Instagram Twitter Facebook
  • Home
  • Beauty
  • Entertainment & Arts
  • What's News
  • Traveling
  • Monologue

Ann Solo



Beberapa tahun belakangan ini produk lokal Indonesia mulai bergejolak naik menawarkan banyak pilihan baik dari segi harga, bahan yang digunakan serta tujuan produk- produk tersebut dibuat. Meski banyak yang awalnya sangsi juga ragu dikarenakan tidak ada nomor BPOM yang tercantum tetapi mareka tetap maju mendaftarkan produknya secara resmi.

Dan biasanya kalau berbicara bahan baku produk atau tema yang sering diusung para pelaku merek skincare atau make-up lokal adalah segala sesuatu berbau organik. Organik disini adalah bahan juga pembuatannya tidaklah terlalu menggunakan bahan kimia serta seringnya tanpa banyak pengawet sehingga hanya bisa digunakan dalam waktu tertentu.

Saya sendiri telah menggunakan 3 merek skincare lokal tersebut dan telah merasakan sendiri betapa berbedanya produk mareka dibandingkan hasil produk massal buatan pabrik besar. Beikut ini 3 merek skincare lokal yang menerapkan kealamiahan dalam produk dan prosesnya:

THE BATH BOX.

Awalnya merek ini hanya mengeluarkan skincare saja yaitu sabun cair yang bertujuan mengatasi masalah kulit seperti eczema seperti yang pernah saya derita ketika 2015 kemarin saat kota Pekanbaru ditutupi asap pembakaran hutan tebal beberapa bulan. Kini The Bath Box mengembangkan sayapnya melingkupi make-up seperti lip cream.

http://thebathbox.co.id/

Lihat review lip cream The Bath Box : Review Lip Cream Lokal

BOTANINA.

Ini adalah merek lokal yang cukup lengkap hingga menjangkau produk yang ramah kepada bayi, kesehatan tubuh maupun lingkungan sekitar. Cukup mengejutkan bagaimana brand ini mempunyai ide-ide briliant yang biasanya hanya saya temui pada merek- merek indipendent di Etsy. Saat ini saya sedang menggunakan oil multifungsinya untuk mengatasi rambut rontok dan aroma theraphy-nya sebagai spray meditasi ketika penyakit kecemasan atau susah tidur kembali kumat.

https://botanina.com/


KUTUS KUTUS.

Tahun lalu saya berkesempatan mencoba minyak Kutus Kutus asal Bali yang tengah booming ini sebagai minyak urut otot yang sedang lelah. Brand satu ini mengklaim banyak kebaikan yang bisa kita dapatkan dari 1 botol saja mulai dari mengatasi gigitan nyamuk hingga membantu menghaluskan kulit yang pecah- pecah.

https://www.kutuskutus.id/





Permasalahan rambut saya masih sama dari tahun ke tahun; rontok hingga menggumpal, gatal, ketombe yang gugur bagai salju, lepek, akar yang berminyak serta tentu saja kering dan bercabang di ujungnya.

Berbagai macam produk khusus rambut yang telah saya coba baik mempunyai hasil akhir bagus maupun yang hanya bersifat sementara hingga produk yang membuat saya jera memakainya. Sebuah produk yang memang dikhususkan untuk setiap permasalahan rambut telah membuat saya trauma mengingat betapa hancur dan malangnya keadaan rambut saya saat masih menggunakanya. Ketimbang mengatasi masalah justru rangkain shampoo dan conditioner-nya mempunyai efek kebalikan; menyerap semua minyak alami rambut, menambah ketombe yang membuat rambut kering, keras bagai ijuk.



Ada kalanya saya berpikir apakah saya menderita penyakit tertentu karena jumlah rambut rontok yang jatuh melebihi jumlah normal rambut rontok harian yaitu 100 lembar, serta tidak jarang rambut yang gugur seakan menggumpal.

Faktor cuaca dan hormon adalah 2 faktor yang turut berpengaruh, belum lagi kelembapan disebalik hijab yang saya kenakan. Lalu setelah trial dan error, disertai rekomendasi orang- orang disekitar, berikut ini adalah produk 'bongkar pasang' yang saya gunakan menurut kebutuhan rambut saat ini (yang sering sekali berubah):


TRESemme Scalp Care Shampoo

Pada awalnya saya sedikit ragu untuk menggunakan merek yang terkenal dengan tagline iklan 'shampoo dengan hasil perawatan di salon'. Tetapi untunglah shampoo ini tidak menambah parah keadaan rambut yang telah buruk. Rambut yang rontok tidak banyak berkurang namun kulit kepala terasa bersih (seakan ketombe hilang) dan ringan.


Dove Hair Growth Ritual Shampoo

Tahun lalu Dove mengeluarkan varian baru shampoo dan setelah menimbang dengan matang saya memutuskan mencoba shampoo ini dengan harapan ia akan mampu menumbuhkan rambut baru pengganti rambut yang rontok. Sejauh ini saya hanya mendapatkan efek rambut lembut halus saja.


Serasoft Complete Hair Therapy Dandruff Treatment Shampoo

Ini adalah shampoo merek terbaru yang muncul di 2018 kemarin dan lumayan bagus bersaing dengan merek shampoo lainnya di pasaran. Lagi- lagi saya tidak melihat banyak perbedaan dalam mengurangi ketombe dan rontok tapi sejauh ini Serasoft tidaklah membuat rambut saya keras dan kering.


Rejoice Anti Dandruff 3-in-1 Conditioner

Dari sekian banyak merek conditoner yang menyertai shampoo mareka masing- masing, bagi saya Rejoice adalah pilihan yang cukup bagus dan terjangkau. Conditoner ini telah terbukti mampu membuat rambut lembut selama 3 hari, mudah dibilas dan menyediakan banyak varian. Kali ini saya mencoba varian yang mengandung mentol yang lumayan membuat akar rambut adem.


Botanina 11 Hair & Body Oil

Sejujurnya saya tidak banyak mengenal produk lokal indipendent hingga seorang teman mengenalkan saya dengan Botanina yang dibuat dari banyak bahan alami serta cara pengolahan yang tidak massal seperti di pabrik umumnya. Selain untuk rambut produk ini juga mempunyai fungsi yang merangkap sebagai body oil. Seperti namanya yang oil, teksturnya lumayan kental dan berdasarkan percobaan yang saya lakukan, minyam rambut ini sebaiknya di usapkan ketika rambut masih setengah kering.


Lucido - L Hair Make Supplement, Triple Beauty Vitamin Spray for Damaged Hair

Jauh sebelum saya menggunakan vitamin spray ini, saya menggunakan hair oil yang dikemas dalam plastik bulat kecil yang tidak praktis dan lebih mahal. Maka dari itu saya mencoba Lucido-L ini yang lebih mudah, murah dan cepat kering tanpa meninggalkan kesan greasy, berminyak dan lengket.


Semua rangkaian yang saya gunakan memang tidak berada dalam 1 merek berhubung saya lebih memilih menggunakan produk sesuai target yang ingin saya capai. Kalau kamu juga menggunakan produk rambut yang berbeda, ayo berbagi cerita dan hasilnya di kolom komentar dibawah, ya.




Akhir- akhir ini saya sedang bosan dengan model lipstick batangan klasik dan mulai memutuskan untuk mencoba lipcream lebih 'dalam'. Sebelumnya saya pernah mencoba 3 lipcream dengan merek yang berbeda tapi entah kenapa tidak begitu mengena di hati.

Dari teksturnya yang tebal krimi dengan  hasil yang terlalu mengkilat basah padahal di botol disebutkan MATTE, tetapi setelah 15 menit pun tak kunjung kering dan terasa lengket, malah menempel di tissue, hijab juga tentunya gelas.

Ada juga yang cukup bagus seperti duo lipcream dan gloss dari seri Sariayu dulu (duh, lupa tahunnya), kemudian disusul oleh lipcream merek lokal yang sayangnya kurang promo. Padahal produknya cukup mumpuni walau saya saat itu belum terbiasa akan efek yang layaknya dihasilkan jika kita memakai lipcream; garis- garis bibir teng terlihat jelas, kering seperti mengerucut.

Begitu banyak dari teman saya yang lebih menyenangi licpream oleh daya tahan serta sifatnya yang tidak mudah transfer, saya pun berpikir ulang untuk mencoba jenis lipcream setelah hampir berapa tahun 'lupa' apa itu lipcream. Berikut beberapa lipcream affordable, produksi lokal yang saya coba sejak November 2018 ini:


Emina Creamatte - Jelly Bean



Warnanya sangat intense dengan wand yang kecil, sedikit menyusahkan untuk menjangkau dasar botol. Mampu menutup bibir saya yang gelap tanpa terlalu banyak layer, terkadang saya menggunakannya bagai lip tint dengan di baur tipis, diratakan dengan jari. 




Jelly Bean adalah warna  merah dengan hint biru yang mamapu memberi ilusi gigi putih begini adalah warna kesukaan dan andalan saya. Ketahanan Creammate Emina ini cukup bagus dan meninggalkan stain yang manis.


Jill Beauty Lip Matte - 13 Purplish Plum



Dulu sekali saya mengira Jill adalah merek Jepang/Korea namun Jill adalah merek lokal. Saya mendapatkan lipcream ini dari giveaway yang mareka adakan karena sampai saat ini saya belum menemukan toko yang menjual produk Jill ini di kota saya.




Secara tesktur lipcream ini cukup kental dan butuh sedikit waktu untuk kering sempurna di bibir, warnanya sangat intense pada shade 13 ini; merah keunguan dengan hint ungu lebih kuat yang akan lebih cocok jika menggunakan teman riasan gothic.

Bicara ketahanan Jill, saya cukup terkesan karena setelah makan siang lipcream ini masih bertahan menjadi stain.


The Bath Box Shake Lip Pigment - Burnt Orange



Kali ini saya lompat menuju shade oranye dan coral setelah tergiur saat mencoba lipcream seorang teman yang berwarna serupa tapi berbeda merek. TBB adalah merek lokal yang dulunya hanya mengeluarkan produk skincare kulit yang sekarang lebih maju menjangkau produk dekoratif wajah/make-up.

Seperti namanya, lipcream ini berbahan dasar air sehingga haruslah di kocok rata sebelum di gunakan. Teksturnya ringan, mudah dibaurkan tetapi sedikit tricky karena lebih cair ketimbang lipcream berbahan dasar minyak.




Burnt Orange ini mampu memberi nuansa summer (walau saat ini musim penghujan dan banjir), membawa kesan segar coral mengingatkan warna lipstick favorite saya ketika kuliah dulu. Untuk ketahanannnya sendiri, lipcream terbaru dari TBB ini sering bolong di tengah bibir tetapi masih tetap bertaham di bagian luarnya.




Itulah 3 lipcream yang saat ini sering saya gunakan dan gemari, terlebih lagi mareka adalah produk lokal dan saya selalu mencintai produk lokal Indonesia yang sedang menggeliat naik. Kalau kamu punya lipcream favorite baik lokal dan internasional, ayo berbagi dengan komen dibawah.



Oh my!

Sekali lagi saya merasa bersalah 'menelantarkan' blog ini karena akhir bulan lalu saya mempunyai pekerjaan baru yang menuntut dan sangat menyita waktu. Bahkan lagi- lagi, saya tidak punya waktu luang untuk membersihkan muka dengan ritual biasa (juga ekstraksi komedo).

Selain itu saya juga lelah sekali baik mental dan fisik, ditambah cuaca yang semakin labil sempat membuat saya sakit namun untungnya tidak berlarut lama.

Meskipun cuaca labil lebih seringnya hujan, tapi matahari masih bersinar terik beberapa jam sehari dan itu mampu merusak juga menggelapkan kulit. Makanya, step memakai sunblock/sunscreen masih saya lakukan setiap hari walau kadang tidak keluar kantor seharian.

Dan artikel ini adalah lanjutan dari 2 review sunblock/sunscreen wajah sebelumnya, kali ini langsung dibawa dari Jepang:



Biore AV Aqua Rich SPF 50


Kita semua pasti tidak asing dengan merek sunblock yang satu ini, banyak yang me-rave-nya sebagai holy grail tetapi banyak juga yang merasa tidak sesuai mengingat kandungan alkoholnya yang memang 'terasa'.

Bagi saya pribadi yang memang mempunyai toleransi rendah terhadap skincare beralkohol tinggi, sunblock yang satu ini cukup aman dan wanginya tidaklah berlebihan hingga membuat hidung mengeryit atau mata berair (reaksi tubuh ketika bersentuhan dengan skincare beralkohol lainnya).

Teksturnya gel lagi dingin, tidak menggeser moisturizer ataupun foundation/BB cream serta bedak apalagi blush-on. Saya juga tidak menemukan adanya bruntusan dibanding dengan skincare beralkohol lainnya yang pernah saya gunakan.

Semoga Biore ini tidak membuat pabrik di Indonesia lalu mengubah produknya ke standarisasi karena jujur saja, saya cukup kecewa pada Hada Labo produksi Indonesia yang membuat kulit saya penuh komedo, gersang dan kusam jika dibandingkan dengan Hada Labo keluaran Jepang langsung yang malah membuat kulit saya kinclong (tapi harganya menguras dompet).

Mungkin jika suatu merek membangun pabrik mareka di negara tujuan pemasaran memang lebih menekan biaya pembuatan produk tetapi berkemungkinan juga merubah bahannya menyesuaikan bujet sehingga hasilnya bisa sangat berbeda dari produk dari negara asal (?).


Senka UV SPF 50


Duh, sayang sekali saya tidak bisa membaca tulisan Jepang ini dan jujur saja tidak pernah tahu sunblock ini di khususkan untuk jenis kulit tertentu apakah. Namun teksturnya nyaris sama persis dengan Skin Aqua langganan, juga sama- sama harus di kocok sebelum digunakan.

Sedikit menggeser moisturizer yang creamy, rich dan tebal, tapi secara keseluruhan sunblock merek Senka ini cukup ringan, mudah dibersihkan dan daya lindungnya lumayan mumpuni.Jikalau sunblock ini telah resmi masuk ke Indonesia, kamu bisa mempertimbangkannya tetapi dengan catatan sunblock ini bukalah tipe matte dan harus ditimpa bedak untuk membuatnya bebas kilap alias tentu saja: white cast.


Itulah 4 merek sunblock berbeda yang sejauh ini saya coba, nantikan lanjutan review sunblock wajah berikutnya.



Harbolnas baru saja lewat dan saya harus mengakui dengan berat hati (melawan cara hidup minimalist yang saya inginkan) bahwa saya telah berbelanja sedikit melewati batas budget walau setengahnya di topang oleh traktiran seorang sepupu. Terimakasih, kakak.

Dalam daftar belanja kali ini adalah produk yang telah lama saya idamkan, atau lebih tepatnya; penasaran- yaitu micellar water dari Nivea. Sekarang ini tren menghapus make-up cepat dan simple tengah menjamur, kalau dulu kita mengenal 2 step; susu pembersih lalu toner, kini cukup dengan 1 step muka telah bersih tanpa perlu dibilas lagi.

Sejauh ini saya sudah mencoba beberapa merek micellar water namun Nivea-lah yang lucunya belum sempat berjodoh hingga rejeki harbolnas tiba. Sebelumnya saya mendapatkan kabar bahwa banyak dari beauty blogger yang mengeluh akan kandungan alkohol yang tinggi di dalam produk Nivea sehingga perusahaan besar dan terkenal ini merombak sususan daftar bahan air pembersih mareka.



Mungkin itu sebabnya Nivea mencantumkan 0% Alcohol di badan kemasan produk, ditambah dengan klaim AIR atau udara yang bisa bernafas dikulit sehingga tidak terasa berat dan menutrisi. Ternyata Nivea juga mengeluarkan beberapa varian khusus micellar water dan yang saya coba ini adalah jenis Pearl White.

Kebetulan sekali pembelian micellar water di bundling dengan Eye Make-Up Remover, juga produk yang masuk list saya setahun ini. Berikut pengalaman yang bisa saya bagikan setelah pemakaian lebih dari 1 minggu ini:

Nivea MicellAIR Pearl White Skin Breathe.


* Ada khas bau masam tetapi tidak cukup kuat untuk membuat saya jengah.
* Tidak ada kesan perih maupun kesat tertarik apalagi gatal.
* Untuk make-up ringan, micellar ini daya bersihnya cukup ampuh sehingga saya hanya membutuhkan 1 lembar kapas.
* Jika berdandan berat, ia mampu mengangkat dengan kuat karena pada 1 kali usapan kapas langsung berubah kuning coklat kehitaman tanda make-up memang terangkat.
* Ajaibnya tidak meninggalkan residu, ini terbukti ketika saya iseng membersihkan wajah esok paginya tapi hanya menemukan kuning samar di kapas dari minyak alami muka.
* Dengan tutup botol ulir sangat nyaman untuk dibawa bepergian tapi sedikit repot kalau sedang terburu- buru membersihkan muka sembari melawan kantuk.
* Harga normal produk ini diatas produk micellar merek drugstore lainnya.


Nivea Double Effect Eye Make-Up Remover.


* Sayangnya tidak multi fungsi untuk menghapus lipstick, jadi rasanya aneh begitu saya mencobanya di bibir.
* Sama seperti pembersih mata/bibir lainnya, produk ini mempunyai 2 lapisan minyak dan air yang harus di kocok rata sebelum di gunakan.
* Meskipun berminyak tapi tidak meninggalkan kesan greasy dan cepat kering.
* Mampu mengangkat garis spidol eyeliner tebal walau memang harus ekstra sabar dalam mengusapnya.
* Harga normal produk ini juga diatas rata- rata.





Pertama-tama, saya hanya mau menginformasikan bahwa ini adalah artikel review yang sebenarnya sudah lumayan telat terlupakan oleh kekacauan file di dalam komputer. Jadi, Sakura Collagen moisturizer ini merupakan welcome gift dari Beautynesia yang ternyata juga sedang banyak promosinya disana-sini, kebetulan kami para Beaut Blogger Pekanbaru mendapatkannya.

Sebelumnya saya tidak mengerti apa itu collagen terlebih lagi jika sebuah brand mengkhususkan  produk mareka seperti ini. Ternyata collagen itu adalah salah satu protein dalam tubuh manusia yang mampu mengekalkan elastisitas kulit tubuh juga sel. Tidak heran banyak krim anti penuaan memakai kandungan tetapi didapat dari sumber lain tanpa terkecuali Sakura Collagen.



Saya sendiri telah lama menggunakan krim anti-aging walau saat itu saya masih berusia 19 tahun dan kurang mengerti kegunaan collagen, tapi hasilnya cukup ketara disaat usia saya menginjak pertengahan 30-an seperti saat ini untunglah kulit saya masih tetap kenyal.

Setelah memakain krim ini selama kurang lebih 4 minggu jujur saja saya belum merasakan banyak perubahan, berikut saya beri poin kelebihan serta kekurangan krim ini:

Kelebihan.
(+) Cukup cepat meresap tanpa terlalu greasy.
(+) Tidak mengganggu sunblock dan riasan yang dipakai setelahnya.
(+) Lembab tanpa kesan basah.

Kekurangan.
(-) Wanginya sangat kuat.
(-)  Kemasan besar bulky.
(-) Hanya ada di toko online.
(-) Harga yang mencengangkan, Rp 400.000/jar.



Lalu bagaimana kondisi kulit saya?. Walau tidak banyak kemajuan berarti, saya cukup menikmati masa selama pemakaian. Sedikit tips; saya mengaplikasikan krim ini kesuluruh tubuh yang kering dan itu cukup membantu terlebih lagi jika tipe kulit kamu sangat kering, mungkin ini krim yang lebih sesuai untukmu.




Akhir- akhir ini cuaca penghujung tahun semakin labil dan saya pun semakin sibuk sehingga tidak lagi memperhatikan perawatan basic kulit wajah. Setelah nyaris alfa, wajah saya kembali di 'tumbuhi' komedo, white heads dan tumpukan minyak sebum di pipi serta hidung.

Bahkan kulit turut menjadi gelap, kusam dan kasar. Krim wajah langganan tak mampu lagi mengatasi itu semua karena ketika kulit sedang bermasalah tanpa penanggulangan kemudian ditumpuk dengan rich cream, malah membuat si kulit lebih parah juga bertingkah.

Untunglah disaat saya sedang berdiri di depan rak skincare mengulik satu demi satu setiap brand, notifikasi Instagram berbunyi mengabari kalau saya memenangkan Bio-Essence Miracle Bio Water Moist-In Water Gel, lalu inilah hasil pemakaian sekitar kurang lebih 2 minggu.

Tesktur.



Dari namanya saja kita sudah bisa menebak bahwa moisturizer wajah ini berbahan dasar air, berbentuk gel yang memang lebih cocok dengan kulit tipe berminyak-kombinasi dengan beberapa dry patches sperti saya.

Kalau dipikir lagi, saya sudah pernah memakai produk ini sebelumnya dan langsung klik, cuma, berhubung saat itu produk ini belum resmi masuk ke pasaran Indonesia apalagi beli secara offline, saya melupakannya.

Klaim.

Gel ini menuliskan bahwa mareka mampu menyejukkan kulit, bebas dari pewarna, melembutkan serta membuat kulit kenyal tanpa meninggalkan kesan lengket maupun residu.




Ukuran pH 6.5-nya cukup ideal untuk ulit, kaya mineral dan rendah kadar garam (bingung?) juga yang terpenting aman bagi kamu yang mempunyai kulit sensitive. Itulah kenapa dari dulu saya menggemari merek ini karena saya memang tidak mencari banyak janji melainkan kelembapan serta bebas dari bruntusan sembari menenangkan dry patches yang sering timbul tiba- tiba.

Hasil akhir.

Seperti yang saya sebutkan diatas, Bio-Essence Moist-In Gel moisturizer ini bukanlah untukmu jika kamu mendambakan kulit putih/cerah bebas jerawat ya, ini adalah pelembab wajah yang bersifat dasar dengan tujuan utama melembabkan kulit.

Sedikit trik dari saya; letakkan gel ini dikulkas untuk mendapatkan rasa dingin segar, bisa kamu coba setelah lelah seharian diluar beraktivitas.


Saya harus memulai artikel kali ini dengan; 'Yay! Acara bincang cantik dan demo make-up Beauty Blogger Pekanbaru sukses serta seru berkat dukungan para panitia, member, peserta juga para sponsor yang berbaik hati, salah satunya X2 Softlens!".

Jadi, kali ini saya akan mengulas mengenai softlens yang kami dapatkan di dalam goodie bag (heaven!), saya begitu antusias mencobanya. Hanya saja, bad news for me, keadaan mata saya yang mempunyai masalah silau/glarring issue semakin parah oleh bertambahnya umur hingga dengan berat mata, eh hati, kedua softlens ini saya hibahkan kepada dua adik perempuan saya (para penggemar X2).



Buat para pembaca yang terutama masih awam mengenai softlens, merek X2 adalah softlens pertama saya dan adik- adik saya dulu. Tidak hanya affordable, namun juga nyaman dan menawarkan banyak pilihan.



Pada acara kemarin saya mendapatkan 2 jenis lensa yaitu varian Koko Black warna marble dan seri Big Eyes warna hazel plus cairan Ice. Kedua lensa kontak ini juga bisa dipakai selama 6 bulan.

Berikut penampakkan pemakaiannya oleh kedua adik saya (model tak berbayar):

Koko Black - Marble dengan motif disekitar pupil.


X2 Big Eyes - Hazel, coklat lembut yang membuat kulit lebih cerah.



Hasil akhir.



Berhubung saya dan para saudari telah lama menjadi penggemar X2, kami bisa merekomendasikan X2 buat para pemula karena meskipun kamu baru tapi kualitas dan kenyamanan memang tidak boleh dianggap sepele. Perhatikan pentunjuk pemakaian, keaslian barang dan tempat membelinya. Bagi yang mempunyai mata minus, kalian juga bisa menyesuaikan kebutuhan mata kalian, ya. 

Newer Posts
Older Posts

Ann Solo

Ann Solo
Strike a pose!

Find Ann Here!

Ann Solo Who?!

Ann Solo adalah nama pena Ananda Nazief, seorang lifsestyle blogger yang terinspirasi oleh orang- orang sekitar, perjalanan, kisah- kisah, pop culture dan issue semasa.

Prestasi:

Pemenang Terbaik 2 Flash Blogging Riau : Menuju Indonesia,
Kominfo (Direktorat Kemitraan Komunikasi) - Maret 2018.

Pemenang 2 Flash Writing For Gaza (Save Gaza-Palestine),
FLP Wilayah Riau - April 2018.

Pemenang 3 Lomba Blog Lestari Hutan, Yayasan Doktor Syahrir Indonesia - Agustus 2019.

Pemenang Harapan 1 Lomba Blog, HokBen Pekanbaru - Februari 2020.

Contact: annsolo800@gmail.com

  • Home
  • Beauty
  • Traveling
  • Entertainment & Arts
  • What's News
  • Books & Stories
  • Our Guest
  • Monologue
  • Eateries

Labels

#minimalism Beauty Books & Stories Eateries Entertainment & Arts Film Gaming monologue Our Guest parfum Review Review Parfume sponsored Techie thoughts traveling What's News

Let's Read Them Blogs

  • Buku, Jalan dan Nonton

Recent Posts

Followers

Viewers

Arsip Blog

  • ▼  2025 (1)
    • ▼  April (1)
      • Asyik, Perang Tarif, Mari Kita Beli Barang KW
  • ►  2024 (18)
    • ►  Desember (1)
    • ►  November (3)
    • ►  Oktober (2)
    • ►  Agustus (2)
    • ►  Juli (2)
    • ►  Mei (2)
    • ►  April (1)
    • ►  Februari (3)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2023 (45)
    • ►  Desember (3)
    • ►  November (3)
    • ►  Oktober (11)
    • ►  September (7)
    • ►  Agustus (2)
    • ►  Juli (2)
    • ►  Juni (4)
    • ►  Mei (6)
    • ►  April (1)
    • ►  Februari (3)
    • ►  Januari (3)
  • ►  2022 (20)
    • ►  Desember (2)
    • ►  November (2)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (1)
    • ►  Mei (3)
    • ►  April (2)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Februari (2)
    • ►  Januari (5)
  • ►  2021 (27)
    • ►  Desember (1)
    • ►  November (1)
    • ►  September (3)
    • ►  Agustus (3)
    • ►  Juli (3)
    • ►  Juni (3)
    • ►  April (1)
    • ►  Maret (5)
    • ►  Februari (3)
    • ►  Januari (4)
  • ►  2020 (34)
    • ►  Desember (6)
    • ►  November (3)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  September (5)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (2)
    • ►  Mei (3)
    • ►  April (5)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Februari (2)
    • ►  Januari (4)
  • ►  2019 (34)
    • ►  Desember (2)
    • ►  November (3)
    • ►  Oktober (3)
    • ►  September (1)
    • ►  Agustus (4)
    • ►  Juli (2)
    • ►  Juni (3)
    • ►  Mei (4)
    • ►  April (2)
    • ►  Maret (5)
    • ►  Februari (3)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2018 (56)
    • ►  Desember (2)
    • ►  November (5)
    • ►  Oktober (5)
    • ►  September (3)
    • ►  Agustus (5)
    • ►  Juli (14)
    • ►  Juni (6)
    • ►  Mei (6)
    • ►  April (5)
    • ►  Maret (5)

Find Them Here

Translate

Sociolla - SBN

Sociolla - SBN
50K off with voucher SBN043A7E

Blogger Perempuan

Blogger Perempuan
Blogger Perempuan

Beauty Blogger Pekanbaru

Beauty Blogger Pekanbaru

Popular Posts

  • Review Axis-Y Toner dan Ampoule - Skincare Baru Asal Korea
    Sejak beberapa tahun kebelakangan ini kita telah diserbu oleh tidak hanya produk Korea baik itu skincare dan makeup, tetapi juga ...
  • Review Loreal Infallible Pro Matte Foundation
    Kalau dulu saya hanya tahu dan penggemar berat Loreal True Match Foundation sejak zaman kuliah, ternyata Loreal juga mengelua...
  • 2019 Flight Of Mind
    Cheers! Time flies indeed, terlebih lagi di zaman sekarang ini dan saya yang sudah mulai lupa sehingga semua terasa cepat. 2019...
  • Kampanye No Straw Dari KFC
    Kampanye No Straw Movement. Kemarin saya dan seorang teman berjanji untuk bertemu di KFC terdekat dan sambil menunggunya datang, saya ...
  • (Pertandingan Terakhir Liliyana Natsir Sebelum Pensiun) Dukung Bersama Asian Games 2018
    Hari ini berita yang cukup mengecewakan muncul di TV ketika saya dan Tante sedang makan siang dirumah: Liliyana Natsir akan menggantung...
  • Review Lip Balm 3 Merek - Nivea, Himalaya Herbals dan L'Occitane
    Dulu sekali, sebelum kenal dengan lipstick seakrab sekarang, saya dan   lip balm adalah pasangan yang kompak. Tidak hanya mengatasi ...
  • Review Sunblock Biore & Senka
    Oh my! Sekali lagi saya merasa bersalah 'menelantarkan' blog ini karena akhir bulan lalu saya mempunyai pekerjaan baru ya...
  • Review - Sakura Collagen Moisturizer
    Pertama-tama, saya hanya mau menginformasikan bahwa ini adalah artikel review yang sebenarnya sudah lumayan telat terlupakan oleh kek...
  • Review AXIS-Y Cera-Heart My Type Duo Cream
    Sudah lam aterakhir kali saya memakai cream moisturizer tipe konvensional, alasan utamanya adalah kondisi iklim di kota saya...
  • Review Lipstick Maybelline Superstay Ink Crayon
    2020 dimulai dengan racun lipstick terbaru dari Maybelline yang datang dengan Super Stay Ink Crayon yang sebenarnya sudah saya nant...

Created with by BeautyTemplates | Distributed by blogger templates