Phew!
Meski saya sudah bertekad untuk menantang diri sendiri dengan menulis lebih teratur dan konsisten, ternyata itu tidak mudah, Ferguso! Lebih tepatnya untuk mengumpulkan mood dan tenaga, karena setelah pulang kantor, yang mana pekerjaan saya adalah content writer (yang menulis setiap hari), saya sudah kandung lelah, maunya bersihin muka, mandi terus melingkar di kasur, rebahan.
Lalu waktu weekend pula, selain memang harus buat kerjaan kantor, kemarin- kemarin saya sedang giat membersihkan dan menyingkirkan barang, demi jadi minimalist begitu. Tapi ini sebenarnya tidak baku, kadang weekend pun, saya lebih banyak membaca e-book atau webtoon, tidur lebih lama, luluran, main sama keponakan, menikmati hujan, terkadang olahraga ngikutin video aerobik YouTube atau jalan kaki di area rumah. Intinya saya sebisa mungkin saya mencoba produktif (meski rasanya selalu kurang) tiap weekend walau rasanya tidak ada yang menuntut demikian.
Namanya juga weekend, itu bermakna kita bisa beristirahat atau melakukan hal- hal yang menyenangkan. Secara teori ya, tapi prakteknya adalah tergantung individu masing- masing.
Terus, bagaimana progress saya menjadi minimalis?
Oh well, kloter buku dan beberapa skincare telah diangkut, pakaian juga masih belum ada penambahan dan telah disingkirkan hampir 70%. Jadi kini saya sedang rajin mencari ide capsule wardrobe dengan memanfaatkan pakaian yang ada dengan style terbaik. Eh, tidak juga sih, saya tidak harus menjadi fashionable, karena saya biasanya berpakaian menyesuaikan dengan kenyamanan saja (ya, walau kadang sering salah kostum).
Mungkin karena saya baru menemukan praktisi minimalist yang tidak berhijab, kadang rasanya iri, mereka bisa mengurangi jumlah pakaian seminimum mungkin hingga ada yang malah punya 10 pakaian saja. Itu sih, karena mereka tidak memakai hijab sehingga banyak yang bisa dipangkas.
Sedangkan saya jelas berhijab, memakai baju lengan panjang dan tak jarang harus memakai pakaian kaos dalam yang otomatis membuat saya tidak bisa se-ekstrim dengan memiliki 10 pakaian saja. Berhijab sendiri memang bukan halangan untuk menjadi minimalis, tapi menjadikan gaya berpakaian hijab seminimalis mungkin, itu baru tantangan bagi saya.
Pribadi pun, saya lebih suka cara pakaian yang simple dan non fuss, kalau dulu pun saya mengikuti trend hijab lilit selilit-lilitnya dengan warna- warna mencolok, kini saya lebih memilih hijab ringkas dan warna kalem seperti pastel tone. Begitu juga pakaian yang saya kenakan, bisa dikatakan, saya lebih condong pada monochrome ketimbang memakai pattern yang meriah.
Ya, saya masih suka kok, memakai pakaian bermotif, tapi untuk memakainya saya memerlukan mood yang baik karena pattern yang dipakai ke tubuh adalah semacam teriakan yang kuat bagi persepsi saya. Statement look, istilah fashion-nya begitu.