Review Parfum Lokal Onix, Mykonos & Usual
Well, sebenarnya sudah lama banget mau buat review ini dan bahkan sudah lama foto-foto ini diambil (bahkan sudah mau habis), tapi karena satu dan lain hal…alias ngumpulin mood dulu yaaa…akhirnya review parfum lokal ini bisa terbit di blog.
Sebelumnya, sebagai penggemar parfum yang jelas masih noob, rasanya perjalanan icip-icip parfum untuk tahun ini sudah kelar, deh. Mau ngabisin 3 ini dan beberapa tester yang juga sudah genting.
Khusus Mykonos, saya sudah tidak penasaran lagi. Sepertinya semua parfum Mykonos rasanya tidak sesuai selera dan hidung saya.
Kuylah, mari kita mulai curhat review parfum lokalnya!
Review Parfum Onix Fresh Book Passion
WHO LOVES THE SMELL OF A NEW BOOK?📖
Buat para pecinta buku pasti tau banget rasa puasnya mencium aroma dari sebuah buku baru.
It's a satisfying and passionate smell, right?
Fresh Book Passion, memiliki aroma Musk dan Woody yang membuat kamu serasa
berada di ruangan penuh buku baru!
Get yourself a strong passion just like opening up a new book by using Fresh Book Passion!
General description : Floriental Woody
Top notes : Fruity cocktail of blackcurrant, red apple, raspberry and mango
Middle notes : Consist of floral bouquet of jasmine, violet, plum and black fig
Based notes : Musk, sandalwood, cedarwood, amber and vanilla
Parfum yang maju mundur belinya akhirnya beli pas harganya jadi 50 ribu doang.
Sudah coba hidu FWB yang legendaris itu dari punya si bocah, enak wanginya dan
kepikiran mau beli.
Akan tetapi…sebagai reader, tentu saya jadi melenceng dan membeli parfum yang
digadang-gadang mirip buku ini.
Jujur ya, wangi buku itu gimana sih, sebenarnya?
Buku baru wanginya wangi tinta dan chemical. Buku lama baunya apek, debu dan woody yang dalam gitu.
Maka dari nama dan semua notes yang ditulis atas nama parfum ini bisa saya simpulkan:
Wanginya tidak sesegar yang diharapkan dari perpaduan buah-buahan yang disebutkan dalam notes.
Segar, tapi bukan segar habis mandi, cuma segar karena efek spray. Agak susah disebutkan dengan kata-kata, ya segar biasa aja bukan yang segar seperti iklan sirup blewah pas bulan puasa.
Woody, iya agak terasa bau buku lama untungnya ga ada efek bercampur debu dan apek, meski slightly emang apek…lha?
Nothing fancy, tidak bertahan lama, kurang dari 1 jam sudah hilang dan cuma menyisakan wangi skin scent di pakaian.
Parfum rumahan yang biasa saya pakai habis mandi tanpa mengharapkan apa-apa alias cuma mau menghabiskan saja.
Review Parfum Usual Eau de Steeze
Scent Description:
Eau de Steeze punya experience scent dengan kesan pertama aroma lemon yang citrusy diikuti sedikit hint aroma fresh dari white floral, dan ditutup dengan aksen sweet creamy dan juga earthy dari vanilla, musk, dan vetiver.
Dengan karakter aroma yang segar dan inoffensive, Eau de Steeze punya best occasion sebagai outdoor activity scent dan cocok digunakan ketika siang hari saat cuaca sedang panas.
Main Accord:
Fresh citrus
Floral
Sweet
Creamy
Notes:
Top: Lemon - Bergamot
Middle: White floral
Bottom: Vetiver - Musk
Type of scent: Unisex - Daytime
Best occasion: Day Out Scent
Kemarin-kemarin entah kenapa saya lagi berada di ‘parfum citrus era’. Apa karena dapat tester yang
citrus-ish atau karena di Pekanbaru sangat panas sampai rasanya harus pakai parfum kalau ga ozonic
atau yang wangi deterjen dan airy begitu.
Entah karena sempat dapat tester varian ini, yang sebenarnya itu tester tulisannya udah luntur, taunya
cuma dari Usual aja tanpa tau varian mana. Jadi saya beli de Steeze ini karena tebak-tebak buah jeruk.
Asli untung ga bau Stella jeruk!
Untuk parfum Usual Eau de Steeze ini, saya bisa bilang wangi lemon yang agak creamy.
Kalau cuaca terlalu panas dan humid, berasa lengket dan agak bikin pusing, tapi kalau panas biasa,
baru enak.
Sudah itu aja review parfum Usual ini, yang orang-orang lebih banyak beli Bergamore, saya malah milih
de Steeze. Next time deh, coba Bergamore.
Review Parfum Mykonos Slow Living EDT
The scent of a slow life.
Think of a Dreamy vacation, on coasts of Italy,
Sitting in your balcony, under fresh Italian lemon trees,
The breezy wind blows bringing the fresh oceanic air, coupled with the scent of clean laundry.
It's relaxing like you're in a peaceful state of absolute nothingness.
Italian Lemon, Bergamot, Orange Blossom, Lavender, Musk, Ambroxan, Hawthorn
Agak kesal ya, pas habis beli EDT ini, taunya keluar versi EDP. Tapi pas beli, pas lagi diskon murah pula
sih.
Setelah 2 parfum Mykonos yang gagal itu plus beberapa teste lainnya, saya sebenarnya agak malas
dengan parfum lokal ini. Zonk semua dong, di hidung saya.
Tapi karena lagi di ‘citrus-ozoni-airy-skin scent era’, juga ini EDT lagi diskon gede, ya wes, tak beli.
Ternyata, wanginya kurang nampol. Bikin bersin. Tipe wangi citrus yang tidak cocok dipakai saat
panas-panasnya dan lembab, ini bakalan trigger sinus saya. Bahkan untuk pakai parfum ini,
aya harus lagi sehat dan ga demam apalagi pas hidung lagi gatal.
Cuma untungnya, keadaan tubuh saya lagi fit belakangan ini, jadi EDT ini ga bikin pusing dan bersin lagi.
Overall, tiga parfum lokal ini menarik kok, dengan notes yang punya perpaduan cukup unik pada setiap
individu yang berbeda. Review saya di atas adalah apa yang memang dihidu oleh hidung saya,
jadi pastinya setiap orang punya pengalaman yang bisa jadi jauh berbeda nantinya.
Parfum Mykonos, Onix dan Usual adalah 3 merek parfum lokal yang cukup terkenal dan dedikasi di
bidang mereka tanpa keluar jalur bikin skincare atau body care, jadi semua parfum dan racikan mereka
memang profesional dan ga kaleng-kaleng.
Karena jujur ya, saya kadang heran liat suatu brand yang jualan makeup, skincare, eh tetiba, jualan parfum.
Bukan berarti mereka tidak ada tim profesional di bidang wewangian duniawi ini ya.
Pasti deh, mereka punya tim khusus profesional dalam perfumery, tapi somehow mereka lebih bermain
aman dengan wangi-wangi yang pasaran atau sudah lebih dulu bisa diterima pasar.
Selain itu, berasa agak maruk ga, sih?
I mean, kenapa ga fokus jualan A contohnya, karena brand ini memang sudah lama dan terkenal dengan
kualitas mereka jualan barang A. Biarkan brand lain fokus jualan Z karena mereka memang spesialisnya
di bidang itu.
Kalau dibilang rezeki dan daya beli masyarakat itu bervariasi dan pasti ada saja yang beli parfum.
Ya jelas itu. Cuma saya lebih setuju pada bidang spesialisasi dari merek dan barang tertentu saja sih.
Eh, eh, eh, ini pendapat saya saja yaaaa…
Maka dengan itu, berakhirlah review parfum lokal hari ini, sampai jumpa…kapan-kapan!
0 comments