Instagram Twitter Facebook
  • Home
  • Beauty
  • Entertainment & Arts
  • What's News
  • Traveling
  • Monologue

Ann Solo




Tumben juga nih, saya rajin menulis selama Mei ini, padahal saya tidak punya banyak waktu lowong juga, sih. Mungkin gegara domain Ann Solo baru saja di renew tanggal 13 Mei kemarin, membuat saya harus lebih dedikasi lagi mengisi blog ini.


Kalau bisa, nulis 1 artikel per 2 hari. Kalau bisa…padahal harusnya menulis dan publish setiap hari ya..



Anyway, saya lagi jenuh meski belum tahap burnout parah (seperti dulu) terhadap sosmed alias media sosial. Dulu, burnout saya rasanya sampai tahap severe, tidak hanya mengakibatkan rasa sakit secara mental, tapi sampai ke fisik. Jadilah itu gerd…



Saya sempat vakum dari Instagram, menelantarkan blog ini dan beberapa hal lainya. Saking mumetnya, saya sampai mau packing dan cabut gitu kemana…tapi sayang, rekening tidak memungkinkan..



Karena saya masih termasuk rakyat jelata dan media sosial menjadi bagian hidup yang cukup signifikan dalam pekerjaan saya (belum masuk kaum 1% sehingga bisa hidup bebas sosmed), saya harus pintar mengakali screen time saya. 



Yuk lah, simak tips cepat detoks kecanduan media sosial yang sudah saya terapkan sendiri.





Tips Atasi Burnout & Kecanduan Media Sosial dengan Detoksifikasi





Sebelumnya, saya tentu saja membatin dan ngomong ke diri saya; kok, rasanya isi IG/Twitter/TikTok kok, itu-itu saja ya…kalau tidak rekomendasi soal beauty, lifestyle, ya, berita-berita.



Lama-lama saya jadi muak dan mumet karena terlalu dijejalkan dengan banyak hal yang sebenarnya tidak saya butuhkan. Oleh karena itu saya:




  • Memahami kenapa saya jenuh


Ada banyak hal yang membuat kamu jenuh di medsos. Salah satunya yang saya ketahui dari obrolan kenalan saya; capek juga ya, stalking mantan pacar/crush/pasangan/artis/seleb/brands/dll. 


Wajar ya, karena fokus kamu langsung kepada hal tersebut sehingga otak kamu jadi beku dan mandek keseluruh tubuh. Akibatnya jadi mual, kesal, bingung sampai muntah. Itu semua bisa terjadi hingga kemungkinan yang lebih buruk lagi. Makanya lebih baik, pertama kali yang harus dilakukan untuk detoks media sosial adalah memahami kenapa diri kamu merasa cemas atau tidak nyaman walau sebenarnya kamu suka browsing sebelumnya.




  • Tarik nafas


No kidding, Sherlock. Sebagai orang yang menderita anxiety & panic attack yang akut, saya sering kali menahan nafas saya tanpa sadar. Suatu saat saya melihat berita di sosmed yang membuat saya marah, otomatis saya menahan nafas saya. Tegang, tense kalau kata orang, mah.


Jangan lupa untuk menarik nafas, alihkan pandanganmu sejenak dari layar dan rehat. Memang seru, tapi ini termasuk bagian yang menjadikan kamu kecanduan sosmed dan pondasi lain untuk menjadi burnout.




  • Hitung dan batasi screen time


Handphone sekarang sudah canggih-canggih, ya. Manfaatkan bantuan kecanggihan ini untuk menyetel dan membatasi waktu browsing kamu. Sejauh ini saya berhasil meminimalisir hingga 2 jam perhari. Sebelumnya malah 1 jam, tapi apa daya saya banyak yang DM.




  • Pahami kalau medsos sejatinya cuma tempat flexing


Sudah banyak saya dengar dan lihat orang-orang yang ribut di medsos karena merasa iri, tidak menyukai pendapat orang lain, menyebarkan informasi palsu, dll. Ya, medsos ini dunia maya yang liar dimana orang-orang merasa ‘bebas’ melakukan apa saja.


Iri dengan sultan yang flexing mevvah? Well, jauh sebelum ada sosmed juga, ini sifat dasar manusia yang iri lihat tetangga punya barang baru…ya kaaaann… Tapi kali ini levelnya beda, flexing di Indonesia, bisa bikin iri sedunia. 


Sekali lagi tarik nafas, yakinlah, diatas langit ada langit lagi. Tak semua juga, yang tampaknya indah di dunia maya, sama seperti kenyataannya. Couple goals, keluarga cemara, mukbang tapi tetap kurus….itu semua…..


Jadi please, kalau kamu merasa sesuatu tidak nyaman terbit dihatimu melihat orang flexing, batasi itu semua dan take control over your mind. Kamu tidak kekurangan apapun dari orang yang flexing itu (mungkin emang cuma kurang duit aja…).




  • Terkadang, tidak tahu banyak hal itu bagus juga


Berhubung saya sempat merasakan hidup tanpa gadget dan internet, jadi FOMO (Fear of Missing Out) tidak punya dampak sebesar sekarang. Namun, hidup rasanya di lintasan sirkuit balap, harus kejar-kejaran tahu lebih banyak, jadi trendsetter, tahu informasi lebih banyak.


Duh, burnout habis ini. Bukan bermaksud jadi ignorant dalam artian buruk ya, hanya saja, kita tidak harus tahu segala hal karena kapasitas otak dan keuangan kita juga tidak sama, kan. Kalau kamu sukanya masak, ya sudah, ikuti resep masakan yang kiranya kamu suka dan jujurly, kamu tidak harus beli panci terbaru, lho… 




Lima tips cepat (sudah saya bilang, namanya juga tips cepat) diatas bisa langsung kamu pahami dan lakukan jika kamu juga mengalami burnout dan lelah kecanduan media sosial. Semoga lancar ya, detoks media sosialnya, kengkawan…






Dear pembaca siluman Ann Solo, apakah kamu sudah membaca bagian pertama dari skin minimalism ini? Kalau sudah, mari kita lanjutkan ke part 2 mengenai apa saja yang berhasil saya kurasi dalam perjalanan skin minimalism saya.


Eh? 


Kamu belum baca skin minimalism part 1? Jjiinjjaaaa yyyooo?


Baca di link ini :        SKIN MINIMALISM, SKINCARE TEPAT GUNA, BEBAS FOMO


Daftar Skincare Untuk Skin Minimalism




Part yang paling susah dalam skin minimalism ini adalah skincare karena saya penggemar berat skincare 😓  Namun saya belajar bahwa pada intinya isi kandungan dari skincare tersebutlha yang harusnya saya butuhkan dan kebanyakan saat ini mereka mempunyai intisari kandungan yang sama dengan branding yang berbeda-beda.


Ah, bijaksana sekali kamu, Ann Solo!


Inilah daftar skincare yang berhasil saya kurasi dalam perjalanan skin minimalism saya: 


Facial Wash

Meski myristic acid dimasudkan untuk mengatasi skin inflammation alias kulit bengkak, tapi saya tidak bisa mentolerir FW yang mempunyai kandungan ini di daftar pertama atau kedua mereka. 

Bukannya bengkak hilang, malah kulit saya serasa mengembung, keras, gatal, super kering dan tegang. Sampai pernah membuat saya menangis karena kulit saya serasa ditarik. Tobat. Makanya saya hanya pakai yang tipe gel. Baru-baru ini saya menemukan 'hidden gem', ada 2 FW dari YOU Beauty yang bisa saya rekomendasikan, yang pink dan yang kuning.


Toner

Saya punya 3 toner; exfoliating toner, toner untuk extra kelembapan (solusi kadang sumuk tapi perlu anti kekeringan yang ringan) dan toner extra untuk pencerah. Ini semua saya beli dengan harga amat sangat miring alias modal diskon, produk lokal dan isinya cukup banyak. Salah satu rekomendasi saya adalah Hada Labo.


Moisturizer 

Baru saya sadari kalau saya tidak saat ini tidak mempunyai moisturizer tipe cream ini jar selain Nivea Soft yang saya beli awal 2022 kemarin (produk yang hanyak nongol ketika dry patches saya sudah memutih dan rontok parah seperti berganti kulit).

Jenis moisturizer yang saya punya adalah gel yang lebih sesuai dengan tipe kulit berminya kombinasi seperti saya. Too bad, ini adalah waktu dimana simulasi neraka sedang berlangsung di bumi, tipe moisturizer ini tidak lagi sesuai dengan saya. Selain tidak memberi kelembapan seperti yang dibutuhkan, rasanya agak sia-sia 😓

Saya sedang mempertimbangkan untuk mencari moisturizer tipe cream kental saat ini...ada rekomendasi? 


Serum

Produk yang menjadi andalan saya kalau berdandan adalah serum yang cepat meresap, tidak greasy dan mudah akrab dengan sunscreen dan makeup. Sekarang saya masih mempunyai sisa dari serum AHA, BHA dan Hyaluronic (sudah dalam keadaan genting dan akan segera nyungsep demi tetes terakhir). Saya sudah membeli serum Mixsoon yang sedang diskon, otw ke pangkuan. 


Micellar Water & Kapas

Berhubung saya WFA dan jarang bersua mansusia lainnya, jadi micellar saya masih irit. Nothing fancy, saya pakai apa saja yang sedang diskon, untung nih, kulit saya sejauh ini ramah banget sama semua merek micellar water. Kapas, saya picky!


Suncreen

Tampaknya, saya akan kembali pada Skin Aqua yang sesuai dompet dan lumayan cocok dengan saya. Sayang sekali Biore dan Khalis tidak berjodoh dengan kulitku, berasa lengket, berat, sumuk dan kusam.


Eyecream

Dalam hidup ini, kamu akan bertemu hal yang kamu sukai dan sesuai, tapi semua tergantung pada keberuntunganmu untuk mendapatkan mereka kembali. Keberuntungan dalam hidup saya salah satunya adalah mendapat eyecream dari Innisfree Jeju Lava yang tabung biru.

Harganya kurang lebih IDR 500.000 dan tidak masuk Indonesia. Tidak hanya saya belum mampu membelinya, produk tersebut sepertinya hanya khayalan saya belaka karena setelah saya koar-koar, banyak yang tidak pernah mengenal eyecream terhebat dalam hidup saya ini.

Alternatif lain adalah Lacoco. Namun karena saya frugal, saya sedang menggunakan Velcara yang ekonomis sayangnya tidak banyak membantu 😓



Daftar Makeup Untuk Skin Minimalism




Makeup mungkin adalah trigger utama saya burnout dulu karena lelah liat shade lipstick/lipcream/liptint yang sebenarnya hampir mirip semuanya 😂 

Paling beda mungkin di tekstur tapi itu tidak selalu banyak berbeda, kok. Jadi saya cuma punya:


Foundation

Makeup item yang paling punya love & hate relationship dengan saya adalah foundation. Kenapa? Karena sangat sulit menemukan shade saya yakni FAIR NEUTRAL. 

Tone ini bukanlah hal yang langka, tapi foudation untuk shade ini sangat langka disini baik local or international brands. Akhirnya saya menemukannya di BLP N10. Aduh, saya sempat jadi obsesi dan pasti akan repurchase lagi. Barbie lelah bertualang mencari yang sesuai & kena PHP.


Lipstick/Lip Cream/Lip Tint/Lip Gloss /Lip Balm



Produk yang paling digemari semua wanita dibumi adalah ini dan yang paling bikin para cowok sejagat raya heran; semua lipstik kalau tidak merah, ya pink 😂

Jadi saya punya sisa endorsement yang masih bisa dipakai, produk bibir merek lokal yang rupanya tokcer dan 2 Revlon yang lagi trending; Rum Raisin dan Chocolate Velvet, diselingi dengan beberapa sisa lainnya yang tidak banyak, untuk gonta-ganti sesuai my moody episode. 


Bedak

Saya punya loose powder dari Looke, Dear Me Beauty dan Innisfree (untuk touch up minyak). Looke yang saya beli November 2022 kemarin sangat bagus. DMB sudah mau berakhir. Yearp. 


Pensil Alis dan Eyeliner

Dikarenakan, saya bukan tipe ngalis dan paham eyeliner, saya memutuskan membeli produk yang murah dan ada BPOM-nya saja...ahahaha iya, yang penting ada aja dan bisa dipakai..


Blush On

Masih mengandalkan produk endorsement dan gift, asalkan shade-nya pas di tone kulit saya dan membuat saya sedikit terlihat lebih hidup dan bukannya pucat pasi, pasti saya pakai.


Eyeshadow

Jikalau semua makeup item di satukan, mungkin eyesdahow adalah hal terakhir yang saya urutkan padahal ini adalah item krusial untuk mata saya yang dead inside dan cepat terlihat lelah akan hidup ini. 

Maka dari itu, saya masih menggunakan Ettude Eye Palette yang sudah...saya miliki sejak...jaman Raja Ali Haji (shout out to my local legend!)...dan 2 dari Allglows (must try kalau kamu suka mono color eyeshadow tapi liquid). Happy, saya suka apa yang saya punya dan pas (walau kadang tetiba pengen palette baru yang entah kenapa padahal saya tidak butuh).


Skincare dan makeup adalah 2 hal yang lebih saya tekankan dalam skin minimalism saya. Bukan karena saya sepele pada hari dan body care. Malahan, saya sempat stress dan fokus pada rambut rontok saya yang nyaris membuat saya frustasi. 

Perawatan rambut saya saat ini sangat basic; shampoo gel dari Evoluderm yang lagi diskon (yes!), conditioner juga Evoluderm, shampoo anti ketembe khusus kalau lagi kumat dan sisa hair oil yang akan segera tandas.

Body care saya juga simple, cuma Perfect 10 Vaseline untuk mengatasi kulit gradakan yang kumat, lotion Evoluderm untuk harian dan super ringan, deodorant, liquid soap & set odol + brush.

Tentu saja tidak lupa parfum yang tinggal botol-botol mungil tester yang mulai berkurang dan 3 botol full size yang akan segera bye-bye. 






Cukup sederhana, toh? 

Kalau saya sih, iya, jika dibandingkan dengan waktu saya sebelum burnout dan muak. Skin minimalism membuat fokus saya kembali, yakni ingin menggunakan apa yang sesuai dengan kebutuhan kulit saya.

Walau nih, passion saya untuk mencoba beauty product dan berbagi pada pembaca masih belum pulih, tapi skin minimalism membuat saya menyadari kalau saya juga butuh rehat dan memalingkan wajah dari gempuran gemerlap kecantikan saat ini.

Istirahat dan reset begitu, ceunah.

Pikiran saya rehat dari semua gimmick dan hype karena walau bagaimanapun, saya tidak akan bisa menyamakan langkah saya dengan semua itu. Saya belajar untuk tidak terpaku pada hal itu.


Pokoknya saya menikmati waktu ini dimana saya lebih mindful dan menghargai kulit serta apa saya punya dan mampu. Semoga kamu, para pembaca siluman Ann Solo memahami maksud tulisan saya ini...wkwkwkwkwk


Kalau kamu juga tertarik melakukan skin minimalism, yuk, bagikan komentar kamu di kolom dibawah (walau tidak ada yang komen dan saya hanya ngomong dengan layar laptop) 😓









Kamis lalu saya dan rekan seperjuangan, Novie, berkunjung ke klinik kecantikan di kota Pekanbaru. Namanya Dr.Beaute. Sudah lama banget terakhir kali saya melakukan perawatan di klinik kecantikan. Mungkin tahun 2018? 2019? 


Anyway, jujur saja saya agak anxious karena perawatan terakhir saya kurang menyenangkan. Tapi ternyata klinik Dr.Beaute Pekanbaru itu tempatnya bersih (penting banget, ya), lalu ruang perawatannya juga hanya diisi oleh 3 sekat.



Jadi tidak ada tuh, kasur berjejeran sampai lebih dari 5 sebelahan tanpa sekat. 



Kenapa saya menekankan hal ini, karena saya tidak suka ‘saling lihat-lihatan’ sebelahan sama orang asih pas muka lagi kulik-kulik..



Oya, sebelumnya saya sudah tahun Dr.Beaute ya, tapi baru kali ini datang coba perawatan facial mereka.




Pengalaman Peeling Whitening Facial di Dr Beaute






Berbeda dengan beberapa klinik kecantikan yang pernah saya coba sebelumnya, disini ada dokter khusus yang membantu kamu untuk konsultasi lebih dulu. Jadi tidak ujug-ujug datang, langsung ambil paket ya. 



Itu yang saya suka dari Dr.Beaute, karena permasalahan kulit kita akan di check lebih dulu, baru deh, akan disesuaikan dengan perawatan yang pas. 



Karena oh karena, saya sudah ‘tua’ dan punya banyak masalah kulit seperti yang kemarin dibilang dokter, kulit saya mempunyai bekas-bekas jerawat. Ini disebut juga dengan acne scar.







Wajar sih ya, di umur segini kulit saya banyak melalui permasalahan hidup…apalagi dulu waktu remaja, saya punya jerawat yang amat parah, bengkak besar, merah, sampai saya bilang jerawat bisul. Mana sampai ke leher dan punggung, lagi.



Meski jerawat saya tidak separah waktu masih muda, tapi semua itu meninggalkan 2 jenis acnes scar yakni PIH (Post Inflammatory Hyperpigmentation) dan PIE (Post Inflammatory Erythema).



Dokter menyarankan saya mencoba Peeling Whitening Facial untuk membantu mengikis dan mencerahkan kulit saya yang ada dark spots-nya ini. 



Layaknya facial di klinik, pertama jelas wajah saya dibersihkan dari makeup yang saya pakain. Lalu beauty therapist akan memberikan pijatan di wajah untuk membantu relaksasi. 



Sebagai orang yang aslinya kurang menggemari pijatan (iya, saya dari dulu segan dipijat orang), ini adalah pijatan yang menyenangkan, bahkan di pijat sampai ke kepala.



Pasti step ini akan banyak digemari pelanggan, karena pada dasarnya banyak yang menggemari pijatan. 






(Serius, must try banget facial disini, pijatannya top banget).



Kemudian mbak therapist akan melakukan suction, itu lho, ada alat berupa tabung yang akan menyedot minyak di wajah kita.  Baru dilanjutkan dengan step yang biasanya membuat orang menangis mengenang masa muda: ekstraksi komedo.



Padahal saya sudah biasa ekstraksi komedo dari kapan tahun, tapi memangnya, selain bikin kulit jelek, komedo itu juga susah di depak dari muka. Namun, hasilnya memuaskan…meski memang membuat kamu berlinangan air mata..



Semriwing dingin...pengen maskeran terus..




Lanjut, dokter akan datang dengan ramuan istimewa, yakni ramuan untuk peeling. Sebelumnya dokter dan therapist sudah memberi tahu semua step dan efek dari pemakaian peeling yakni, akan ada tingling sensation alias geli-geli gatal dan sedikit perih.



Wow, memang iya.



Peeling yang dioleskan di wajah harus di diamkan selama 20 menit sebelum langkah  terakhir yaitu pakai masker. Ini mungkin step akhir yang paling iyes untuk cuaca heat wave seperti sekarang. 



Sayang banget, foto dan video sebelum facial tidak begitu bagus, tapi ini hasilnya. Bare face ya, kliatan banget dah semua PIE dan PIH saya..namun udah terlihat bersih sehabis peeling




Berupa masker bubuk yang dilarutkan dengan air dingin, begitu masker menyentuh kulit saya, langsung berasa…nyeesss…adem banget. Oya, kalau kamu menderita panic attack, anxiety atau phobia khusus, dikarenakan ini masker di juga akan diratakan sampai mata, mungkin kamu bisa meminta mba therapist untuk mengosongkan area tertentu. Dalam kasus saya, mata.



Yearp, itulah tadi proses perawatan wajah saya yang bisa dibilang menyenangkan dan tepat sesuai kebutuhan kulit saya. Jangan lupa perawatan lanjutan yakni krim khusus yang harus saya oleskan selama 2 hari karena sesuai dengan paket perawatannya, maka kulit saya akan mengalami regenerasi.


Beauty therapist saya mengatakan kalau kulit saya akan mengelupas tapi jangan kuatir, karena itu adalah proses yang wajar. Stay calm and lather the cream, girl.




Review Dr Beaute dan Promo Menariknya








Jikalau saya harus menjabarkan pengalaman saya, maka poin-poin berikut ini bisa juga kamu pertimbangkan untuk mencoba perawatan disini:



  1. Bersih 

TBH, saya paling greget kalau liat klinik kecantikan tidak bersih dan malah kelihatan dark, berat dan sesak. Dr Beaute sepertinya punya standard tertentu karena mulai dari ruangan front office, hingga handuk yang mereka pakai, semuanya bersih. 100 point for Dr Beaute.



  1. Kasur khusus individual

Ya memang sih, setiap pelanggan pasti di kasur khusus bukan pangku dua. Cuma asyiknya disini, dalam 1 ruangan cuma ada 3 kasur yang akan disekat dengan partisi besi berkaca. Jadi orang disebelah kamu tidak bisa mengintip. 



  1. Konsultasi dokter

Seringnya kita tidak begitu sadar tipe kulit dan permasalahan kulit kita. Dulu saya begitu juga, mana biasanya salon biasa juga kurang aware pula. Sesederhana kita sakit, ke klinik, dokter cek, baru kasih resep obat. Kan, tidak mungkin datang ke klinik bilang sakit lalu dikasih obat begitu saja.



  1. Pijatan mantul dari beauty therapist

Seperti yang saya bilang diatas, saya bisa merekomendasikan klinik ini karena adanya dukungan pijatan mantab dari para therapist profesional. Mirip pijatan mantab di Thailand (kalau pernah coba), must try banget.



  1. Banyak promo

Impian kita semua adalah facial tiap minggu, atau paling tidak sebulan 2 kali, deh. Tanpa menguras dompet, kamu bisa menggunakan banyak promo dari Dr Beaute mulai dari Rp 150.000. 




Untuk lebih jelasnya, kamu bisa click Instagram Dr Beaute , silahkan check selalu promo menariknya, ya!



Klinik Dr Beaute Pekanbaru

Jl. Pandu No.1

Simpang Tiga, Kec. Bukit Raya

Pekanbaru

Riau - 28288








Sejujurnya nih, saya burnout dalam banyak hal terutama dengan passion saya terhadap skincare dan makeup. Saking jenuhnya, selama setahun lebih belakangan ini saya nyaris menghindari apapun yang berhubungan dengan produk kecantikan.  


Sangat, sangat jenuh sampai saya menyingkirkan hampir 95% produk kecantikan yang saya punya. Selain memang, sebagai minimalis yang menderita severe anxiety, decluttering barang sangat membantu mengurangi rasa cemas dan mual. 


Sayangnya, sampai disatu titik,  begitu pengapnya, saya malah menyingkirkan barang-barang yang sebenarnya masih saya butuhkan 😓 


Itu semua terjadi di masa-masa anxiey dan manic saya sedang kumat, rasanya ingin menyingkarkan semua yang saya miliki dan hidup dengan pakaian yang saya kenakan saat itu untuk beberapa waktu ke depan 😅


Jelas tidak mungkin kan...aiyoyoyo...


Karena itu setelah semedi dan yoga sedikit (untuk meringankan tight muscles akibat anxiety yang kambuh), saya memutuskan untuk melakukan metode skin minimalism. Apa itu? Saya, menerapkan skin minimalism? Apa? Ahahahaha 


Ya, yuk simak perjalanan saya menerapkan cara hidup yang rasanya seperti opposite bagi newbie beauty blogger seperti saya dibawah ini.



Mengenal Apa Itu Skin Minimalism?




Skin minimalism adalah suatu mindset atau pemikiran untuk menerima diri dan bagaimana keadaan tubuhmu (dalam hal ini kulit di konteks kecantikan baik skincare maupun makeup)  apa adanya tetapi juga mindful terhadap produk yang kamu gunakan untuk kulitmu. 


So, kamu tidak lagi befokus dan memaksakan dirimu untuk terlihat sempuran layaknya glass skin para mbak cantik di DraKor. Kamu dengan lapang dada berpikir, contoh:


"Kulitku cantik kok, aku tidak harus menggunakan semua produk hanya untuk menghilangkan penampakan pori-pori/bekas jerawat/kemerahan/dll. Aku tidak harus beli semua beauty products yang selalu muncul bagai jamur setiap harinya agar aku juga sama update dengan manusia lainnya. I'm alright with flaws here and there."


Begitulah kurang lebih, kira-kira yaaaa...


Saya menulis ini antara ngenes dan lega, karena saya ingat perjuangan berat yang saya lalui sejak saya memahami konsep perempuan dan kencatikan, sampai di usia saya akhir kepala 3 ini. Itu perjuangan memahami diri sendiri versus image yang telah mendarah daging di masyarakat itu, berat yang bund...





Unlearned, apakah ini kata yang sesuai untuk menggambarkannya? 


Dari tumpukan beauty products, kebiasaan buruk yang mengamati trend kecantikan setiap hari, membandingkan diri yang tak seperti Song Hye-Kyo, sampai stress dengan penampakan pori, bekas jerawat yang hitam, milia, semuanya membuat hidup saya rasanya terbatasi. 


Mengurangi barang dan memilahnya hanya sesuai dengan kebutuhan saya, membuat otak dan hati saya terasa lapang (selain emang kamar jadi lebih lega). Bisa dikatakan, saya juga bangga pada pola pikir saya yang telah berubah; saya tidak lagi cemas takut ketinggalan berita kecantikan, saya tidak lagi jadi green mosnter yang mau mencoba semua produk padahal saya tidak mampu secara finansial dan kulit saya juga pasti berontak.


Intinya, rasa tamak saya untuk mengarungi semua beauty product kini berakhir...ahahaha asli lega, rasanya saya mau lari-lari nyanyi random turun pakai payung di lapangan luas seperti Marry Poppin.


Liberating and free my mind from things I thought will bring me joy and fill hollows itu sangat menyenangkan.





Ketika saya melihat ke kaca, saya melihat kulit saya dan bersyukur, bahkan merasa bersalah karena sebelumnya saya memaksakan si kulit untuk mencoba semua skincare & makeup. Gomen ne!


Saya juga menangis karena saya jadi kesal kenapa saya baru sadarnya sekarang, sih? Tapi tentu saja ini adalah waktu yang sesuai untuk saya menyadarinya..


Saya tidak lagi kesal ketika sedang jerawatan, komedoan, gradakan, saya tidak lagi kesan dan semarah itu pada kulit saya. Weirdly, saya menikmati proses ini. Saya tidak lagi merasa malu untuk ketemu orang ketika saya punya jerawat. 


Even so, saya masih belum bisa menerima kalau mata saya terlihat dull...aduh, ini mata serasa tidak punya sinar kehidupan, dead inside kata orang, tapi emang mata saya dari lahirnya yang begini...mari berdamai...berdamai...


Masih dalam proses panjang untuk menerima kekurangan diri seutuhnya, tapi yang jelas, skin minimalism sangat membantu saya melihat apa yang benar-benar saya butuhkan dan tetap menjaga fokus saya.


Baca Juga     :     PRODUK YANG SUDAH TIDAK DIBELI LAGI SETELAH JADI MINIMALIST



Belajar Mengkurasi Produk di Skin Minimalism




Dihitung-hitung, saya sudah menyingkirkan banyak produk sejak saya memulai karir saya sebagai newbie beauty blogger full time 2018 lalu. Arus trend dan produk yang berseliweran jelas menutut mereka yang bekerja dalam industri ini juga sama cepatnya dengan tren.


Ada saja skincare yang di launcing setiap minggu, maka kami juga harus mencobanya agar pembaca juga segera tahu. 


"Brands keep on dropping, we keep on testing so then buyers can keep on buying - Ann Solo, 2023."


Tak bermaksud mengurangi rasa hormat dan terimakasih saya pada brands yang telah bekerja sama dengan Ann Solo, produk-produk yang saya singkirkan biasanya shade dari makeup yang jelas tidak sesuai dengan shade saya dan skincare yang rasanya telah cukup membantu saya.


Semua produk tersebut telah mendapatkan rumah baru dan pemiliknya juga yang memerlukan bantuan mereka. Alhamdulillah...


Berhubung artikel ini akan sepanjang kehaluan saya terhadao semua endlessly isekai male leads, maka saya akan membagi artikel ini jadi 2 bagian...takut kamu bosan bacanya, lalu pergi meninggalkan Ann Solo..😢


Baca Juga    :     TIPS MEMILIH SKINCARE UNTUK SEORANG MINIMALIST

Newer Posts
Older Posts

Ann Solo

Ann Solo
Strike a pose!

Find Ann Here!

Ann Solo Who?!

Ann Solo adalah nama pena Ananda Nazief, seorang lifsestyle blogger yang terinspirasi oleh orang- orang sekitar, perjalanan, kisah- kisah, pop culture dan issue semasa.

Prestasi:

Pemenang Terbaik 2 Flash Blogging Riau : Menuju Indonesia,
Kominfo (Direktorat Kemitraan Komunikasi) - Maret 2018.

Pemenang 2 Flash Writing For Gaza (Save Gaza-Palestine),
FLP Wilayah Riau - April 2018.

Pemenang 3 Lomba Blog Lestari Hutan, Yayasan Doktor Syahrir Indonesia - Agustus 2019.

Pemenang Harapan 1 Lomba Blog, HokBen Pekanbaru - Februari 2020.

Contact: annsolo800@gmail.com

  • Home
  • Beauty
  • Traveling
  • Entertainment & Arts
  • What's News
  • Books & Stories
  • Our Guest
  • Monologue
  • Eateries

Labels

#minimalism Beauty Books & Stories Eateries Entertainment & Arts Film Gaming monologue Our Guest parfum Review Review Parfume sponsored Techie thoughts traveling What's News

Let's Read Them Blogs

  • Buku, Jalan dan Nonton

Recent Posts

Followers

Viewers

Arsip Blog

  • ▼  2025 (1)
    • ▼  April (1)
      • Asyik, Perang Tarif, Mari Kita Beli Barang KW
  • ►  2024 (18)
    • ►  Desember (1)
    • ►  November (3)
    • ►  Oktober (2)
    • ►  Agustus (2)
    • ►  Juli (2)
    • ►  Mei (2)
    • ►  April (1)
    • ►  Februari (3)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2023 (45)
    • ►  Desember (3)
    • ►  November (3)
    • ►  Oktober (11)
    • ►  September (7)
    • ►  Agustus (2)
    • ►  Juli (2)
    • ►  Juni (4)
    • ►  Mei (6)
    • ►  April (1)
    • ►  Februari (3)
    • ►  Januari (3)
  • ►  2022 (20)
    • ►  Desember (2)
    • ►  November (2)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (1)
    • ►  Mei (3)
    • ►  April (2)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Februari (2)
    • ►  Januari (5)
  • ►  2021 (27)
    • ►  Desember (1)
    • ►  November (1)
    • ►  September (3)
    • ►  Agustus (3)
    • ►  Juli (3)
    • ►  Juni (3)
    • ►  April (1)
    • ►  Maret (5)
    • ►  Februari (3)
    • ►  Januari (4)
  • ►  2020 (34)
    • ►  Desember (6)
    • ►  November (3)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  September (5)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (2)
    • ►  Mei (3)
    • ►  April (5)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Februari (2)
    • ►  Januari (4)
  • ►  2019 (34)
    • ►  Desember (2)
    • ►  November (3)
    • ►  Oktober (3)
    • ►  September (1)
    • ►  Agustus (4)
    • ►  Juli (2)
    • ►  Juni (3)
    • ►  Mei (4)
    • ►  April (2)
    • ►  Maret (5)
    • ►  Februari (3)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2018 (56)
    • ►  Desember (2)
    • ►  November (5)
    • ►  Oktober (5)
    • ►  September (3)
    • ►  Agustus (5)
    • ►  Juli (14)
    • ►  Juni (6)
    • ►  Mei (6)
    • ►  April (5)
    • ►  Maret (5)

Find Them Here

Translate

Sociolla - SBN

Sociolla - SBN
50K off with voucher SBN043A7E

Blogger Perempuan

Blogger Perempuan
Blogger Perempuan

Beauty Blogger Pekanbaru

Beauty Blogger Pekanbaru

Popular Posts

  • Review Axis-Y Toner dan Ampoule - Skincare Baru Asal Korea
    Sejak beberapa tahun kebelakangan ini kita telah diserbu oleh tidak hanya produk Korea baik itu skincare dan makeup, tetapi juga ...
  • Review Loreal Infallible Pro Matte Foundation
    Kalau dulu saya hanya tahu dan penggemar berat Loreal True Match Foundation sejak zaman kuliah, ternyata Loreal juga mengelua...
  • 2019 Flight Of Mind
    Cheers! Time flies indeed, terlebih lagi di zaman sekarang ini dan saya yang sudah mulai lupa sehingga semua terasa cepat. 2019...
  • Kampanye No Straw Dari KFC
    Kampanye No Straw Movement. Kemarin saya dan seorang teman berjanji untuk bertemu di KFC terdekat dan sambil menunggunya datang, saya ...
  • (Pertandingan Terakhir Liliyana Natsir Sebelum Pensiun) Dukung Bersama Asian Games 2018
    Hari ini berita yang cukup mengecewakan muncul di TV ketika saya dan Tante sedang makan siang dirumah: Liliyana Natsir akan menggantung...
  • Review Lip Balm 3 Merek - Nivea, Himalaya Herbals dan L'Occitane
    Dulu sekali, sebelum kenal dengan lipstick seakrab sekarang, saya dan   lip balm adalah pasangan yang kompak. Tidak hanya mengatasi ...
  • Review Sunblock Biore & Senka
    Oh my! Sekali lagi saya merasa bersalah 'menelantarkan' blog ini karena akhir bulan lalu saya mempunyai pekerjaan baru ya...
  • Review - Sakura Collagen Moisturizer
    Pertama-tama, saya hanya mau menginformasikan bahwa ini adalah artikel review yang sebenarnya sudah lumayan telat terlupakan oleh kek...
  • Review AXIS-Y Cera-Heart My Type Duo Cream
    Sudah lam aterakhir kali saya memakai cream moisturizer tipe konvensional, alasan utamanya adalah kondisi iklim di kota saya...
  • Review Lipstick Maybelline Superstay Ink Crayon
    2020 dimulai dengan racun lipstick terbaru dari Maybelline yang datang dengan Super Stay Ink Crayon yang sebenarnya sudah saya nant...

Created with by BeautyTemplates | Distributed by blogger templates