepada jurnalistik).

Dan kini saya telah memutuskan untuk mendalami menjadi seorang penulis blog yang tergantung dari isu- isu yang sedang trending, lagi, mau tidak mau saya harus lebih terbuka dan rajin mencari tahu, menganalisa lebih dalam sebelum memutuskan untuk menerbitkannya (walaupun masih dalam ranah pendapat pribadi).

Kalau para penulis begitu sigap menangkap trend baru, apalagi saya si newbie yang akan menjadikan ini sebagai passion yang mungkin suatu hari nanti akan menopang hidup (respek untuk para blogger).

Jika sebuah trend membuat saya merana jiwa raga, sekali lagi saya harus mengingatkan diri saya; disinilah kamu harus menuai sesuatu darinya, karena tolol atau baiknya suatu trend itu pasti mendatangkan rezeki bagi para penulis yang sanggup (menahan gejolak perutnya), gesit dalam mengolahnya.

Balik lagi bahwa semua orang mampu menggerakkan sesamanya, menyetir dan mengubah suatu pandangan cara berpikir serta bersikap, cara ber-pose selain duck face (pose jongkok menekuk bokong), kemampuan menjual suatu barang dengan hanya sebuah foto belaka, menuntun kearah kebaikan dan kemudaratan, saya sungguh berharap trend yang akan datang akan berguna dan lebih masuk akal. Bukan lagi rekaman digital tak berarti pada masa tua kita nanti.














Winona Ryder dan potongan pixie cut-nya yang ikonik.


Kemarin malam saya dan salah satu sahabat baik sedang mengobrol di Whatsapp seperti biasanya, kami membicarakan banyak hal dan salah satunya adalah ketidaksabaran kami menunggu Stranger Things S03 keluar tahun depan.


Percakapan itu membuat saya mengenang betapa keren dan terkenalnya Winona Ryder di tahun 80an dan akhir 90an, sebelum redup oleh kecanduan dan kasus mengutil/shop lifting di mall. Cukup mengejutkan bagi saya melihat Miss Ryder ada si Stranger Things, berperan sebagai seorang ibu- masih tetap keren dan manis sebagaimana saya mengingatnya dari dulu.

Saya pun mendapatkan ide untuk menulis apa saja film dari Winona Ryder yang paling saya sukai, dan ini adalah daftar film (versi saya, tanpa mengikut tahun terbitnya film) dari wanita mungil yang pernah menjadi ikon pada jamannya dulu:

Girl, Interrupted - 1999.



Tujuan asal dari film ini adalah untuk mewadahi kembalinya Winona ke layar lebar, namun apa daya ternyata Angelina Jolie yang pada saat itu sedang dalam perjelanan menuju ketenarannya sendiri lebih banyak mencuri perhatian dengan menangnya Miss Jolie sebagai aktris pendukung terbaik pada 3 ajang award terkenal, Academy, Golden Globe dan SAG Award. 

Sedangkan film ini sendiri menduduki top 10 dalam film kesukaan saya sepanjang masa, membawa banyak kenangan akan masa- masa perjuangan saya dalam mengerti penyakit yang saya derita, persis yang dialami tokoh Susanna Kaysen. Tidak heran kalau film ini begitu dekat di hati saya mengingat dari sinilah saya memahami apa itu penyakit mental dan stigma yang keliru tentangnya.

Worth to watch movie, kamu bisa menemukan Jared Leto sebelum bliyau menjadi flamboyant seperti sekarang, melepaskan rindu pada mendiang Britanny Murphy maupun menganalisa akting mumpuninya Elizabeth Moss yang beken dengan Mad Men dan kini The Handmaid's Tale. Oh, apakah saya sudah menyebutkan Whoopi Goldberg?. There you go.


Beetlejuice - 1988.



Tokoh Lydia Deetz yang gothic dengan poni bergeririgi di dahi tampak menggemaskan pada Winona yang saat itu masih berusia 17 tahun. Film besutan Tim Burton ini selain unik juga mampu menjadikan Winona ikon 'gadis gemas' yang ternyata cukup berpengaruh pada tren gothic, menorehkan sejarah sama ikoniknya dengan karakter Chrisntina Ricci sebagai Wednesday Addams di The Addams Family (1991).

Film ini layak untuk ditonton meskipun sudah berumur 30 tahun, karena apapun yang Tim Burton sutradarai, dengan Winona di dalamnya, rasanya tidak pernah salah.

Edward Scissorhands - 1990.



Ini adalah kolaborasi kedua Winona dan Tim (Tim Burton terkenal dengan squad yang sama, langganan menjadi bintang dalam semua film yang disutradarainya). Juga di film bertema tak kalah uniknya dengan Beetlejuice (well, Tim Burton of course) ini adalah dimana Winona mendapatkan pacar pertama seriusnya, tidak lain dan tidak bukan Johnny Depp.

Winona Ryder konon mengukuhkan posisinya sebagai aktris unik dengan muncul di film ini, membuatnya menjadi incaran para sutradara serta pasar yang mulai demanding akan permintaan film berikutnya dari Miss Ryder.

Reality Bites - 1994.



All time favorite!. Film ini menjadi cult yang lebih beken diantara sesama penggemarnya,  saat itu menengahkan topik yang memang mewakili kawula muda 20 tahunan, sedang mencari pekerjaan idaman, menata karir, proses menemukan jati diri dan orientasi seksual, serta lika- liku persahabatan berbalut  grunge scene yang tengah booming.

Cukup lucu mengingat saya tidak begitu menggemari Ben Stiller karena ialah yang menyutradarai film ini. Trivia kecil, Renee Zellwegger mempunyai sedikit scene  dan nyaris tidak dapat dikenali. Plus, tokoh Troy Dyer oleh Ethan Hawke masih masuk kedalam list tokoh fiksi lelaki impian saya.

Little Women - 1994.



Sepertinya 1994 adalah tahun yang cukup produktif bagi Winona dengan hadirnya film yang disadur dari novel klasik Louisa May Alcott tentang 4  bersaudara dari keluarga March. Disini Winona memerankan Jo March yang berambisius menjadi seorang penulis kemudian memutuskan untuk meninggalkan kampung halamannya demi mengejar kesempatan lebih luas di kota.

Sebuah tokoh yang cukup menarik untuk ditontonkan dan saya tidak bisa membayangkan siapa lagi (saat itu) yang bisa memerankan watak Jo March yang lincah serta aktif selain Winona sendiri. 

Sama seperti bukunya yang menginspirasi sisi feminin dan membangkitkan semangat para wanita yang membacanya, film ini pun layak tonton sebagai inspirasi perempuan kuat masa dulu maupun sekarang. 

A Scanner Darkly - 2006.



Honestly, saya masih buram, samar- samar akan film yang pernah saya tonton dulu ini. Atraksi utama dalam film ini selain Winona, adalah film ini berdasarkan novel dari penulis sci-fi Phillip K. Dick yang selalu menyuntikkan philosofi/ideologi dalam setiap karyanya. 

Tambahan poin penarik film ini adalah Robert Downey Jr yang tengah dalam momen limbo dari ulang- alik antara rehab dan kumatnya adiksi bliyau, Keanu Reeves yang kembali bersua dengan Miss Ryder (baru- baru ini mareka kembali reuni di film terbaru Destination Wedding) serta para bintang terkenal sebagai peran pendukung maupun menjabat sebagai produsernya.

Sedikit catatan; film ini sangat unik dan surreal, dibutuhkan insting yang tajam juga kemauan yang kuat dalam mencernanya, belum lagi harus beberapa kali menonton ulang film ini agar benar- benar paham.


Black Swan - 2010.



Saya tidak pernah lupa betapa hebohnya promosi film ini dan bagaimana penggemar film serta kritikus saling memuji atau menilai rendah hasil karya Darren Aronofsky selaku sutradara. Juga, saya sendiri yang sedikit gusar, mendebat haruskah saya menonton film ini karena tipe film horor psikologi bukanlah my cup of tea.

Tetapi semua terbayar sangat baik eski hanya sebagai peran pembantu, ketika pada suatu sore saya dan seorang tamu dari Couchsurfing Malang yang saya tampung dirumah bersepakat untuk menonton film ini hanya karena kami sama- sama gusar (senangnya ada teman berbagi kegusaran).

Penampilan Winona Ryder sebagai ballerina tua yang penuh amarah, pahit dan histeria sangat memukau sehingga saya tidak begitu memperhatikan kehebatan method acting dari Natalie Portman. Jika diminta untuk menonton film ini kedua kalinya, saya akan mengibarkan bendera putih tidak sanggup.


Bram Stoker's Dracula - 1992.



Can't help but fangirling over the 2 then young actors; Winona dan Keanu yang masih muda polos, menjadi idola remaja di awal tahun 90an. Sangat disayangkan aksen Inggris tokoh Jonathan Harker oleh Keanu Reeves tidaklah mampu meyakinkan para penonton. 

Meski saya cukup menikmati film ini, tapi sahabat saya yang menjadi teman runding saya diatas lebih menyukai film ini (sebagai penggemar berat Keanu Reeve) menganggap film ini lebih condong pada sisi artsy-nya. So, inilah film penutup daftar film terbaik Winona Ryder dari sudut pandang saya serta sahabat saya.

Kalau kamu punya film kesukaan tersendiri dari Winona Ryder, kamu bisa komen pada kolom komentar dibawah, ya.














Newer Posts
Older Posts

Ann Solo

Ann Solo
Strike a pose!

Find Ann Here!

Ann Solo Who?!

Ann Solo adalah nama pena Ananda Nazief, seorang lifsestyle blogger yang terinspirasi oleh orang- orang sekitar, perjalanan, kisah- kisah, pop culture dan issue semasa.

Prestasi:

Pemenang Terbaik 2 Flash Blogging Riau : Menuju Indonesia,
Kominfo (Direktorat Kemitraan Komunikasi) - Maret 2018.

Pemenang 2 Flash Writing For Gaza (Save Gaza-Palestine),
FLP Wilayah Riau - April 2018.

Pemenang 3 Lomba Blog Lestari Hutan, Yayasan Doktor Syahrir Indonesia - Agustus 2019.

Pemenang Harapan 1 Lomba Blog, HokBen Pekanbaru - Februari 2020.

Contact: annsolo800@gmail.com

  • Home
  • Beauty
  • Traveling
  • Entertainment & Arts
  • What's News
  • Books & Stories
  • Our Guest
  • Monologue
  • Eateries

Labels

#minimalism Beauty Books & Stories Eateries Entertainment & Arts Film Gaming monologue Our Guest parfum Review Review Parfume sponsored Techie thoughts traveling What's News

Let's Read Them Blogs

  • Buku, Jalan dan Nonton

Recent Posts

Followers

Viewers

Arsip Blog

  • ▼  2025 (1)
    • ▼  April (1)
      • Asyik, Perang Tarif, Mari Kita Beli Barang KW
  • ►  2024 (18)
    • ►  Desember (1)
    • ►  November (3)
    • ►  Oktober (2)
    • ►  Agustus (2)
    • ►  Juli (2)
    • ►  Mei (2)
    • ►  April (1)
    • ►  Februari (3)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2023 (45)
    • ►  Desember (3)
    • ►  November (3)
    • ►  Oktober (11)
    • ►  September (7)
    • ►  Agustus (2)
    • ►  Juli (2)
    • ►  Juni (4)
    • ►  Mei (6)
    • ►  April (1)
    • ►  Februari (3)
    • ►  Januari (3)
  • ►  2022 (20)
    • ►  Desember (2)
    • ►  November (2)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (1)
    • ►  Mei (3)
    • ►  April (2)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Februari (2)
    • ►  Januari (5)
  • ►  2021 (27)
    • ►  Desember (1)
    • ►  November (1)
    • ►  September (3)
    • ►  Agustus (3)
    • ►  Juli (3)
    • ►  Juni (3)
    • ►  April (1)
    • ►  Maret (5)
    • ►  Februari (3)
    • ►  Januari (4)
  • ►  2020 (34)
    • ►  Desember (6)
    • ►  November (3)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  September (5)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (2)
    • ►  Mei (3)
    • ►  April (5)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Februari (2)
    • ►  Januari (4)
  • ►  2019 (34)
    • ►  Desember (2)
    • ►  November (3)
    • ►  Oktober (3)
    • ►  September (1)
    • ►  Agustus (4)
    • ►  Juli (2)
    • ►  Juni (3)
    • ►  Mei (4)
    • ►  April (2)
    • ►  Maret (5)
    • ►  Februari (3)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2018 (56)
    • ►  Desember (2)
    • ►  November (5)
    • ►  Oktober (5)
    • ►  September (3)
    • ►  Agustus (5)
    • ►  Juli (14)
    • ►  Juni (6)
    • ►  Mei (6)
    • ►  April (5)
    • ►  Maret (5)

Find Them Here

Translate

Sociolla - SBN

Sociolla - SBN
50K off with voucher SBN043A7E

Blogger Perempuan

Blogger Perempuan
Blogger Perempuan

Beauty Blogger Pekanbaru

Beauty Blogger Pekanbaru

Popular Posts

  • Review Axis-Y Toner dan Ampoule - Skincare Baru Asal Korea
    Sejak beberapa tahun kebelakangan ini kita telah diserbu oleh tidak hanya produk Korea baik itu skincare dan makeup, tetapi juga ...
  • Review Loreal Infallible Pro Matte Foundation
    Kalau dulu saya hanya tahu dan penggemar berat Loreal True Match Foundation sejak zaman kuliah, ternyata Loreal juga mengelua...
  • 2019 Flight Of Mind
    Cheers! Time flies indeed, terlebih lagi di zaman sekarang ini dan saya yang sudah mulai lupa sehingga semua terasa cepat. 2019...
  • Kampanye No Straw Dari KFC
    Kampanye No Straw Movement. Kemarin saya dan seorang teman berjanji untuk bertemu di KFC terdekat dan sambil menunggunya datang, saya ...
  • (Pertandingan Terakhir Liliyana Natsir Sebelum Pensiun) Dukung Bersama Asian Games 2018
    Hari ini berita yang cukup mengecewakan muncul di TV ketika saya dan Tante sedang makan siang dirumah: Liliyana Natsir akan menggantung...
  • Review Lip Balm 3 Merek - Nivea, Himalaya Herbals dan L'Occitane
    Dulu sekali, sebelum kenal dengan lipstick seakrab sekarang, saya dan   lip balm adalah pasangan yang kompak. Tidak hanya mengatasi ...
  • Review Sunblock Biore & Senka
    Oh my! Sekali lagi saya merasa bersalah 'menelantarkan' blog ini karena akhir bulan lalu saya mempunyai pekerjaan baru ya...
  • Review - Sakura Collagen Moisturizer
    Pertama-tama, saya hanya mau menginformasikan bahwa ini adalah artikel review yang sebenarnya sudah lumayan telat terlupakan oleh kek...
  • Review AXIS-Y Cera-Heart My Type Duo Cream
    Sudah lam aterakhir kali saya memakai cream moisturizer tipe konvensional, alasan utamanya adalah kondisi iklim di kota saya...
  • Review Lipstick Maybelline Superstay Ink Crayon
    2020 dimulai dengan racun lipstick terbaru dari Maybelline yang datang dengan Super Stay Ink Crayon yang sebenarnya sudah saya nant...

Created with by BeautyTemplates | Distributed by blogger templates