Jadi, mari kita bedah 2 lipstick lokal ini.

Persamaan Purbasari Lipstick Color Matte dan Hanasui Mattedorable Lipstick

• Sama-sama tipe bullet lipstick tapi versi kotak begitu.

• Mengusung formula matte dengan efek powdery.

• Murah meriah dan sering diskon.

• Color pallette hampir sama.

• Dua lipstick ini punya wangi, Hanasui lebih subtle dari Purbasari.

Perbedaan Purbasari Lipstick Color Matte dan Hanasui Mattedorable Lipstick

• Purbasari terkesan jadul apalagi setelah ganti kemasan, malah semakin kuno, banyak yang jadi malas beli karena kemasannya yang tidak estetik ini, beberapa orang bilang kemasannya agak norak.

• Lipstick matte Purbasari ini lebih rapuh dan cepat copot, plastiknya tipis, mana tabungnya juga ringkin tenan rek!

• Purbasari lebih seret dan kadang rasa ‘bedak’ bikin gangu.

• Purbasari bakalan lebih patchy kalau dipakai di bibir yang kering.

• Hanasui lebih kekinian dan mereka tahu kalau pasar terbesar dalam kosmetik saat ini adalah Gen Z yang lagi senang-senangnya eksplor dunia kecantikan.

• Kemasan pastel yang doff dan menggemaskan, walau plastik tapi lebih koko dan sedikit panjang dari Purbasari.

• Hanasui sepertinya melakukan riset pasar dengan baik dan selalu bergerak maju dengan tidak hanya packaging, tapi juga dengan produk-produk yang up to date meski tidak harus ada rilisan baru tiap minggu.

• Purbasari lebih banyak pilihan warnanya ketimbang Hanasui.

Overall, kalau disuruh memilih, pasti saya akan memilih Hanasui karena tidak hanya Mattedorable ini memang bagus, tapi juga kemasannya lucu, estetik dan lebih tangguh jika dibawa traveling, yang mana sudah terbukti.

Hanasui juga tidak begitu oksidasi atau bikin bibir mengering, sayangnya, meski saya sudah menggunakan Purbasari dari 2015 dulu, formulasi lipstik yang sempat viral ini, tidak ada perbaikan. Malah, Purbasari mengalami kemunduran jika dilihat dari segi packaging. 

Padahal packaging Purbasari yang dulu lebih stylish dan minimalist, lho, entah kenapa ditukar pun saya meneketehe.

Setelah lipstik Purbasari terakhir saya habis disekitar 2018, satunya putul karena kerapuhannya itu, beberapa lagi abis sampai hit pan, saya berhenti menggunakan merek lokal ini, apalagi setelah ganti packaging. Duh, ga banget!

Tapi karena rindu 83, 84 & 86, akhirnya beli lagi walau yang ada saat saya beli itu cuma 2 shade. Kalau tidak rindu warnanya, padahal bisa saja sih, cari di merek lain, saya mungkin tidak akan beli Purbasari lagi.

Okay, begitulah review hari ini setelah blog ini kosong melompong selama Juni hingga mau habis Juli ini…ahahahaha (kenapa ketawa?)

Sampai jumpa di…cerita lainnya!