Review Parfum Ready Set - Petite Garden

by - Januari 28, 2024

 



    Sebenarnya parfum ini sudah saya beli sekitar 2 tahun lalu, tapi saya sering lupa untuk membuat review-nya. Karena 2024 saya masih belum punya review tertentu, mari kita review parfum ini saja, ya.


Sebelumnya, Ready Set adalah parfum lokal yang sangat terkenal di antara penggemar parfum terutama perempuan. Mungkin karena juga, hampir semua parfume mereka, yang saya tahu juga sih, adalah wangi yang ditujukan dan disukai kaum perempuan. Bahkan bisa dibilang, banyak penggemar berat merek parfum lokal ini sampai mengoleksinya.


Ready Set, selain punya lini parfum andalan mereka, juga pernah berkolaborasi dan menghasilkan lini parfum khusus yang warna botolnya hitam dan putih. Petite Garden adalah bagian dari lini awal mereka dengan botol bening. Varian ini juga ternyata mempunyai banyak penggemar sehingga saya jadi tertarik untuk mencobanya.



Baca Juga : REVIEW PARFUM MYKONOS STILETTOS & BLOSSOM, PARFUM LOKAL LARIS HEBOH




Klaim Parfum Ready Set - Petite Garden





Salah satu faktor yang membuat Ready Set disukai adalah faktor adanya cerita dari setiap parfum mereka. 


Ceritanya lagi perpindahan dari musim kering ke hujan. Udara lagi lembab-lembabnya dan embun di pagi buta (gausah nyanyi) yang segede-gede biji jagung. Waktu buka jendela, angin gunung membawa aroma medok damask rose dari greenhouse kamu yang mungil dan rame. BEUH DAMAI BGT YEEE, SAMBIL NYEDUH TEH KAMOMIL SEDHAP NIH???



Adapun notes dari Petite Garden:


Damask rose, musk, wood, and mandarin orange


Sayang sekali, Ready Set tidak membuat piramida note, mulai dari top, middle dan base. Mereka hanya menuliskan empat campuran wangi ini sehingga saya harus tebak-tebak buah manggis, mana atas, tengah dan bawah.



Mood dari parfum Petite Garden: Deep floral, slight fresh and sweet









Jujur saja, saya cuma terpengaruh dengan marketing FOMO cerdas dari Ready Set dan review pengguna sebelumnya. Ternyata Petite Garden ini bukan selera saya. Wanginya terlalu asam dan dari pembukaan hingga penutupan, terasa linear. Sungguh tidak ada yang berbeda dan spesial.


Setelah ngobrol kepada seorang kenalan yang juga penggemar parfum, dia menyarankan saya untuk mencoba maserasi parfum. 


Maserasi parfum itu sendiri adalah proses membiarkan. oil dalam parfum kalian bercampur dengan pelarut. Biasanya ini alkohol ya untuk jangka waktu tertentu yang akan membuat parfum mempunyai wangi lebih enak dan tebal (setelah saya googling, ya).


Tapi sama aja, tidak ada perubahan dan tetap linear ini parfum.


Alkoholnya terasa amat sangat mencubit di hidung saya, membuat saya bersin-bersin setiap kali menyemprotnya. Wanginya sendiri semacam mawar, sedikit efek jasmine dan campuran buah asam yang direndam lama. Tanpa tambahan alkohol sekalipun, wanginya akan tetap kuat (pas nulis ini, kepala saya cenat-cenut karena muscle memory yang mengingat efeknya dulu).


Dibilang manis? Tidak juga, hanya samar karena asam lebih dominan. Sampai membuat saya berpikir apa saya mendapatkan racikan yang buruk? Karena katanya setiap pemesanan akan dibuat secara fresh, bukan massal.


Entahlah, suatu misteri.


Untuk pemakaian itu sendiri, kalau dipakai daily dan outdoor di cuaca panas seperti kota tempat saya tinggal, ini hanya akan memicu sinus. Ya, memang ada efek segar, tapi masam sekali asli. Seingat saya, parfum ini menjadi apek karena terkena keringat ketika outdoor.


Kalau indoor ber-AC, rasanya lebih cocok. Tapi, tetap apapun cara pakai dan tempatnya, parfum ini tidak begitu tahan lama. Memang proyeksinya cukup jauh tapi tidak yang mereog begitu, ya.


Lalu pada suatu hari yang cerah, ada yang komen; kakak pakai parum Rapika apa Kiss Spray, ya?


Yearp, akhirnya terjawab pertanyaan yang selalu mengganggu saya; parfum ini wanginya sangat familiar.


Ternyata parfum ini mirip dengan spray untuk melicinkan baju saat disetrika. Saya lupa merek yang mana lebih tepatnya karena emak saya kadang sering gonta-ganti merek, tapi memang wanginya sangat mirip nyaris sama.


*awkward stare


Tiga orang yang setuju kalau Petite Garden mempunyai wangi yang sama dengan fabric spray memandang saya, kami berempat saling nyengir.


Begitulah akhir cerita dari penasaran saya terhadap parfum lokal ini. Sejak saat itu saya tidak pernah lagi tertarik untuk mencoba varian lainnya karena masih merasa agak kecewa dengan Petite Garden ini.


Lain kali, mungkin saya akan berbagi review parfum lainya, deh.








You May Also Like

0 comments