Instagram Twitter Facebook
  • Home
  • Beauty
  • Entertainment & Arts
  • What's News
  • Traveling
  • Monologue

Ann Solo


 



Juli sudah berakhir, memang benar adanya kalau waktu sekarang ini cepat berlalu. Baru jengkel dengar petasan tahun baru 2023, eh, tahu-tahu sudah mau masuk  bulan Agustus alias bulan ke-8.


Kira-kira 5 bulan lagi, masuk 2024, dah.



Cepat sungguh, padahal rasanya saya masih berdiri di tempat yang sama.



Lalu, apa saja yang terjadi dengan dunia? 



Banyak sih, ya, tapi yang paling bikin gregetan jengkel adalah kasus vokalis band The 1975 yang bikin gara-gara pas lagi konser di Malaysia baru-baru ini.



Sudahlah ngomel-ngomel soal hak negara dalam menghadapi kaum alfabet, malah ciuman dengan bandamate-nya. Halah. Ini orang pikir hanya karena dia anggota band (yang sebenarnya tidak begitu terkenal), dia bisa jadi rude di tempat orang.



Mampus sih, Malaysia mengambil tindakan tegas dan mendepak band ini dari panggung. Ketakutan, mereka kabur diam-diam takut dilaporkan kali, ya…



Syukur juga jadi batal manggung di Indonesia...sungguh, kita memang harus tegas dalam melindungi diri dari serangan luar dan membenahi diri dalam.



Sungguh, kita harus aware dan tegas dengan pendirian kita dalam menghadapi kaum-kaum akhir zaman ini…



Lalu, apa yang terjadi dengan hidup saya?



Macam biasa, tidak menarik sih…ahahaha



Sampai sini dulu, bulan depan saya akan berusaha menjadi lebih baik dalam mengurus Ann Solo ini ya…








 2023 sudah memasuki pertengahan, wow, tidak terasa. Rasanya baru kemarin tahun baru dan misuh-misuh karena umur nambah, eh, sekarang sudah masuk bulan Juli. Mana saya juga tidak tahu harus menulis apa, padahal sudah berniat mau menulis lebih banyak.


Paling tidak, 3 artikel per hari.



Niat sih, niat..



Punya niat baik seharusnya didukung juga dengan beli kacamata. Namun lagi-lagi saya malas karena mager ngantri cek mata dan ulang alik buat kacamata. Ah, pokoknya mager aja, dah!



Anyway, saya rencananya mau menulis soal isu sosial yang lagi hangat, tapi apa ya kira-kira (malah tanya)?



Mau cerita soal kehidupan diri ini, selain tidak ada yang menarik, juga tidak…menarik, hidup macam biasa. 



Bahkan kalau saya juga jadi salah satu anggota satuperseratus, saya juga merasa hidup saya biasa kecuali saya punya uang, sudah itu saja.



Kapan ya, jadi sekaya itu, saya mau hidup tanpa internet, sosmed & HP. Kapan ya Allah, kapan…saya KAYA sekaya keluarga-keluarga yang itu?!



Anywho, kemarin saya nonton TV series baru Secret Invasion, kok, biasa saja ya? Kurang greget.



Rencananya mau nonton Mission Impossible dengan teman-teman, tapi itu juga kalau saya mood. 



Saking datarnya kehidupan saya, rasanya tidak ada lagi yang menarik hati kecuali jadi kaya seperti kaum satuperseratus.



Entahlah…



Dahlah, sampai sini saja dulu saya update blog ini untuk menghilangkan rasa bersalah wkwkwkwkwk



Salam olahraga! 







Sudah dari kapan mau review 2 parfum ini yang saya dapatkan ketika membeli 2 parfum Mykonos versi full size dulu. Baik bange, Mykonos memberikan 2 trial size agar pembeli bisa merasakan varian lainya dan menggoda untuk membeli juga. Sungguh marketing yang bagus ini.


Anyway, sayangnya, sama dengan varian Stiletto & Blossom, ternyata When In Paris (WIP) dan Violette ini juga tidak sesuai dengan selera saya.


Disclaimer ya, parfum itu perjalanan wewangian duniawi, setiap orang punya selera dan rasa tersendiri. Apa yang saya rasakan, belum tentu akan sama dengan apa yang kamu hirup nantinya, wokay?



Baca Juga : REVIEW PARFUM MYKONOS STILETTOS & BLOSSOM, PARFUM LOKAL LARIS HEBOH






Review Parfum Mykonos Violette, Ungu Pastel yang Manis





Kalau tidak salah, ada 2 parfum yang mempunyai botol yang sama dengan Violette, warnanya biru (saya lupa apa nama variannya).  Mengusung warna pastel, Violette ini sungguh sesuai dengan trend warna yang saat itu lagi booming: ungu dan kawan-kawannya.



Top : Exotic berries, Pink pepper, Caramel

Middle : Osmanthus, Bulgarian rose

Base : Patchouli, Amber, Wood



Kalau dilihat dari notes-nya memanglah menarik sekaligus familiar. Tapi ternyata tidak seperti yang saya harapkan (sebenarnya tidak bisa dibilang harapan, sih). Wanginya agak pengap, dense dan setelah agak lama, jadi airy (yang mana ini bagus untuk saya). Slightly masculine, kalau sepintas dekat.



Namun sungguh, nothing much. Malah saya merasa 4 parfum Mykonos yang telah saya coba, punya DNA yang sama dan sangat dekat satu sama lain.





Review Parfum Mykonos When In Paris, Kembarannya Verve





Trial size yang saya dapatkan adalah bagian dari seri Paris. Berdasarkan penjelasannya yang saya ambil dari Shopee adalah:



“An amalgamation of fragrant Orchid blooms meets bright nuances from Mandarin Orange and lychee, and lusciously dries down into a trail of sweet & velvety apricot jam. When In Paris is wispy, sensual and attractive. A fragrance that makes you feel loved, in love and in Paris.”




Top notes: Mandarin Orange, Lychee & Marigold

Middle notes: Wild Orchid, Vanilla Orchid, Magnolia

Bottom notes: Apricot, Cashmere musk, Guaiac Wood



Satu lagi notes yang bikin saya mikir: wow. Etapi lagi, tetap tidak sesuai dengan selera saya. Wanginya dense, pengap dan terlalu manis sampai saya agak pusing…uhuhu



Saya menantikan wangi apricot, tapi tidak ketemu. Setelah reda, saya merasa woody-ish lebih dominan meski memang manisnya masih pekat. Rasanya 50-50 gitu, deh.




Parfum Outdoor & Indoor



Saya masih newbie dalam dunia wangian duniawi ini, tapi saya cukup tahu kalau parfum itu dipakai sesuai keadaan, situasi hingga tempat. Saya sudah mencoba kedua parfum ini di luar ruangan dan dalam ruangan.



Mungkin bisa saya simpulkan, keduanya tidak cocok untuk dipakai outdoor panas-panasan, bikin kliyengan. Too much, too intense dan berasa kena punch..uhuhu



Belum lagi, DNA-nya juga sama sehingga saya tidak merasakan banyak perbedaan, manisnya juga sama, jadi kalau beli 1 saja, pun rasanya saya tidak rugi melewatkan varian lainnya.



Bagi saya, Mykonos When In Paris & Violette lebih cocok dipakai pas cuaca dingin atau indoor sekalian. 



Ada 2 titik pemakaian yang saya coba, yakni di pergelangan tangan dan lipatan dalam tangan. Agak ragu spray di baju dan saya mudah pengap, jadinya saya spray di kulit saja. Untungnya aman, secara Mykonos adalah parfum lokal yang memang jelas sudah berlisensi.



Walau ini trial size kelihatan kecil, tapi beuh, bisa berapa kali semprot. Kalau tidak salah, bisa sampai puluhan semprot apa, ya.






Tadi pagi, saya buka Instagram dan random banget berita selebritis yang ketahuan selingkuh. Wow! Kenapa ini, kenapa sekarang dimana-mana ada saja berita perselingkuhan baik rakyat melata atau pun seleb people. Apakah ini sebuah pandemi?


Dari IG, saya ke Twitter untuk menyelam lebih dalam. Semakin membagongkan, tentu saja berita dan informasinya lebih tajam dan menohok.


Mengerikan, sepertinya selingkuh ini sebuah virus yang harus dibasmi…



Kenapa Selingkuh?


Ya, saya tidak tahu, tanya pelakunya. 


Apapun alasan yang digunakan untuk selingkuh, yang salah tetap pelaku selingkuh tersebut dan tandem selingkuhnya. 



Oh, istri/suami sudah tidak sexy lagi? Himpitan ekonomi? Mertua blangsak? Hubungan jarak jauh?. Mau kasih alasan sampai ke galaksi bimasakti juga boleh, tetap yang selingkuh yang salah, yakin saya.



Kalau kamu sudah merasa tidak sreg lagi sama pasangan kamu, ya ceraikan/putuskan. Takut repot ngurus cerai? Emangnya pas nikah, ga repot ngurusnya?



Jangan banyak alasan, mau mulut berbusa juga, selingkuh itu tidak pernah akan benar.


Selain alasan-alasan tolol untuk memulai selingkuh, katanya ada juga bagian dari keturunan, ya? Kurang tahu saya, ini pertanyaan, bukan statement.



Menurut teman saya yang terkenal sebagai cheater jaman dia muda, selingkuh itu memberikan suatu kepuasan, kayak adrenaline terpacu aja begitu. Mau adrenaline terpacu, kenapa ga panjat gedung 50 lantai tanpa tali pengaman aja?



Mana kalau sudah punya pasangan selingkuh sekali, sama halnya dengan pasangan yang suka mukul, hobi selingkuh dan kekerasan ini tidak akan pernah sembuh. 



Pasangan yang bucin akan selalu memberikan kesempatan lagi dan lagi. Pun, pasangan yang memberikan kesempatan ini sama halusinasi dan delusional; nanti dia berubah, kok.



Tidak, wahai Ferguso & Maria Mercedes sekalian, itu penyakit, tidak akan berubah kecuali Tuhan yang punya kehendak. 



Bahkan banyak korban kekerasan sampai meninggal. Bisa lho, kita pelajari dari sini, agar kita juga bisa mempelajarinya dan tidak melakukan atau menghindarinya di hidup kita.


Tapi…ah sudahlah…



Anyway, seperti kata teman saya yang bijaksana dulu, namanya Nicky, dia bilang; jomblo mas*ur*as* lebih terhormat dari pasangan yang selingkuh.



Iya sih, jomblo mah, ga ganggu orang lain kan…



Sekian curhat singkat saya yang heran dengan penyakit people jaman now, semakin narsis, semakin bernafsu, semakin kehilangan diri & logika. Paling parah; TIDAK BERSYUKUR.


Sampai subuh & langsung menikmati pantai pagi hari..belum mandi dan semrawut setelah 9 jam perjalanan



Rasanya, kalau tidak termotivasi dengan sengaja, saya mungkin tidak akan menulis mengenai perjalanan saya yang ala kadarnya ini. Well, walau memang ala kadarnya dan cuma tinggal kenangan, tetiba saya jadi ingin menulis sedikit mengenai perjalanan saya.


Alias, daripada isi blog ini kosong melompong dan seperti kehilangan arah..alias lagi, saya malas nulis.



Introvert yang Semakin Tertutup Setiap Harinya


Semakin tua, saya semakin kembali ke setelan pabrik asli, yakni seorang yang aslinya pemalu, awkward, dan introvert. Iya, begitu, next time saja ceritanya.



Anyway, saya juga semakin merasa jengah jika terlalu banyak berbagi di media sosial. I mean, mengerikan juga jika orang asing mengetahui banyak informasi mengenai diri kita dan bisa menggunakannya untuk hal-hal yang salah dan berbahaya.



Tapi ini memang jaman dimana media sosial menjadi bagian organ tubuh manusia, kalau dihilangkan, maka manusia akan merasa sakit. Se-ngeri itu…



Karena saya kembali ke setelan pabrik, informasi berlebihan ini membuat saya anxious, tidak jarang saya berpikir apa saya harus juga melakukan hal yang sama karena sepertinya hal ini adalah mandatory bagi masyarakat modern sekarang (ga kebayang kalau blog ini dibaca manusia modern 2123 nanti, hello!).



Untung juga saya menarik diri saya dari arus deras sosial media dan memilih untuk tidak memberikan terlalu banyak informasi diri saya melalui postingan (meski tentu saja terus sambat di Twitter dengan akun ngawur).




Baca Juga : BEROBAT KE MELAKA/MALACCA & 5 DAFTAR WISATA SERUNYA!




Sering juga saya merasa tidak penting juga untuk berbagi foto kegiatan terbaru saya, karena memang tidak menarik…ahahahahahhaaha jadi lucu ketika ada orang-orang yang bertanya kenapa saya tidak update story dan IG post, ya karena tidak ada yang menarik untuk dibagikan…



(sampai ngakak brutal pas ditanya ini, berasa selebgram padahal yang tanya orang-orang yang saya kenal, kan, bisa WA tanya kabar, bah!).



Tambahan lagi, saya ini orangnya punya cara pikir yang berbeda, bukan apa-apa, saya malas juga kalau saya update sesuatu dan disalahpahami, bikin tambah malas. Dah lah, daripada saya bilang apa, orang pikirnya apa, makanya saya jarang update. 



Paling penting; memang sungguh tidak ada yang menarik untuk dibagikan ke khalayak ramai…ahahahahahahhahahaha (ngetik ini sambil ngakak sampai pipi pegel..dan kepanasan heat wave).




Trip ke Sumbar Bareng Keluarga





Jujur, ingatan saya mengenai liburan bersama keluarga ini agak terdistorsi, alias lupa tahun, bulannya ingat. Ahahaha 



Bukan karena tidak seru, tapi memang saya menikmati liburan kemarin dan tidak banyak berpikir selain ngikut adik saya sebagai EO liburan kami alias pembuat itinerary. Saya terima mengikut saja…wkwkwkwk



Sebagai orang yang biasanya in charge bikin travel plan ketika jalan sendiri atau sama teman, ketika ada yang menggantikan peran ini, saya amat sangat senang. Beban mental jadi berkurang.



So, kami akhirnya kemarin menginap di Padang di Hotel Truntum Padang. Namanya lucu juga, sampai otak saya sempat beku sebentar untuk membacanya karena ini biasanya familiar di lagu; truntuummm tuumm.. (mungkin entahlah).







Di Padang, kami mutar-mutar di kota, makan di rumah makannya, ke pantai, minum es jus guava, makan sarapan tempat langganan dan tempat baru (enyak sungguh!) dan mutar lainnya saya lupa…



Kemudian ke Bukit Tinggi dan menginap di Royal Denai. Ini salah satu hotel yang cukup horror karena adik & istrinya berapa kali menginap disitu dan mengalami kejadian mistis. 



Baca Juga : LIBURAN BUDGET NAIK KERETA API PADANG - PARIAMAN



Anyway, tanpa harus kejadian mistis, lokasi kamar kami di bawah dan gloomy, dark dan dull sudah membawa suasana horror yang pekat. Karena sudah lama tidak beroperasi, hotel ini jadi menua dimana karpet, kasur serta overall look..ya begitulah.



My baby sister, Sari...rindunya...



Tumben dapat foto cantik



Ini enak, tapi tidak ada disini..




Main di sini, tentu saja harus ke kebun binatangnya yang kini sudah jauh lebih modern dan rapi. Entah kenapa saya jadi rindu pada zoo mereka model lama..



Tidak lupa main ke sungai bawa 2 bocil, lewat jalan kampung favorite langganan kami kalau setiap ke Sumbar. Jalan sana, jalan sini, pulang bawa oleh-oleh.




Sumbar Trip dengan Tim Bencana


Foresthree yang full dengan anak-anak kuliah belajar dan main..



Sebelumnya saya sudah pernah berbagi mengenai trip ini meski hanya tulisan ringan. Intinya, traveling dengan orang baru itu seperti berjudi, 50:50, bisa fun, bisa zonk. Kali ini saya kebagian ZONK.



Lalu, trip ini harusnya jadi trip santai saya, bisa dibilang healing trip jaman now. Tapi malah jadi drama..wkwkwkw



Anyway, saya pergi ke Padang, menginap di hotel jadul dekat dengan pantai juga. Namanya Hotel Sriwijaya. Pesan online, terlihat luas, begitu sampai, mungil. Kamarnya mungil dan kasurnya tentu saja ikutan mungil.




Baca Juga : MACAM RAGAM TEMAN TRAVELING & TIPS MENCARI TEMAN JALAN YANG ASYIK



Namun rasanya worth it karena dekat dengan pantai, cuma jalan sekitar 5 menit. Hotel ini berada 1 lapis/jalan di depan pantai, jadi tidak langsung menuju pantai. Maklum, saya masih agak trauma karena Padang kan, sering gempa dan saya juga takut resiko tsunami.



Berhubung ini adalah trip sendiri dan saya bisa leluasa eksplor jalan kaki, makanya saya pergi jalan ke area favorite saya di Padang, yakni area Pondoh. 



Lontong padeh/pedas pariaman dan teh taluanya yang legendaris




jadi pengen punga boat house...kalau ada wave, goyang-goyang..




jam 4.30 pagi apa ini ya..




Banyak berkembang, area ini penuh dengan coffee shop yang menarik dan pas sekali buat kerja WFH/remote.  Nanti balik lagi, mau explore ke atas untuk cari tahu lagi pantai-pantai hidden gem.



Kurang puas di Padang, lanjut ke Pariaman subuh buta naik kereta api dengan tambang RP 5.000 (sudah naik dari Rp 2.500 tahun 2012 lalu). 



Sampai di Pariaman, saya kaget karena sepanjang pantai dan jalan kereta, penuh rumah warga. Padahal dulu cantik banget karena kita bisa melihat pantai sepanjang jalan kereta. 



Sungguh momen yang membuat saya terpinga-pinga..



walau terpinga-pinga kaget, tetap pose







ke pasar nyari pesanan emak: lado merah alias cabe mera segar yang di petit subuh itu





Pantainya juga semakin pendek dan kotor. Duh, sedih sekali hati ini. Saya masih ingat 2012 dulu main ke Pariaman beberapa hari dan benar-benar menikmati liburan dengan jalan kaki sepanjang pantai dan kotanya.



Tetap, setelah sarapan di langganan  dulu, saya menikmati apa yang telah ada saja, main di pantai sebentar. Kikuk juga sih, jalan, ketemu warung jualan dan sampah plastik.



Sebelum tengah hari, akhirnya berangkat ke Bukit Tinggi dengan bus Rp 15.000 (kalau tidak salah harganya segitu) dan sampai di tujuan sekitar jam makan siang.

 


Sudah lama tidak naik bus yang ngetem, berhenti sana sini, melihat view berbeda.

 


Apakah saya bisa mengatakan kalau saya adalah penggemar kota ini? Bahkan saya punya tempat menginap langganan. 



Meski berada di jalan yang sama dimana hostel favorite saya, kali ini saya mencoba Hello Guest House yang dari dulu susah sekali mendapatkan kamar kosongnya. Kebetulan ada kosong, kebetulan dapat potongan, semuanya serba kebetulan.



Nona penulis di pasar basah berburu pesanan emak





kopi tradisional, lupa foto alat gilingnya...oleh-oleh murah khas buat pecinta dan kolektor kopi



Terimakasih Ibuk & Kakak Hello Guest House, jumpa lagi segera...




Hanya saja, di trip ini saya skip ke kebun binatang dan pergi berpetualang sendiri ke beberapa coffee shop. Merasa seperti tokoh protagonis dalam film indie begitu. Bahkan saya jalan dalam hujan gerimis (langsung merinding kena hembus angin gunung), menikmati hujan dari jendela.



Asli berasa lagi dalam film atau video klip band indie lah. 



Ke pasa tradisional buat beli oleh-oleh, drama malam sebelum pulang dan voila, saya pulang. 



Sudah begitu saja, memang tidak ada yang spesial…ahahahahaha kan, sudah saya bilang…







Newer Posts
Older Posts

Ann Solo

Ann Solo
Strike a pose!

Find Ann Here!

Ann Solo Who?!

Ann Solo adalah nama pena Ananda Nazief, seorang lifsestyle blogger yang terinspirasi oleh orang- orang sekitar, perjalanan, kisah- kisah, pop culture dan issue semasa.

Prestasi:

Pemenang Terbaik 2 Flash Blogging Riau : Menuju Indonesia,
Kominfo (Direktorat Kemitraan Komunikasi) - Maret 2018.

Pemenang 2 Flash Writing For Gaza (Save Gaza-Palestine),
FLP Wilayah Riau - April 2018.

Pemenang 3 Lomba Blog Lestari Hutan, Yayasan Doktor Syahrir Indonesia - Agustus 2019.

Pemenang Harapan 1 Lomba Blog, HokBen Pekanbaru - Februari 2020.

Contact: annsolo800@gmail.com

  • Home
  • Beauty
  • Traveling
  • Entertainment & Arts
  • What's News
  • Books & Stories
  • Our Guest
  • Monologue
  • Eateries

Labels

#minimalism Beauty Books & Stories Eateries Entertainment & Arts Film Gaming monologue Our Guest parfum Review Review Parfume sponsored Techie thoughts traveling What's News

Let's Read Them Blogs

  • Buku, Jalan dan Nonton

Recent Posts

Followers

Viewers

Arsip Blog

  • ▼  2025 (1)
    • ▼  April (1)
      • Asyik, Perang Tarif, Mari Kita Beli Barang KW
  • ►  2024 (18)
    • ►  Desember (1)
    • ►  November (3)
    • ►  Oktober (2)
    • ►  Agustus (2)
    • ►  Juli (2)
    • ►  Mei (2)
    • ►  April (1)
    • ►  Februari (3)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2023 (45)
    • ►  Desember (3)
    • ►  November (3)
    • ►  Oktober (11)
    • ►  September (7)
    • ►  Agustus (2)
    • ►  Juli (2)
    • ►  Juni (4)
    • ►  Mei (6)
    • ►  April (1)
    • ►  Februari (3)
    • ►  Januari (3)
  • ►  2022 (20)
    • ►  Desember (2)
    • ►  November (2)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (1)
    • ►  Mei (3)
    • ►  April (2)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Februari (2)
    • ►  Januari (5)
  • ►  2021 (27)
    • ►  Desember (1)
    • ►  November (1)
    • ►  September (3)
    • ►  Agustus (3)
    • ►  Juli (3)
    • ►  Juni (3)
    • ►  April (1)
    • ►  Maret (5)
    • ►  Februari (3)
    • ►  Januari (4)
  • ►  2020 (34)
    • ►  Desember (6)
    • ►  November (3)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  September (5)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (2)
    • ►  Mei (3)
    • ►  April (5)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Februari (2)
    • ►  Januari (4)
  • ►  2019 (34)
    • ►  Desember (2)
    • ►  November (3)
    • ►  Oktober (3)
    • ►  September (1)
    • ►  Agustus (4)
    • ►  Juli (2)
    • ►  Juni (3)
    • ►  Mei (4)
    • ►  April (2)
    • ►  Maret (5)
    • ►  Februari (3)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2018 (56)
    • ►  Desember (2)
    • ►  November (5)
    • ►  Oktober (5)
    • ►  September (3)
    • ►  Agustus (5)
    • ►  Juli (14)
    • ►  Juni (6)
    • ►  Mei (6)
    • ►  April (5)
    • ►  Maret (5)

Find Them Here

Translate

Sociolla - SBN

Sociolla - SBN
50K off with voucher SBN043A7E

Blogger Perempuan

Blogger Perempuan
Blogger Perempuan

Beauty Blogger Pekanbaru

Beauty Blogger Pekanbaru

Popular Posts

  • Review Axis-Y Toner dan Ampoule - Skincare Baru Asal Korea
    Sejak beberapa tahun kebelakangan ini kita telah diserbu oleh tidak hanya produk Korea baik itu skincare dan makeup, tetapi juga ...
  • Review Loreal Infallible Pro Matte Foundation
    Kalau dulu saya hanya tahu dan penggemar berat Loreal True Match Foundation sejak zaman kuliah, ternyata Loreal juga mengelua...
  • 2019 Flight Of Mind
    Cheers! Time flies indeed, terlebih lagi di zaman sekarang ini dan saya yang sudah mulai lupa sehingga semua terasa cepat. 2019...
  • Kampanye No Straw Dari KFC
    Kampanye No Straw Movement. Kemarin saya dan seorang teman berjanji untuk bertemu di KFC terdekat dan sambil menunggunya datang, saya ...
  • (Pertandingan Terakhir Liliyana Natsir Sebelum Pensiun) Dukung Bersama Asian Games 2018
    Hari ini berita yang cukup mengecewakan muncul di TV ketika saya dan Tante sedang makan siang dirumah: Liliyana Natsir akan menggantung...
  • Review Lip Balm 3 Merek - Nivea, Himalaya Herbals dan L'Occitane
    Dulu sekali, sebelum kenal dengan lipstick seakrab sekarang, saya dan   lip balm adalah pasangan yang kompak. Tidak hanya mengatasi ...
  • Review Sunblock Biore & Senka
    Oh my! Sekali lagi saya merasa bersalah 'menelantarkan' blog ini karena akhir bulan lalu saya mempunyai pekerjaan baru ya...
  • Review - Sakura Collagen Moisturizer
    Pertama-tama, saya hanya mau menginformasikan bahwa ini adalah artikel review yang sebenarnya sudah lumayan telat terlupakan oleh kek...
  • Review AXIS-Y Cera-Heart My Type Duo Cream
    Sudah lam aterakhir kali saya memakai cream moisturizer tipe konvensional, alasan utamanya adalah kondisi iklim di kota saya...
  • Review Lipstick Maybelline Superstay Ink Crayon
    2020 dimulai dengan racun lipstick terbaru dari Maybelline yang datang dengan Super Stay Ink Crayon yang sebenarnya sudah saya nant...

Created with by BeautyTemplates | Distributed by blogger templates